Mohon tunggu...
Yosef Triadi
Yosef Triadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Dengan menulis, aku dapat menumpahkan perasaanku dan berbagi dengan sesama..."\r\n\r\nSebagian besar hidupku dihabiskan di tempat kelahiranku, yaitu Palembang. Selepas SMA, saya melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Teknik Informatika di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. Sampai dengan saat ini, saya masih berjuang untuk lulus.\r\n\r\nSalam sejahtera untuk semuanya :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kemilau dalam Kegelapan di Goa Cerme

12 Juni 2010   19:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:35 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_165436" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat datang di Goa Cerme"][/caption]

Ketika mendengar kata “goa”, yang muncul dalam benakku adalah sebuah lorong panjang yang entah menuju ke mana dengan suasana gelap dan dingin disertai bunyi kepakan sayap kelelawar dan tetesan-tetesan air. Kalau dipikir memang sangat menyeramkan. Walaupun begitu, bayangan tersebut menimbulkan rasa penasaran sehingga akhirnya aku memutuskan untuk menjelajahi Goa Cerme yang terletak di Dusun Srunggo, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Aku menuju ke sana bersama dengan mas dan mbakku.

[caption id="attachment_165437" align="alignleft" width="196" caption="Pemandangan di luar goa"][/caption]

Guyuran hujan bak ditumpahkan dari langit tidak menyurutkan niat kami untuk menuju ke Goa Cerme. Dengan modal melihat petunjuk yang minim dan tanya-tanya dengan penduduk sekitar, kami pun sampai di lokasi. Biaya retribusi yang harus dikeluarkan cukup murah yaitu Rp 2.750 per orang namun untuk bisa masuk ke dalam goa, kita harus didampingi oleh guide dengan merogoh kocek lagi sebesar 30 ribu rupiah. Hmmm… cukup mahal yah tapi hal ini bisa diakali dengan membawa rombongan yang banyak ketika masuk. Demi keselamatan, pengunjung dapat menyewa helm dan senter yang masing-masing dihargai Rp 5.000. Berhubung sedang kere, kami menggunakan helm yang kami bawa dan hanya menyewa sebuah senter.

[caption id="attachment_165438" align="alignleft" width="227" caption="Kemilau batuan"][/caption] [caption id="attachment_165439" align="alignright" width="225" caption="Stalaktit dan stalakmit yang menyatu"][/caption]

Bersama dengan guide, kami menyusuri goa yang gelap. Di sana kami harus rela berbasah-basahan ria dan kadang harus berjalan sambil menunduk supaya tidak terantuk langit-langit goa yang di beberapa tempat sangatlah rendah. Kami juga harus mewaspadai setiap langkah kaki kami karena jalan yang tidak rata dan tertutup dengan air. Untung saja guide yang menyertai kami selalu memberi peringatan jika kami harus menunduk atau menghindari lubang. Namun semua halangan itu tidaklah berarti dibandingkan dengan keindahan batuan yang kami lihat. Stalaktit dan stalakmit yang terbentuk sangatlah menakjubkan dan memiliki bentuk yang unik. Bahkan terdapat batuan yang terlihat berkilauan bak berlian. Kami juga menjumpai air terjun mini yang terbentuk secara alami. Hmmm… sungguh indah ciptaan-Nya.

[caption id="attachment_165440" align="alignleft" width="228" caption="Di depan sumber air zam-zam"][/caption]

Berdasarkan mitos yang dipercaya masyarakat, Goa Cerme yang berasal dari kata “ceramah” ini dulunya sering dijadikan sebagai tempat untuk membicarakan tentang penyebaran agama Islam oleh Wali Sanga. Sehingga tidak jarang jika goa yang cukup sakral ini dijadikan sebagai tempat bertapa oleh orang-orang yang percaya. Di beberapa tempat, kami juga menjumpai sesajen ataupun bunga yang sengaja ditaburkan. Uniknya, di goa ini terdapat sumber air yang diberi nama air zam-zam. Memang tanah Jawa tidak akan pernah lepas dari hal-hal yang berbau mistis, termasuk di Goa Cerme ini.

[caption id="attachment_165441" align="alignright" width="204" caption="Keunikan bentuk stalaktit"][/caption]

Jangan dibayangkan bahwa goa ini hanya memiliki satu jalur saja. Terdapat beberapa percabangan yang bisa membuat pengunjung bingung jika tanpa ada arahan dari guide. Jika salah memilih jalan, bisa saja pengunjung tersesat atau bahkan kehabisan oksigen karena ada beberapa jalur yang masih belum diketahui ujungnya. Goa ini memiliki panjang yang cukup membuat nafas kami terengah-engah. Tidak terasa sinar matahari sudah terlihat di ujung goa. Jarak sejauh 1,3 km kami tempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam. Tapi ternyata perjalanan belum berakhir karena setelah keluar dari mulut goa, kami harus berjalan kaki kembali ke tempat semula.

[caption id="attachment_165442" align="alignleft" width="188" caption="Tangga keluar dari goa"][/caption]

Raut muka kami memancarkan kepuasan dan keceriaan walaupun keluar dari goa dengan keadaan yang basah kuyup dan capek. Kami pun menyusuri jalan sambil terus berceloteh akan keindahan goa yang baru saja kami nikmati bersama. Setelah kembali dan mengembalikan senter yang disewa, kami beristirahat sejenak sambil menikmati soto yang lumayan dapat menghangatkan badan dan memulihkan tenaga.

Hari yang semakin sore memaksa kami untuk beranjak dari tempat ini. Sungguh merupakan perjalanan wisata yang tidak akan terlupakan. Di sini, kami dapat benar-benar mengagumi karya ciptaan-Nya yang sungguh menakjubkan. Semoga saja keaslian dari tempat ini terus terpelihara sehingga dapat dinikmati oleh para pencinta alam lainnya. Jangan lupa bagi teman-teman yang sedang berkunjung ke Yogya untuk tidak melewatkan kesempatan menelusuri Goa Cerme ini. It’s recommended for you…!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun