Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Simak 10 Nasehat Paus Fransiskus di Tahun 2025

16 Januari 2025   19:31 Diperbarui: 16 Januari 2025   19:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesan Paus Fransiskus (sumber:IG Paroki Santo_ Yosep_Fakfak)

https://www.threads.net/@arryhilarion83/post/DEU8Y_ZhBb0.

Ke-10 Nasehat atau pesan moral penting dari Paus Fransiskus sebagai peringatan bagi umat manusia memasuki tahun baru 2025 yang tentu saja penuh tantangan dan perjuangan, adalah sebagai berikut:

1.  Tidak Bergosip

Paus Fransiskus tahu betul sifat dasar manusia adalah hidup bersama, dan salah satu kecendrungannya adalah suka bergosip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gosip artinya obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; atau pergunjingan. Sedangkan kata 'bergosip' berarti melakukan  gosip. Maka Paus menasehatkan agar tidak bergosip artinya tidak bercerita negatif tentang seseorang. 

Gosip adalah salah satu ancaman terbesar bagi keharmonisan sosial. "Gosip merusak ikatan sosial, meracuni hati, dan tidak menghasilkan apa pun," kata Paus Fransiskus.

2.  Tidak Membuang Makanan

Paus Fransiskus mengecam budaya membuang makanan di tengah dunia yang kian konsumeristis. Ia mengatakan bahwa mereka yang membuang makanan sama dengan mencuri makanan orang-orang miskin.

Kata Paus Fransiskus, "Kakek-nenek kita biasa menasehatkan agar jangan membuang makanan sisa. Konsumerisme telah membuat kita terbiasa menyisakan makan setiap hari dan kita gagal melihat nilai sejatinya. Membuang makanan sama dengan mencuri dari meja mereka yang miskin dan kelaparan." 

Karena itu Paus menasehatkan kita keluarga-keluarga masa kini untuk tidak membuang makanan atau menyisakan banyak makanan di piring dan membuangnya. Sementara di luar sana ada banyak orang yang tidak memiliki makanan untuk dimakan karena banyak sebab.

3.  Luangkan Waktu Bersama Keluarga

Paus tahu betul bahwa pengaruh kemajuan teknologi informasi, menyebabkan manusia dilanda penyakit individualisme. Karena alasan kesibukan, bahkan suami istri tak punya waktu untuk bersama. Meskipun mereka duduk bersama namun masing-masing dengan kesibukannya sendiri. Melalui teknologi, mereka dapat mendekatkan yang jauh, tetapi justru menjauhkan yang dekat. 

Karena itu Paus berpesan khusus kepada keluarga-keluarga masa kini untuk meluangkan waktu untuk bersama keluarganya. Hal itu ditegaskan dalam  Amoris Laetitia, "Suatu persekutuan keluarga yang dihayati dengan baik merupakan jalan sejati pengudusan dalam kehidupan sehari-hari yang dipakai Tuhan untuk membawa mereka kepada puncak persatuan." (AL.no.316).

4. Belanja Barang Sesuai Kebutuhan

Hedonisme telah melanda umat manusia. Karena itu Paus Fransiskus menasehatkan umat manusia untuk berbelanja barang sesuai kebutuhan saja dan tidak menumpuknya di rumah yang dapat menjadi sampah. Paus mengingatkan agar selalu mengingat orang lain. Banyak orang tidak punya apa-apa untuk berbelanja. Karena itu kita tidak oleh menumpuk banyak barang di rumah, hanya karena kita mampu.

5.  Bantu Orang yang Berkekurangan

"Kita mesti menjadi orang Samaria yang murah hati", kata Paus. Memberi bantuan pada waktunya terutama kepada mereka yang berkekurangan. "Kita semua harus saling membantu." 

6. Berhenti Menyalahkan Orang Lain

Telah menjadi kebiasaan manusia jaman sekarang yakni saling menyalahkan. Karena itu Paus meminta kita untuk berhenti menyalahkan orang lain, dan melakukan introspeksi diri. 

Sebelum menghakimi orang lain, sebaiknya kita bercermin diri terlebih dahulu, bagaimana diri kita sendiri. Kata Paus Fransiskus, penghakiman itu milik Allah sendiri, jadi jika kita tidak ingin dihakimi, maka kita tidak boleh menghakimi orang lain.  

7.   Bersahabat dengan Mereka yang Tak Sepaham

Paus menasehatkan kita agar bersahabat dengan mereka yang tidak sepaham dengan kita. Dalam pesannya, Paus Fransiskus menegaskan bahwa cinta sejati harus ditandai dengan rasa hormat yang mendalam terhadap semua orang, terlepas dari ras, keyakinan, atau perbedaan lain yang mungkin memisahkan kita.  

8.   Punya Komitmen, Selalu Konsisten dan Setia

Paus menekankan pentingnya tiga kata kunci: komitmen, konsisten, dan setia.  Komitmen artinya bertanggung jawab. Konsisten artinya tetap pada pendirian, tidak berubah-ubah dan taat azas, dan teguh pada pendirian (setia). Menurut Paus, di zaman yang berubah kadang kita sulit menemukan orang yang memiliki komitmen, konsisten dan setia. Orang mudah dibeli, dibelokkan, dan lari dari tanggungjawab dalam hal iman dan moral.

9. Selalu Bersandar dan Berdoa kepada Tuhan

Paus mengingatkan umat manusia agar tidak menggantungkan hidupnya pada dirinya sendiri. Sebaliknya selalu bersandar pada kekuatan Tuhan. 

Bagi Paus, doa adalah nafas iman, seruan yang keluar dari hati orang-orang yang percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Menurut Paus, meskipun manusia mampu melakukan banyak hal, namun memiliki keterbatasan. Sebab kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan. Kunci untuk mendapatkan berkat Tuhan adalah doa.

10.  Selalu Bergembira

Kitab Amsal, "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang" (Ams 17:22).  Paus Fransiskus menekankan pentingnya kebahagiaan hidup. Dan itu ditunjukkan melalui hal-hal yang sederhana, seperti sepak bola, menonton Piala Dunia, di mana bersama-sama bergembira. Hilangkan rasa duka dan lara. Sekali lagi kata Paus, gembira adalah obat bagi tubuh dan terutama jiwa.

Bagaimana Kita Menghidupi 10 Nasehat Ini

Pesan-pesan Paus Fransiskus ini kelihatannya sangat-sangat simple, namun rupanya cukup sulit untuk mencapainya. 

Pesan-pesan tersebut kiranya dapat diejawantahkan dalam hidup beragama maupun juga dalam kehidupan bermasyarakat. 

Pesan-pesan itu ditujukan kepada semua umat manusia, kepada semua kelompok usia baik anak-anak, muda-mudi, maupun orang dewasa, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.

Tentu saja yang paling penting adalah menghayati sungguh-sungguh setiap pesan agar membawa manfaat dan berkat bagi kehidupan kita, baik di dunia ini maupun di akhirat.

Semoga bermanfaat.

Atambua: 16.01.2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun