Real Food, Gaya Hidup Sehat, dan Hari Pangan Sedunia 2024
1.  Real Food
Bagi mereka yang hidup di kampung, istilah real food merupakan sesuatu yang baru. Namun sesungguhnya mereka sudah mulai mengonsumsi makanan-makanan yang tergolong real food itu. Â
Mereka sudah biasa mengonsumsinya sejak kecil. Karena memang yang ada di sekitar mereka tinggal hanyalah real food. Bila real food didefinisikan dengan "makanan asli yang berasal dari alam, baik nabati maupun hewani, dan tidak atau sedikit diproses."Â Makanan real food biasanya segar, organik, dan bebas dari tambahan bahan kimia, pemanis buatan dan pengawet.
Mengacu pada definisi real food di atas, maka hampir sebagian besar makanan yang mereka konsumsi sejak kecil hingga sekarang adalah makanan asli, bukan junk food atau fast food.
Real food itu dapat dimakan secara langsung atau dimasak dengan kematangan yang pas. Contohnya: daging sapi, daging ayam, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, sayur mayur, buah-buahan, dan biji-bijian.
Bagi kami dan mereka yang tinggal di kampung atau kota-kota kecil seperti di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua mengkonsumsi real food itu sudah biasa.Â
Hal ini tentu berbeda dengan saudara-saudara yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, Bogor,Tangerang, Bandung, dan Surabaya yang selalu berjumpa dengan junk food dan fast food.
Sementara mereka atau kami yang tinggal di kampung, hanya butuh waktu tidak lama untuk mendapatkan ikan segar yang belum diolah bahkan belum kena air es; telur ayam kampung yang langsung diambil dari sangkar. Demikian sayur-sayuran yang segar yang langsung dipetik di kebun di pekarangan rumah, tanpa pengawet dan pemanis buatan dan lain-lain.
Maka tentu saja pilihan untuk menyajikan real food jadi makanan utama di rumah untuk keluarga hendaknya diperbiasakan.Â
Untuk itu ajakan Kompasiana kepada para Kompasianer untuk mengonsumsi real food bagi kami merupakan ajakan untuk back to nature. Karena makanan-makanan real food umumnya adalah makanan alamiah.Â
Namun tidak berarti bahwa kita tidak boleh berhati-hati dan berwasangka, karena saat ini pengaruh penggunaan pestisida dan pupuk kimia telah menyebabkan banyak sayur-sayuran, daging, dan buah-buahan telah terkontaminasi sehingga tidak alamiah banget lagi.Â