KKN TIM I UNDIP 2021/2022
Oleh : Yosefany Dinda Olivia -- Faktultas Teknik, Prodi S1 Teknik Sipil, Universitas Diponegoro
Semarang (7/02/2022) -- Di Kecamatan Genuk ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD, sudah terdapat 3 kasus DBD dan salah satunya berada di Kelurahan Kudu, Upaya yang paling efektif untuk pencegahan DBD adalah melakukan pemutusan mata rantai penularan.Â
Pengetahuan tentang penyakit DBD serta pencegahannya menjadi hal yang penting diketahui oleh masyarakat terutama dalam lingkup keluarga.Â
Pengetahuan merupakan salah satu domain dari perilaku kesehatan, dimana pengetahuan menjadi dasar terbentuknya tindakan/upaya pencegahan terkait DBD.Â
Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup nyamuk. Keberadaan jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian deman berdarah dengue (DBD). DBD merupakan penyakit pada daerah tropis dan subtropis yang disebabkan oleh virus dengue. Masyarakat Kelurahan Kudu khususnya ibu -- ibu PKK melakukan PJN (Pencarian Jentik Nyamuk) dan PSN (Pembasmian Nyamuk) pada bak penampungan air warga yang terbuka. Melihat kondisi ini Mahasiswa KKN Undip melakukan edukasi dengan adanya edukasi bahaya DBD dan desain struktur tandon ini warga yang ingin menggunakan tandon untuk mengurangi penyebaran DBD dapat mengunakan desain ini.
Adanya kegiatan PJN dan PSN yang dilakukan setiap hari Jumat dengan pendampingan Mahasiswa KKN Undip yang juga menjelaskan penyebab terjadinya DBD dan dampak jika terkena DBD dapat membuka pikiran masyarakat Kudu ini sendiri.
Pada kesempatan ini Mahasiswa KKN Undip berfikir bagaimana cara untuk mengurangi penyebab terjadinya DBD yaitu dengan cara beralih dari bak kolam biasa menjadi tandon air yang tertutup. Dengan melihat keadaan masyarakat Kudu dan mengutarakan ide tersebut banyak masyarakat yang setuju dengan ide ini.
Beberapa hari setelah penyampaian ide tersebut Mahasiswa KKN Undip membuat desain struktur tandon air menggunakan Baja L dan juga membuatkan Rencana Anggaran Biaya. Kemudian Mahasiswa KKN Undip melakukan sosialisai secara door to door untuk menyampaikan hasil desain tersebut.
Pak Budi mengatakan, "Alhamduilah mbak sebenernya saya juga ingin menggunakan tandon air namun bingung penempatannya, dengan desain yang mbak buat yang tidak memakan tempat dan juga biaya yang cukup pas di kantong saya ini sangat bermanfaat dan membuat saya semakin yakin untuk beralih menggunakan tandon air."
Harapannya setelah ini banyak masyarakat Kelurahan Kudu yang beralih dari kolam tampung air terbuka menjadi tandon air, agar dapat mengurangi penyebaran jentik -- jentik nyamuk yang sering bersarang di kolam air terbuka. Sehingga masyarakat Kelurahan Kudu terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H