Tetapi dia juga adalah manusia surgawi karena yang ia layani itu bukan hanya manusia tetapi Tuhan. Ia harus berjuang untuk membawa semakin banyak manusia menuju Tuhan.
Untuk menjadi manusia surgawi, seorang imam tidak perlu harus menjadi malaikat. Tetapi dengan Sensus Fidei, Perasaan Iman yang ia miliki, seorang imam membawa dan menghantarkan umat yang ia layani untuk memiliki iman di bumi dan kelak diselamatkan di dalam surga.
Peristiwa Tahbisan Imam Hari Ini
Meskipun di tengah guyuran hujan lebat, umat tak bergeming sedikit pun. Mereka dengan penuh semangat dan antusiasme menjemput ke-10 orang calon imam baru dari Emaus Pastoral Center sejauh 8 kilometer menuju Atambua, ibukota kabupaten Belu di perbatasan RI-Timor Leste.
Dengan diiringi drum band dan tarian likurai serta tarian Hedong dari Keluarga besar Lamaholot.
Pada hari tahbisan ini yang akan dimulai tepat pukul 09.00 WITA, rombongan para imam, Uskup dan para calon imam baru berarak dari Atambua Titik Nol yang berada persis di depan Gereja Katedral Atambua.Â
Dengan diiringi koor paduan suara Immaculata dan paduan suara Maranata dengan kekuatan 150 orang anggota menggema membahana memeriahkan tahbisan imam baru hari ini.
Semua rombongan para imam konselebran mengenakan kasula dan stola merah, tanda kemartiran yang akan menjadi kekuatan untuk seluruh perjalanan imamat para imam baru.
Seluruh umat Keuskupan Atambua dengan penuh sukacita merayakan peristiwa iman ini dan mendoakan agar ke-10 hamba Tuhan itu setia menjalankan tugas imamat dan panggilannya hingga kekal.
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek" (Ibr 7: 17).
Atambua: 30.11.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H