Karena itu untuk menilai kinerja suatu organisasi secara bermakna dalam hal ini organisasi atau lembaga gerejani perlu melakukan kegiatan-kegiatan berupa pengumpulan data komprehensif tentang dimensi perilaku, sikap, ekonomi, fungsional, dan strukturalnya. Demikian pun harus ada pendekatan-pendekatan yang terpadu, mulai dari komunitas umat basis, paroki, dekanat, dan keuskupan.
Dekanat Malaka melakukan Evaluasi dan Perencanaan
Untuk menilai kinerja pastoral selama tahun 2024, paroki-paroki yang tergabung dalam Dekanat Malaka, di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan kegiatan evaluasi kinerja secara terpadu bertempat di pusat dekanat yaitu Betun, ibukota kabupaten Malaka, pada hari Kamis, 14/11-2024.
Evaluasi yang dilakukan dalam semangat sinodalitas itu terlebih untuk membangun sikap dan kesadaran pastoral sebagai pelayan pastoral yang terpanggil untuk melayani umat dengan segala tenaga, waktu dan pikirannya.Â
Melalui evaluasi kinerja pastoral dapat diketahui kelemahan-kelemahan baik oleh umat maupun oleh hirarki dalam hal ini para imam sebagai pastor paroki atau kepala wilayah teritorial.
Setelah menemukan adanya kelemahan atau masalah yang dihadapi, lalu bersama-sama mencari dan menemukan semacam solusi melalui perencanaan pastoral untuk menjawabi masalah pastoral baik secara teritorial maupun kategorial.
Evaluasi kinerja pastoral pada akhirnya harus bermuara pada refleksi yang mendalam "Sejauhmana kegiatan-kegiatan kita berdampak pada kehidupan iman umat yang kita layani?"
Evaluasi kinerja pastoral harus berdampak pada perubahan karakter dan mind set Tuhan sendiri. Maka seperti diskusi yang terjadi antara Sang Guru dengan pemilik pohon ara yang tidak berbuah, pemilik pohon ara tidak putus asa, tetapi selalu memiliki harapan atau asa bahwa suatu waktu pasti akan terjadi perubahan.
Maka, ia berkata: "Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah, jika tidak, tebanglah dia! Â (Luk 13:8-9).
Dan kita sebagai pekerja-Nya tidak boleh cepat puas atau bahkan sombong karena berhasil, tetapi kita hendaknya membangun sikap sebagaimana diajarkan sang Guru:
Demikianlah juga kamu: Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu,
hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan! (Luk 17: 10).