Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Makan Bergizi Gratis, antara Makanan dan Sekolah Bergizi

8 Januari 2025   10:43 Diperbarui: 8 Januari 2025   13:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa SD GMIT Manumuti, Kabupaten Kupang, NTT, saat menikmati makanan bergizi gratis, Senin (6/1/2025). (Yufengki Bria/detikBali)

Program Makan Bergizi Gratis: Antara Makanan dan Sekolah Bergizi

Pernahkah Anda membayangkan betapa senangnya anak-anak bisa menyantap makanan bergizi yang gratis usai masuk liburan Natal dan Tahun Baru? Tentu yang saya maksudkan adalah anak-anak di kampung yang senin kamis untung-untungan bisa menikmati makan bergizi. Begitu mendengar bahwa hari Senin, 6/1/2025 Kick Off Makan Bergizi Gratis yang menjadi program favorit Prabowo- Gibran, mereka yang selama ini Senin Kamis masuk sekolah, kini hadir dengan sendirinya karena motivasi MBG.

Program MBG dirancang untuk memastikan anak-anak di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang sangat membutuhkan mendapatkan asupan gizi yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran mereka di sekolah.

Merilis setneg.go.id, tujuan dari program Makan Bergizi Gratis ini adalah untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dengan memastikan adanya pemenuhan kebutuhan gizi bagi seluruh masyarakat.  Sebab asupan gizi yang seimbang dan cukup akan menghasilkan generasi yang sehat dan cerdas sehingga tidak mengalami stunting atau penyakit lainnya.

Program Makan Bergizi Gratis ini pada tahap awal akan dilaksanakan pada 190 titik yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Program ini akan dilaksanakan hingga menjangkau semua anak sekolah di seluruh Indonesia.

Makanan Bergizi

Tubuh kita sangat membutuhkan makanan yang bergizi. Konsumsi makanan bergizi setiap hari sangat diperlukan untuk memenuhi asupan nutrisi sehari-hari. Ada beragam pilihan makanan bergizi yang sebenarnya mudah ditemukan di sekitar kita dan harganya pun relatif terjangkau.

Di dalam tubuh kita, makanan yang masuk akan mengalami proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Selain menjadi sumber nutrisi dan energi bagi tubuh, rutin mengonsumsi makanan bergizi juga dapat memberikan banyak manfaat, antara lain: meningkatkan kekebalan tubuh, memperkuat otot dan tulang, menurunkan risiko penyakit kronis, melancarkan pencernaan, dan mempertahankan berat badan ideal.

Menurut Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2023, data per provinsi menunjukkan bahwa terdapat gap yang cukup besar antar wilayah, dengan prevalensi stunting terendah sebesar 7,2% dan tertinggi sebesar 37,9%. 

Dari 38 provinsi di Indonesia, sebanyak 15 provinsi memiliki prevalensi stunting di bawah angka nasional. Lima provinsi dengan prevalensi stunting terendah yaitu Bali (7.2%), Jambi (13.5%), Riau (13.6%), Lampung (14.9%), dan Kepulauan Riau (16.8%), Sedangkan masih ada 18 provinsi yang angka stuntingnya di atas angka nasional. Tiga provinsi yang memiliki prevalensi stunting paling tinggi di Indonesia adalah: Papua Tengah (38,4%), Nusa Tenggara Timur (37,9%), dan Papua Pegunungan (37,3%).

Mengapa angka stunting menjadi ukuran untuk pemberlakuan pemberian makan bergizi gratis? Karena justru yang menjadi soal di sini adalah makan makanan bergizi . Gizi yang baik merupakan kunci utama untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan produktif. 

Anak-anak yang mendapatkan asupan gizi yang baik dan seimbang sejak dini mulai dari dalam kandungan ibu mempunyai peluang yang lebih besar untuk tumbuh dan kembang dengan baik. Anak yang sejak kecil telah mendapatkan asupan gizi yang baik tentu akan memiliki daya tahan tubuh yang kokoh, dan mencapai potensi yang maksimal dalam belajar.

Sebaliknya kurangnya gizi dalam makanan yang dikonsumsi akan membawa dampak yang serius dalam pertumbuhannya, mulai dari stunting sampai dampak jangka panjang yaitu rendahnya tingkat kecerdasan dan selanjutnya kurang produktivitasnya.

Itulah sebabnya melalui program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat memenuhi kembali kekurangan gizi akibat konsumsi makanan kurang bergizi dari keluarga anak-anak sekolah. 

Beberapa data survei BPS NTT terkait konsumsi makanan di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah sebagai berikut:
Jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi penduduk NTT adalah beras (14,25%), nasi campur/rames (2,44%), ikan segar lokal (1,47%), dan gula pasir (1,42%).
Konsumsi makanan bergizi lebih baik umumnya di masyarakat perkotaan, seperti daging ayam, dan ikan. Konsumsi tahu dan tempe di NTT rata-rata sekitar 0,1 kg per kapita sebulan.

Maka penilaian konsumsi pangan merupakan salah satu metode untuk mengetahui status gizi perorangan atau kelompok. Sebab makanan sehat dan bergizi memiliki nilai gizi seimbang dan mengandung nilai gizi yang esensial untuk tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, kalsium, serat, dan air. 

Apabila dalam hal konsumsi di keluarga dan nilai-nilai gizi seimbang ini tidak dipenuhi, maka dapat dipastikan anak-anak akan mengalami stunting dan penyakit lainnya. Dengan demikian sudah pasti juga akan mempengaruhi kemampuan dan kecerdasan anak di sekolah.

Sekolah Bergizi

Adanya program makan bergizi gratis di sekolah patut kita hargai dan didukung agar menjangkau semua anak di seluruh Indonesia supaya pada waktunya anak-anak, termasuk di IndonesiaTimur bisa keluar dari persoalan stunting dan kebodohan.

Program makan bergizi gratis senilai 10 ribu rupiah yang akan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan pada masa kepemimpinan Prabowo-Gibran kiranya bisa memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak-anak sekolah kita.

Namun pertanyaannya adalah akankah program ini berkelanjutan setelah 5 tahun? Apakah yang akan terjadi terhadap anak-anak sekolah setelah 5 tahun ini, semuanya masih tanda tanya. 

Kalau anak-anak hanya diberi makanan bergizi saja akankah dengan sendirinya mereka akan menjadi pintar, kalau tidak dibarengi dengan pendidikan dan sekolah yang bergizi?

Karena itu, program makan bergizi gratis ini sebaiknya dibarengi atau diberikan juga dengan pemberian sekolah bergizi gratis. Harus diakui bahwa banyak sekolah kita 'tidak bergizi.' 

Apa maksudnya? Berdasarkan data mutu pendidikan kita, pada tahun 2018, nilai IMP (Indeks Mutu Pendidikan) Indonesia secara agregat adalah 0,6617, yang berarti mutu pendidikan di Indonesia berada pada kategori sedang. Pada tahun 2023, Indonesia berada di peringkat 67 dari 203 negara di dunia.

Nah, untuk itu diharapkan pemberian makan bergizi gratis diimbangi juga dengan upaya menuju sekolah bergizi. 

Bagaimana Menciptakan Sekolah Bergizi

Menurut Kompas.id, yang dimaksudkan dengan sekolah bergizi adalah perpaduan antara sekolah sehat dan pembelajaran siswa yang optimal di sekolah. Dalam hal ini pemerintah hendaknya mengupayakan agar di sekolah-sekolah yang telah melaksanakan program makan bergizi gratis juga menerapkan pembelajaran yang 'bergizi' yang optimal di sekolah.

Dengan demikian diharapkan setelah 5 tahun pertama pelaksanaan program MBG anak-anak sekolah kita terbebas dari stunting, dan mengalami peningkatan mutu pendidikannya.

Kedua, karena program MBG hanya akan berjalan 5 tahun dan atau bila dilanjutkan oleh Presiden berikutnya paling-paling hanya 5 tahun kedua dan tidak akan berlaku selama-lamanya, maka kepada anak-anak juga diberikan pelajaran atau sekolah gizi. Sekolah gizi ini dimaksudkan mencakup pengetahuan tentang gizi, upaya pengolahan makan bergizi, dan cara-cara mendapatkan bahan makanan bergizi.

Diharapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mengintegrasikan hal tersebut ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia sehingga menjadi program yang berkelanjutan termasuk isi kurikulumnya. 

Hasil dari sekolah gizi itu bisa menjadi bekal bagi anak-anak yang telah menikmati makan bergizi gratis itu sehingga kelak ketika mereka sudah berkeluarga atau berumah tangga, pengalaman dan pengetahuan itu mereka praktikkan dan tularkan kepada anak-anak mereka.

Dengan demikian program MBG bukan hanya berguna dan bermanfaat bagi anak-anak sekarang ini tetapi juga bagi generasi sesudah 5 tahun ke depan. Anak-anak bukan hanya menikmati enaknya makan bergizi gratis, tetapi terus menceritakannya kepada anak-anak dan cucu mereka.

Jadi dengan pemberian makan bergizi gratis ini fisik anak-anak dikenyangkan, tetapi dengan sekolah bergizi, kecerdasan anak-anak ditingkatkan karena otak mereka dipenuhi dengan sekolah gizi. ***

Atambua: 08.01.2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun