Mohon tunggu...
Yose Hendra
Yose Hendra Mohon Tunggu... -

Ah aku ini siapalah, belum ada apa²nya dan belum pantas buat Autobiografi... Interaksi dg aku, ya lewat e-mail aja (yosehendra85@gmail.com) (www.doktorbencana.wordpress.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Rambay

20 Agustus 2010   21:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta tidak selamanya bertepuk sebelah tangan. Si Rambay begitu yakin akan hal itu. Meski tidak tau status dan asal usul si Alex, si Rambay cinta setengah mati. “Alex tiada tandingannya di kampung, dia begitu hebat dengan wajah yang aduhai, sangat bangga rasanya bisa memeluknya,” si Rambay berkhayal.

Pertemuan setengah hari tanpa meraih nomer handphone sangat menyakitkan bagi si Rambay. Si Rambai berusaha mencari tau tentang pujaan hatinya itu. Informasi terus digali dari kenalan pria itu. Alhasil, pria yang masih tampak muda itu telah berkeluarga.

Namun, langkah si Rambay pantang surut. Hatinya benar-benar telah dan hanya untuk pria itu. “Pria tampan itu akan selalu hidup dalam fantasiku,”ujar si Rambay.

Menjelang dua minggu bersitus resmi mahasiswi, si Rambay masih hunting nomer handphone pria itu. Pangeran hatinya itu akan selalu hidup dalam relung hatinya. Mungkin kehidupan di kampus kelak akan bisa mengikisnya sedikit demi sedikit.

Sejak pertemuan itu, fantasi si Rambay telah tertuju pada saat kuliah nanti. Dia yakin, pria ganteng dan tajirlah yang akan bisa mengikis cintanya pada Alex. Kecantikan yang dimilikinya adalah modal untuk meraih itu. Namanya kelak akan semakin berkibar dikampungnya karena pulang kampung sekali seminggu dengan diantar motor gede seorang pria kampus tentunya. Si Rambay semakin membuat iri gadis-gadis di kampungnya.

Orang tuanya pun akan semakin bangga. Anaknya begitu hebat dalam bergaul dan menjadi idola banyak orang. Anaknya yang baru saja kuliah telah berhasil menggaet laki-laki kaya adalah buktinya.
Orang tuanya yang membuka warung di kampung itu akan bisa berbangga untuk bercerita pada pengunjung warung. Anaknya telah di pinang oleh seorang anak pejabat mungkin akan selalu jadi modal untuk bercerita.

Hayalan si Rambay adalah sebuah fenomena bagi gadis-gadis kampung ketika menyandang status mahasiswi. Mereka adalah korban culture shock. Berpakaian yang biasanya rok berubah menjadi jeans ketat dengan kaos bermerek sophie martin.

Tampil gaul itu butuh modal. Kalau kelihatan ingin cantik, caranya ya menggaet pria tajir meski wajah pas-pasan. Karena mereka adalah mesin uang. Modal untuk membeli bedak, liplos, dan tentu saja buat biaya rebonding

Gaul saat kuliah nanti adalah melewati malam di taplau, nonton setiap pergelaran konser band, dan tentunya gonta ganti cowok. Dengan cara ini perbedaan antara gadis kampung dengan gadis kota tak akan kelihatan.

Dua minggu lagi si Rambay akan berubah status jadi mahasiswi. Mungkin setelah itu, si Rambai bukan lagi gadis kampung yang polos dan lugu.

Gandaria I (20/08/2010)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun