Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Baca dan Akun Fufufafa

22 September 2024   22:12 Diperbarui: 23 September 2024   03:53 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Manfaat Membaca /Diskerpus.Kab. Badung

BEBERAPA WAKTU TERAKHIR INI, sebuah akun kaskus bernama Fufufafa boleh dikatakan menghebohkan jagat maya kita. Konon akun Fufufafa dikabarkan mengejek dan menghina banyak tokoh terkenal Indonesia termasuk Presiden terpilih  Prabowo Subianto.

Konon khabarnya setelah usut punya usut ternyata diduga pemilik akun kuskas itu adalah Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden terpilih Indonesia. Lho, ada apa ini?

Menurut Okky Madasari  dalam Halte, Jawa Pos (Sabtu, 21 September 2024) celetukan dan perkataan-perkataan Gibran melalui akun Fufufafa merefleksikan seseorang yang rendah moral dan rendah intelektualitas yang paralel dengan pengakuannya yang tidak suka membaca.

Ini mengingatkan lagi dalam sebuah video lama yang beredar luas baru-baru ini, Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dengan terang terangan mengaku bahwa ia tidak gemar membaca buku.

Bahkan ia juga menyebutkan bahwa di keluarganya tidak ada budaya membaca buku. Wah, ini tentulah sebuah pernyataan yang konyol, boleh dikatakan demikian.

Lagi-lagi menurut Okky Madasari, pernyataan Gibran ini sebuah pernyataan langka di era di mana pemimpin seharusnya menjadi contoh masyarakat dalam mencintai ilmu pengetahuan. Telah kita ketahui bersama bahwa salah satu sumber Ilmu pengetahuan adalah buku.

Pada hal di sebuah perpustakaan tua yang sudah didirikan para misionaris Eropa pada era tahun 1950 di sana terpampang tulisan indah dan bersejarah  "Buku adalah Gudang Ilmu, Membaca adalah Kuncinya!"

Ya. Saat ini bangsa Indonesia sedang giat-giatnya mengkampanyekan  literasi membaca dan menulis. Tapi bagaimana hal itu terjadi jika pemimpin yang mengkampanyekan literasi itu ternyata bukan seorang literator?

Atau bahkan pemimpin kita justru tidak mengkampanyekan literasi, tetapi justru yang lain yang bertentangan dengan itu! Dan harap ini tidak terjadi!

Setahu saya, karakter para pemimpin bangsa kita mulai dari Soekarno hingga Ma'ruf Amin adalah tokoh-tokoh yang mencintai literasi. Ya, tentu mereka suka membaca sehingga mereka bisa fasih berbicara di depan umum. Termasuk pada waktu melakukan siaran pers. Sebab kemampuan berbicara dan menulis jelas membutuhkan intelektualitas.

Jangankan menulis, seorang pemimpin yang tak punya intelektualitas tidak akan sanggup melayani pertanyaan-pertanyaan langsung dari para wartawan yang menyerbu dan akan mengganggap tidak penting segala bentuk adu pemikiran.

Maka bangsa Indonesia jangan heran jika kemudian keluar ungkapan-ungkapan atau jawaban-jawaban para pemimpin kita baik dari dalam mobil atau ketika diserbu wartawan, jawabannya 'Ya ndak tau kok tanya saya', atau "Ya udah tanya sana", atau "udah-udah jelas to", dan lain-lain. Hal ini karena sang pemimpin tidak memiliki perbendaraan kata dan kemampuan menjawab pertanyaan. Lagi-lagi karena tidak memiliki kebiasaan membaca.

***

Membaca adalah proses memahami isi dari apa yang tertulis, yang dilakukan dengan cara melihat dan melafalkan.

Membaca juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh makna dari cetakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca adalah melihat, serta memahami isi dari apa yang tertulis.  Membaca juga adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui atau meramalkan, serta memperhitungkan, atau memahami.

Membaca sebenarnya merupakan sebuah aktivitas yang spontan. 

Menurut Guntur Tarigan (1985), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan yang ditulis.

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki budaya baca atau kebiasaan baca, akan spontan membaca jika ada buku di depannya atau ketika ada tulisan didepan matanya.

Orang yang memiliki kegemaran atau hoby membaca, kapan saja  dan di mana saja, sering disebut sebagai "Kutu Buku".

Namun kadang orang melihat "kutu buku' secara negatif  yaitu orang yang sangat gemar membaca buku sehingga kurang memperhatikan pergaulan atau penampilannya.

Kita berharap sebaliknya, seorang yang 'kutu buku' selalu terlibat dalam pergaulan sehinga dapat menceritakan kembali apa yang dibacanya atau mentransferkan sejumlah pengetahuan yang dibacanya dalam bentuk karya-karya tertentu.

Ada beberapa manfaat yang dapat kita petik dari kebiasaan atau budaya membaca itu sendiri, yakni: mengembangkan pengetahuan; memperluas wawasan seseorang dalam berpikir dan mengungkapkan pikirannya; meningkatkan kemampuan berpikir kritis; dan mengasah ketrampilan berkomunikasi.

Kiranya dari ke-4 manfaat membaca tersebut setiap orang dapat mengambil salah satu atau semua manfat itu demi kehidupannya. Dengan demikian, menghidupkan budaya atau kebiasaan membaca merupakan tugas dan tanggung jawab kita demi masa depan bangsa, apalagi itu seorang pemimpin atau pejabat negara.

***

Kembali ke akun fufufafa dan budaya literasi yang telah disinggung di bagian depan tulisan ini bahwa seharusnya itu menjadi kampanye kita bersama, yaitu:

1)   Apapun nama akun yang dimiliki entah itu milik pribadi atau organisasi, sebaik-baiknya dipergunakan untuk menebarkan kebaikan dan budaya kehidupan. 

Tidaklah dibenarkan menggunakan akun pribadi kita untuk menyerang pihak lain. Akun Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka atau Wakil Presiden terpilih kita hendaknya dibersihkan dari berbagai macam serang menyerang secara negatif.

Karakter seperti ini sama sekali jauh dari seorang bijaksana dan sama sekali tidak mencerminkan seorang yang dapat menjadi pemimpin, palagi pemimpin bagi bangsa yang besar dengan ratusan juta rakyat dengan tradisi wakil presiden seperti Hatta, Adam Malik, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Ma'Ruf Amin.

2)   Budaya Baca telah menjadi budaya dan habitus semua orang terpelajar karena benarlah apa yang selalu dikatakan "Tidak ada orang terpelajar yang tidak pernah membaca. Dan tidak ada orang yang memiliki kebiasaan membaca yang tidak terpelajar". Maka kalau ada seorang pejabat negara yang mengatakan bahwa tidak ada budaya baca dalam keluarganya, itu sebkutuuah kekeliruan.

3)   Marilah kita mengkampanyekan budaya literasi membaca mulai dari keluarga, sekolah dan di tempat kerja kita untuk membantu pemerintah mensukseskan Budaya Literasi yang sudah dibiasakan mulai dari para misionaris Eropa dulu sebagai penjajah hingga kini di medan Kemerdekaan menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.

4)   Yakinlah bahwa hanya dengan membaca kita dapat membuka gudang ilmu pengetahuan dan sekaligus membuka jendela dunia. 

5)    Kepada generasi muda yang melek teknologi informatika "janganlah membuka akun kuskas hanya untuk tujuan negatif, tetapi gunakanlah keahlianmu itu untuk membangun Indonesia tercinta dengan menebar isu-isu positif untuk melawan isu-isu negatif.

Semoga artikel kecil dan sederhana ini dapat berguna bagi banyak orang.

Atambua: 22.09.2024

Sumber Bacaan:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Guntur Tarigan, 1985, Membaca Dalam Kehidupan, Bandung: Angkasa

https://deepublishstore.com/blog/pengertian-membaca

https://www.jawapos.com/halte/015112375/wapresku-tak-baca-buku

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun