Kebiasaan Mentraktir Teman Sekantor Makanan pada Saat Resign atau Hari Ulang Tahun Menjadi Pelajaran Berharga
Sekedar Pengantar
Ya. Ini kebiasaan di kantor kami yang tidak seberapa banyak karyawan. Kebiasaan itu berupa mentraktir teman-teman sekantor pada Hari Ulang Tahun yang bersangkutan.Â
Namun seiring perkembangan dan kemajuan, mungkin juga termasuk besaran gaji maka kebiasaan itu mulai berkembang dan berubah. Kalau beberapa tahun silam, biasanya teman yang merayakan ulang tahun kelahiran mentraktir teman-teman dengan donat.Â
Tetapi sudah beberapa tahun terakhir ini, mulai meningkat. Bukan lagi donat, tetapi bakso atau bahkan nasi bungkus alias nasbung. Kalau Kompasiana bertanya kepada kami apakah setuju dengan kebiasaan yang mulai dianggap wajar ini terjadi setiap ada teman resign dari kantor atau bagi kami teman merayakan ulang tahun?
Ya. Memang kalau ditimbang-timbang si sebenarnya yang harus mentraktir itu adalah teman yang tetap di kantor bukan yang di resign atau yang bukan berulang tahun, karena dia hanya seorang yang harus pergi atau yang berualng tahun. Tapi kenyataannya demikian, sudah menjadi kebiasaan. Â
Alasan yang Bersangkutan Sendiri yang Mentraktir Teman-Teman
Sampai saat ini belum ada cara lain yang dipikirkan atau dirancang bersama untuk menggantikan kebiasaan itu. Mungkin karena adanya berbagai pertimbangan, antara lain sebagai berikut:
1. Â Yang bersangkutan (Yang Berulang Tahun) Mengungkapkan Rasa Syukur
Sesuai tradisi ketimuran seharusnya orang lebih banyak yaitu yang bukan akan di resign atau yang merayakan ulang tahun yang harus mentraktir seorang yang akan di resign atau yang berulang tahun. Namun ternyata sebaliknya. Bagi yang akan di resign atau yang berulang tahun tidak merasa berkeberatan untuk mentraktir teman-teman karena semata-mata ia mau mengungkapkan rasa syukur atas kebersamaan selama ini pada satu kantor atau syukur karena telah diterima dalam satu komunitas dan boleh merayakan ulang tahun bersama-teman-teman sekantor. Jadi ungkapan syukur itulah yang diwujudnyatakan dalam bentuk donat atau bakso atau nasi bungkus.
2. Â Sudah Menjadi Kebiasaan Setempat
Kebiasaan setempat atau kebiasaan di kantor yang sudah dipraktekkan bertahun-tahun. Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan kadang sulit untuk dirubah. Biasanya membutuhkan waktu dan tokoh berpengaruh untuk bisa merubah kebiasan tersebut. Karena itu kalau sudah menjadi kebiasaan, lakukanlah itu selama masih bisa dipertahankan.
3. Â Orang Lain Tidak Mau Berkorban
Soal mau mentraktir biar satu orang saja, tapi kalau yang namanya berulang-ulang, biasanya sulit untuk dilanjutkan terus menerus. Apalagi kalau tidak ada dana tetap atau berupa iuran untuk itu. Orang lain tidak mau berkorban terus menerus pada saat ada anggota yang mau di resign atau yang berulang tahun. Maka di sini dibutuhkan adanya semangat dan kerelaan untuk berkorban bagi orang lain.
Bagaimana Mengusahakan Cara yang Lain
"Di mana ada kemauan di situ ada jalan," demikian pepatah lama mengajarkan. Semua praktek yang telah dilakukan selama bertahun-tahun tentunya tidak langsung jadi seperti itu, tetapi butuh proses. Sebab benarlah bunyi pepatah lama itu. Kalau kita ada kemauan selalu pasti ada jalan untuk itu.
Maka, apakah ada cara lain untuk menggantikan kebiasaan lama itu , di mana orang yang akan di resign atau yang berulang tahun bukan dia sendiri yang mentraktir teman-temannya, tetapi justru seharusnya teman-temannya yang mentraktir sebagai bentuk terima kasih dan perpisahan.Â
Demikian pun yang berulang tahun seharusnya teman-teman sekantor yang mentraktir dia seorang juga sebagai tanda syukur atas kebersamaan kita.
Mari kita memikirkan bersama-sama cara-cara lain untuk mengungkapkan syukur dan kebersamaan dengan teman yang hendak di resign atau yang berulang tahun.Â
Cara-cara baru seperti berikut ini:
1. Â Membangun rasa solidaritas dan kerelaan berkorban
Kata Albert Schweitzer (1875-1965), "Langkah pertama dalam evolusi etika adalah rasa solidaritas dengan manusia lain." Demikian pun untuk mengupayakan sesuatu atau untuk melakukan revolusi terhadap sesuatu kebiasaan, diperlukan rasa solidaritas dan adanya kerelaan berkorban. Tanpa itu mustahil terjadi.
Kalau kita mau merubah kebiasaan atau praktek tradisi dari ditraktir teman yang di resign atau yang berulang tahun, kepada kebiasaan baru, kitalah yang harus metraktir teman yang akan di resign atau yang berulang tahun, kita pertama-tama harus terlebih dahulu membangun rasa solidaritas dan kerelaan berkorban di antara teman-teman sekantor. Kalau semangat ini sudah dikobarkan, percayalah apapun yang kita mau rencanakan secara baru pasti akan terlaksana.
2. Â Menyediakan dana atau iuran bersama di kantor untuk perayaan event seperti ini
Setelah membangun rasa solidaritas yang kuat di antara teman-teman sekantor untuk mentraktir teman pada saat resign atau ulang tahun, kita dapat mengupayakan adanya dana bersama atau iuran di kantor.Â
Ada dua cara di sini, yakni dana yang disiapkan dari kantor, misalnya dari menghemat biaya, mendapat bantuan dari pihak lain. Dan cara yang kedua adalah dengan mengumpulkan iuran wajib setiap bulan untuk menghendel acara-acara seperti resign atau hari ulang tahun.
3. Â Mengganti menu Donat dengan Bakso atau Nasbung
Apabila kedua trik di atas dapat dipraktekkan untuk menggantikan kebiasaan lama itu yang rasanya kurang etis bila orang yang di resign atau yang berulang tahun yang harus mentraktir teman-teman yang lain, maka perlu dipikirkan juga cara terbaik menggantikan menu donat dengan bakso atau nasi bungkus.
Seperti kebiasaan yang telah kami lakukan di kantor kami yang hanya terdiri dari 12 (duabelas) orang itu, setiap bulan bertepatan dengan hari ulang tahun seorang teman, kami ditraktir dengan makan bakso atau membeli kami nasi bungkus.Â
Selain donat atau pizza yang mungkin lebih mahal atau sulit ditemukan terutama di kampung-kampung maka baiklah digantikan dengan bakso atau nasi bungkus yang mudah diperoleh dan lebih murah harganya.
Jadi yang diutamakan dalam traktir mentraktir itu bukan jajanan yang mahal harganya, tetapi rasa solidaritas dan persaudaraan yang diutamakan.
Salam dan semoga bermanfaat.
Atambua, 08.11.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H