Perubahan Pola Pikir Menjadi Penyebab Turunnya Angka Pernikahan
Sajian Data BPS
Di era modern ini, terjadi pergeseran paradigma terkait dengan institusi pernikahan, khususnya di kalangan anak muda. Tidak sedikit dari mereka yang menunda atau bahkan menolak untuk menikah.
Apa yang berubah dalam pandangan para generasi muda kita tentang pernikahan itu? Apakah bagi mereka menikah itu tidak diperlukan lagi?
Sebelum kita membahas tentang alasan semakin menurunnya angka pernikahan dari tahun ke tahun, terlebih dahulu kita sajikan di sini data dari Badan Pusat Statistik tentang tren penurunan angka pernikahan di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, angka pernikahan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang drastis, yaitu:
Pada tahun 2021 total angka pernikahan sebanyak 1.742.049. Pada tahun 2022 sebanyak 1.705.348 pernikahan. Dan pada tahun 2023 hanya 1.577.255 pernikahan.
BPS menjelaskan bahwa penurunan angka pernikahan ini merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir. Bahkan BPS menjelaskan bahwa tren penurunan angka pernikahan ini sudah dimulai sejak tahun 2019, yang dipengaruhi oleh perubahan pola pikir generasi muda.
Selanjutnya CNN Indonesia mencatat bahwa berdasarkan laporan Statistik Indonesia tahun 2024, penurunan paling drastis terjadi selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2021 hingga 2023, di mana angka pernikahan di Indonesia menyusut sebanyak 2 juta.
Penurunan angka pernikahan itu terjadi hampir di semua daerah di Indonesia. Propinsi DKI Jakarta sendiri mengalami penurunan pernikahan nyaris mencapai 4 ribu. Sedangkan di Propinsi Nusa Tenggara Timur sendiri pada bulan Januari 2023 hanya tercatat 156 pernikahan.
Mengapa Terjadi Perubahan Pola Pikir pada Generasi Muda Mengenai Pernikahan
Menilik tren penurunan angka pernikahan di Indonesia dari tahun ke tahun yang sudah dimulai dari tahun 2019 hingga kini semakin mendesak bagi kita untuk mengungkap alasan di balik penurunan yang drastis itu.
Badan Pusat Statistik Nasional menjelaskan bahwa tren penurunan angka pernikahan ini sudah dimulai sejak tahun 2019 yang dipengaruhi oleh perubahan pola pikir generasi muda mengenai pernikahan.