Dampak Perubahan Iklim Terhadap Turunnya Populasi Kerbau Timor
Dampak Perubahan IklimÂ
Perubahan Iklim global berdampak pada berbagai sektor kehidupan. Perubahan itu menghantam berbagai sumber penghidupan masyarakat manusia. Tidak terkecuali ternak peliharaan mereka termasuk kerbau.
Baru-baru ini sebuah penelitian mengungkap populasi kerbau di Timor anjlok karena adanya perubahan iklim tersebut.Â
Boleh dibilang bahwa di Nusa Tenggara Timur, perubahan iklim sangat terasa pada mata pencaharian penduduk, khususnya kehidupan penduduk akar rumput, yaitu para petani peternak, termasuk populasi kerbau di pulau Timor.
Bagi masyarakat akar rumput di pulau karang ini, ternak sapi dan kerbau merupakan dua ternak besar yang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat.
Dari generasi ke generasi, warga petani dan peternak Timor sangat akrab dengan tugas sebagai gembala sapi dan kerbau. Mereka menggembalakan sapi dan kerbaunya di padang penggembalaan yang terdiri dari savana rumput dan belukar.Â
Hutan kecil yang diselingi dengan padang rumput. Di sana ada juga sungai dan kali kecil dengan sedikit air yang cukup untuk menjadi kubangan sapi dan kerbau.
Biasanya ternak-ternak itu setelah merumput dan kenyang, mereka mencari sumber air yang dekat, sekedar untuk minum dan berbaring. Namun, kini populasi kerbau Timor pun mulai anjlok seiring perubahan iklim yang terjadi.
Mungkinkah perubahan iklim itu berdampak pada anjloknya populasi kerbau di pulau Timor ini? Tulisan ini mencoba menelusuri untuk menemukan dampak perubahan iklim dan sebab-sebab anjloknya populasi kerbau di pulau Timor ini.
Populasi Kerbau TimorÂ
Secara umum, populasi kerbau di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya sebesar 3%.
Jika tidak ada perhatian dari pemerintah, maka populasi kerbau di Indonesia berpotensi terancam punah.