Mohon tunggu...
Yosefina Safira Intan
Yosefina Safira Intan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Senang menulis puisi. Siapa tau dibaca kamu, mereka dan diriku di masa depan. Suku Manggarai, Flores. Saat ini lagi berkelana dengan tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Dari Kaluna "Home Sweet Loan"

25 November 2024   13:03 Diperbarui: 25 November 2024   13:12 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Poster Film Home Sweet Loan (Sumber: Tangkapan Layar Instagram Home Sweet Loan))

Salah satu film yang saya nonton dua kali di Bioskop. Film ini menceritakan dan berfokus pada kaluna anak bungsu atau anak bontot. Tapi siapa sangka, point of view Kaluna ternyata sangat dekat di banyak kalangan.

Hampir semua penonton menangis ketika film ini ditayangkan, saya sendiri melihat langsung ketika di Bioskop. Suara tarikan ingusan karena menangis dan suara tepukan dada karena sangat menyakitkan.

Setelah keluar dari teater, biasanya akan ke toilet dan di sana banyak juga saya lihat matanya bengkak termasuk saya sendiri. 

Home sweet Loan, menyajikan cerita keluarga dan pertemanan. Bagaimana Kaluna yang memiliki ambisi untuk membeli rumah untuk dirinya, di sisi lain dia harus mensampingkan kesenangannya. Kaluna yang hanya sebagai pegawai kantoran harus memilih hemat untuk bisa menabung rumah impiannya.

Sebenarnya saya punya pertanyaan sendiri, apakah dengan membeli rumah sendiri, akan damai jika jauh dari keluarga ? Tapi ternyata keputusan Kaluna ini sangat benar, bagaimana rumah bukan lagi rumah untuknya.

Sebagai anak bungsu, Mungkin Kaluna tidak terima atas keputusan sepihak dari Ibu atau kakak-kakanya.  Kaluna yang selalu sedia membantu memenuhi kebutuhan rumah seperti beli pulsa listrik dan kerelaan lainnya.

Perasaan-perasaan Kaluna  seperti marah, kesal, cape dan sedih sebagai penonton turut merasakan . Namun, di sisi lain film ini memberikan sisi yang berbeda, seperti Kaluna yang memiliki pertemanan yang cukup baik. Mereka saling mendukung dan saling memberi kebahagiaan. 

Kaluna yang mungkin kurang tenang di rumah, tetapi di luar ia senang karena ada teman-temannya. Mungkin kita juga demikian, punya teman-teman yang menyenangkan sehingga merasa tidak sendirian. 

Saya  bahagia atas ending dan kemasan film ini, sederhana namun menyentuh. Soundtrack dalam film ini memberikan efek yang cukup besar bagi saya, lagu-lagu dari idgitaf dan Salma salsabil yang ternyata menambah kesan sedih.

Sedihnya dapat, romancenya dapat dan tidak lebay, lalu endingnya yang hangat.  Tentunya sebagai keluarga seharusnya saling menerima dan memaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun