Penginjil Markus melukiskan peristiwa yang dialami si tuli dan si bisu sebagai berikut:
Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik  nafas dan berkata kepadanya, "Efata!" artinya "Terbukalah!" Seketika itu terbukalah telinga orang itu, dan pulihlah lidahnya, lalu i berkata-kata dengan baik.
Terhadap pengalaman istimewa ini, Pastor Yohanes Gualbert Salu, SVD melukiskannya dalam sebuah renungan sederhana namun menarik akan peristiwa yang terjadi di tepi Danau Galilea 2000an tahun silam itu.
"Di suatu malam sebuah keluarga sedang berkumpul, dan kemudian sang Ibu berkata: "Nanti kalian jangan seperti pamanmu ya, yang mengambil lebih jatah uang milik ayahmu. Ibu sih tak sudi ketemu dia lagi..."
Mendengar itu salah seorang anaknya berkata: "Ibu.... bukankah kita harus mengasihi dan mengampuni sesama apalagi ini Paman sendiri?"
"Siapa yang mengajar itu kepadamu? Ayahmu?" tanya Ibunya.
"Firman Tuhan Bu, saya mulai membaca Kitab Suci setiap hari dan saya belajar untuk melakukannya, sedikit demi sedikit...." jawab anaknya itu.
Mendengar jawaban anaknya, sang ibu mulai terdiam, lalu Ayahnya berkata: "Lukas .... Ayah senang karena Sabda Tuhan membuat telingamu bisa mendengar, matamu bisa melihat, dan lidahmu bisa berkata-kata. Teruslah setia mendengarkan Sabda Tuhan dan Setia menjalankannya..!"
Dan...
Marilah kita mencontohi kehidupan Beato Carlo Acutis (1991-2006), Remaja Suci yang dibeatifikasi sebagai Beato pada 10 Oktober 2020, yang pernah berkata:
"Kepada Tuhan, saya selalu bisa curhat apa pun. Saya juga biasa mengeluh, bertanya dalam keheningan-Nya, dan mengatakan kepada-Nya apa yang tidak saya mengerti".
Penutup
Marilah kita berseru kepada nama Tuhan supaya membuka apapun yang menutup kita semakin dekat kepada Tuhan.