Mohon tunggu...
Yosephin Hamonangan Pasaribu
Yosephin Hamonangan Pasaribu Mohon Tunggu... Penulis - A girl who loves to talk to herself🙋‍♀️

Walking, thinking and looking, writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Semua "Punk" Berlaku Kriminal

23 Februari 2018   16:51 Diperbarui: 23 Februari 2018   17:09 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stereotipe masyarakat terhadap 'kelompok marjinal' ini sepertinya sudah bisa ditebak. Mungkin sebagian dari Anda kurang menyukai kelompok ini. Sekelompok orang bertato, tindik baik di telinga maupun hidung dan rambut mohawk sudah menjadi ciri khas mereka. Ketika Anda melihat mereka, pasti terlintas antara kebencian dan ketakutan dalam diri kita. Bagi masyarakat, kelompok punk ialah mereka yang bertindak kriminal dan menjadi biang kerok tindak anarkis.

Bagi saya, sudah saatnya Anda melihat mereka dari sisi lainnya. Berhentilah untuk menilai kelompok Punk dari tampilan dan perilaku. Punk berbicara tentang pemuda yang menganggap pemberontakan dan kehidupan jalanan sebagai elemen penting dalam kehidupan mereka. Punk dianggap menjadi wadah untuk mengekspresikan kebebasan melalui musik, penampilan dan pergerakan. Begitulah inti buku England's Dreaming: Anarchy, Sex Pistols, Punk Rock and Beyond (1992) yang ditulis oleh Jon Savage.

Jika Anda pendengar lagu-lagu Punk coba pahami liriknya. Saya ambil contoh salah satu lagu Band Punk Rock asal Indonesia, The Sabotage. Lagu mereka berjudul "No Peace Today, No Life Tomorrow" bercerita tentang memerangi ketidakadilan. 

Punk diidentikan dengan keinginan untuk meraih kebebasan. Ya, 'kelompok marjinal' ini meraih kebebasan dengan tindak anarkisme. Menurut saya, mereka berdiri karena melihat keadaan atau suatu hal yang bagi mereka itu menyimpang. Dilansir dari CNNIndonesia, Punk menjalankan praktik politik sesuai kedaulatan individu. Jadi, anarki bagi mereka adalah pergerakan tanpa ada yang memerintah kecuali hati nurani yang berbicara. Anda harus mengingat bahwa mereka berkedudukan sama dengan masyarakat lainnya.

Perpustakaan Rumah Kata (cnnindonesia.com)
Perpustakaan Rumah Kata (cnnindonesia.com)

Sisi positif yang bisa diambil dari tindak anarkis punk ialah keinginan mereka untuk mewujudkan kehidupan masyarakat tanpa penindasan. Terlihat sudah bahwa kelompok punk memiliki semangat memperjuangkan hak-hak kemanusiaan. Mungkin Anda sering melihat kelompok punk bergabung dengan masyarakat marjinal. Ya, dari sana mereka menunjukkan peran mereka sebagai katalisator.

Memulai dan mengubah sesuatu dari bawah. Ya, itulah mereka. Seperti yang dilakukan Komunitas Punk Taring Babi di Jakarta yang membangun komunikasi dan berbagi dengan masyarakat kecil. Mereka menyalurkan bakat menyablon atau desain grafis, mengajarkan fotografi, dan membuka Kursus Bahasa Inggris "Equality Class". Komunitas Punk di Jogjakarta juga membuka sebuah perpustakaan "Rumah Kata". Aktivitas yang mereka lakukan berupa 'pengajian buku' yang nantinya membahas buku bersamaan dan dibaca secara bergantian.

Setiap hal yang Anda atau orang lain lakukan selalu mempunyai dua sisi. Jadi sebelum menilai ada baiknya kita lihat sisi lain dari keburukan yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun