Sekilas tentang Pak Ahok dan Kepemimpinannya
Siapa yang tidak kenal dengan sosok fenomenal Basuki Tjahaja Purnama, hingga saat ini namanya telah mendengung ke seluruh negri, karena beliau memiliki karakter yang luarbiasa, dan karakter tegas dan penuh keikhlasan yang ia miliki pun hampir jarang ditemui di planet bumi ini.
Beliau yang akrab disapa Ahok ini lahir di Manggar, Belitung Timur tepatnya pada 29 Juni 1966. Berikut ini sekilas cerita tentang Pak Ahok dari sebuah buku yang berjudul: “Surat Dari & Untuk Pemimpin” (Menjadi Indonesia-Tempo Institute).
Pada Tahun 1995 beliau sempat terpikir pergi keluar negri setelah pabriknya ditutup karena melawan pejabat yang sewenang-wenang. Tapi ayahnya melarang. Orangtuanya malah mengingatkan, suatu hari nanti rakyat akan memilihnya untuk memperjuangkan nasib mereka. Benar saja, pada Tahun 2003 beliau bergabung dengan Partai Indonesia Baru (PIB), dibawah kepemimpinan Dr. Sjahrir (alm.). Ia mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2004-2009. Pada tahap berikutnya, ia mencalonkan diri dalam pemilihan Bupati Belitung Timur, dan keluar sebagai pemenang. Jabatan Bupati pun diemban beliau sepanjang 2005-2010. Selama dipercaya sebagai pimpinan di daerah tersebut, beliau menegakkan prinsip sederhana yang sangat tegas yang tidak bisa ditawar-tawar, yakni: “jika kepala lurus, bawahan tak berani bengkok”.
Perlu kita ketahui bahwa di awal masa pemerintahannya, 95% anggota DPRD berseberangan dengannya. Mereka mengancam tak mau membahas anggaran. Dan yang terjadi adalah beliau berkukuh, “jika tidak mau membahas, tak usah dibahas. Saya gunakan anggaran tahun lalu, kalian semua tak bisa gajian”. Esoknya pimpinan DPRD mendatangi beliau dan mengajak berdamai.
Alhasil, beliau bisa memasukkan anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan pembangunan sesuai dengan visi dan misinya. Dengan bawahannya pun beliau berprinsip sama; “Tegas dan Tanpa Kompromi”. Setelah terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, mendampingi Pak Joko Widodo kala itu, beliau meminta Wakil Presiden Boediono mengubah mekanisme tender proyek infrastruktur yang boros. Menurut beliau, selama ini mekanismenya berbelit, prosesnya panjang, banyak uang habis hanya untuk jasa konsultan, yang sebenarnya bisa untuk menyejahterakan rakyat. Dan kini beliau telah didaulat menjadi pemimpin untuk Jakarta Sang Ibukota, beliau pun tidak berhenti menyerukan kebenaran dalam memperjuangkan masa depan negri.
Seruan Iba dari Pak Ahok
*Berikut ini merupakan isi dari sebuah surat beliau untuk generasi muda Indonesia:
“AYO BERPOLITIK”
Anak muda harus berani berpolitik. Lebih jelasnya, generasi muda harus berani menjadi politikus. Politikus seperti apa? Politikus yang jujur, bersih, dan melayani. Politikus yang berjuang untuk keadilan sosial, bukan untuk kekuasaan dan kekayaan.
Ada banyak orang yang tidak suka berpolitik tapi suka mengkritik dari luar. Harus diingat bahwa di negara yang sedang mencari jati diri dan berkembang, seperti Indonesia, politik adalah pilar utama perubahan. Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa berpolitik itu adalah suatu keharusan. Mengkritik dari luar sangat baik, tetapi masuk dan berjuang di dalam sangatlah penting dan krusial. Bahkan sudah menjadi keharusan. Hari ini kita tahu bahwa pada umumnya politikus, yang seharusnya menjadi pelayan, sudah “budek” (tuli).