Menyikapi kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta, dan ke Dili, ibukota negara Republik Demokratik Timor Leste, umat Katolik yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur, dan daerah Timor Barat khususnya, merasa sangat bersukacita dan berbahagia.Â
Mengapa? Karena umat Katolik NTT khususnya Timor Barat mendapatkan semacam pilihan untuk mengikuti ziarah perjalanan Paus Fransiskus baik di Jakarta maupun di Timor Leste.
Umat Katolik di Pulau Timor yang meliputi 6 (enam) Kabupaten yaitu Kabupaten: Belu, Malaka, TTU, TTS, Kota Kupang, dan Kabupaten Kupang, dihadapkan dengan dua pilihan yang tentu saja sama-sama penting dan menarik.
Pertama, pilihan untuk mengikuti Misa Agung di GBK Jakarta tanggal 5 September 2024 sebagai warga negara Indonesia bersama umat Katolik dari 37 Keuskupan di Indonesia.
Kedua, pilihan untuk mengikuti Misa Agung kunjungan Sri Paus Fransiskus di Pantai Tasi Tolu, Timor Leste  pada tanggal 10 September 2024 bersama umat Katolik Negara Timor Leste sebagai saudara di dalam Tuhan.
Ada 947 lebih umat Katolik dari Nusa Tenggara Timur, khususnya Timor Barat memilih untuk merayakan Misa Agung bersama Paus Fransiskus di Pantai Tasitolu, Timor Leste.
Dari jumlah 947 umat Katolik itu 385 umat berasal dari Keuskupan Agung Kupang (KAK), dan 562 umat berasal dari Keuskupan Atambua (KA).
Pertanyaannya adalah mengapa umat Katolik Indonesia sebanyak itu lebih memilih untuk menghadiri Misa Agung di Timor Leste daripada ke Jakarta?
Ada setidak-tidaknya 5 (lima) alasan mengapa umat Katolik di Timor Barat memilih mengikuti Misa kunjungan Paus di Timor Leste, yakni:
Pertama, Adanya ikatan tali persaudaraan yang kuat antara penduduk Indonesia (Timor Barat) dan Timor Leste
Tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun telah berpisah menjadi dua negara, ikatan tali persaudaraan karena kelahiran dan keluarga antara penduduk Timor Leste dan Indonesia tidak bisa dihapuskan. Karena itu, moment kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste menjadi suatu kesempatan istimewa untuk saling mengunjungi. Karena itu uamt Katolik yang ada di Timor Barat lebih memilih untuk menyeberang sekaligus berziarah ke Timor Leste.
Kedua, Jarak yang lebih dekat