Ujian Nasional Antara Ada atau Tidak Ada, Perlu Jalan Tengah
Hari masih pukul 04.30. Ernesto sudah dibangunkan dari tidur oleh ibunya.
"Ayo bangun, hari sudah pagi!"
"Berdoa dan cepat mandi!"
Begitulah perintah sang ibu kepada putra bungsunya saban pagi.
Ernesto kini sedang duduk di bangku kelas VIII pada sebuah sekolah menengah pertama swasta di kota Atambua. Saban pagi Ernesto bersama beberapa temannya menumpang mikrolet dari Nenuk menuju Atambua. Kira-kira sepuluh kilometer, perjalanan jauhnya.
"Apakah kamu selama ini pernah terlambat masuk sekolah?" tanya ayahnya.
"Tidak pak, kami selalu tiba beberapa menit sebelum masuk sekolah," jawab Ernesto kepada ayahnya.
Ayahnya merasa senang karena anaknya belum pernah terlambat, artinya tidak mendapat hukuman atau panggilan menghadap bagi orang tua karena siswa terlambat masuk sekolah.
"Ini bapak, nilai midsemester dari Ernesto. Tidak ada catatan khusus untuk anak bapak, terimakasih ya pak," kata wali kelas kepada ayah Ernesto.
"Bagaimana perkembangan anak saya di sekolah bu?" tanya ayah Ernesto kepada ibu wali kelasnya.