TIDAK DAPAT dipungkiri lagi bahwa banyak pasar tradisional yang ada di sekitar kita sekarang ini telah mulai banyak mengalami transformasi. Tidak jarang ada pasar tradisional yang sungguh mengalami kemajuan yang sangat signifikan, terutama pada cara menginstal dan mengemas  lokasinya sehingga sungguh berbeda dari keberadaannya yang doeloe.
Dari cara mengemas kehadirannya terlihat sangat jauh berubah dari penampilan fisik sebelumnya. Kalau dulu pasar tradisional ya memang sangat tradisional sesuai dengan nama dan artinya. Namun sekarang penampilan yang dulu hampir tidak ditemukan lagi pada kebanyakan pasar tradisional kita.
Ya seiring kemajuan jaman. Tentu saja kita senang karena tidak ada lagi lokasi pasar yang kumuh, jorok, dan jauh dari harapan kita bersama. Karena itu kita patut bersyukur dan berterima kasih karena berkat kesadaran masyarakat dan sikap tanggap dari pemerintah kita menjadikan pasar-pasar tradisional kita mengalami kemajuan yang signifikan, termasuk Pasar Tradisional yang hendak penulis angkat pada kesempatan ini yaitu "Pasar Tradisional Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara".
Keberadaan Pasar Tradisional Maubes
Namanya Pasar Tradisional Maubesi. Terletak di kecamatan Insana Tengah. Pasar ini tergolong dalam pasar mingguan, karena hanya dibuka pada setiap hari Kamis dalam minggu. Karena itu sering disebut juga Pasar Kamis. Namun karena  banyak pasar mingguan yang memilih buka pada hari Kamis, maka pasar ini lebih dikenal dengan nama Pasar Maubesi
Maubes sendiri adalah nama tempat. Berdasarkan pengertian etimologisnya, Maubes terdiri dari dua kata yaitu Mau dan Bes. Kata Mau berasal dari kata 'Na'mau' yang artinya 'kaya', dan Bes atau 'bese' yang artinya 'pisau' atau 'kuat'. Jadi maubes artinya kaya akan pisau atau kekuatan. Hal mungkin karena di tempat itu pada zaman dulu terdapat banyak orang tukang tempah pisau atau mata bajak.
Nama 'Maubes' sebenarnya merupakan nama sebuah kerajaan di Timor Barat yaitu "Maubes-Insana". Kerajaan Maubes-Insana ini daerahnya benrbentuk seperti kantong yang bermuara di Pantai Utara di Laut Sawu atau di sebut Tasifeto.
Keberadaan pasar Maubes sebenarnya gampang dilacak atau gampang didatangi karena lokasinya persis terletak di mata jalan trans Timor yaitu antara Kupang dan Atambua.
Waktu Buka Pasar
Pasar Maubes dibuka setiap hari Kamis dalam minggu. Biasanya mulai dari jam 6 pagi hingga pkl. 14.00. Namun seiring perkembangan zaman, terutama dengan adanya listrik yang menerangi pada malam hari, maka kebanyakan penjual sudah datang dan menginap di arena pasar mulai dari Rabu Malam, dan mereka baru bubar pada hari Kamis sore.
Apa Saja yang Dijual di Pasar Maubes Ini?
Kalau dulu, ketika hari pasar, menjadi kesempatan untuk orang melakukan jual beli, termasuk sapi, kambing, babi, ayam, dan aneka burung yang diperoleh di hutan. Ada juga yang menjual ayam hutan.Â
Namun seiring perkembangan zaman, hanya hewan-hewan ternak saja yang biasa dijual di pasar ini, misalnya ayam baik untuk daging maupun untuk taji. Jual babi dan kambing. Aneka burung saat ini hampir tidak ditemui lagi seiring dengan berbagai kejahatan menggunakan senjata, ketepel, dan aneka cara penangkapan burung hingga memusnakan beberapa spesies burung seperti Kakatua, Nuri, Tekukur, dan lain-lain.
Satu hal kemajuan yang dicapai oleh pasar tradisional Maubes saat ini adalah aneka kuliner yang meramaikan suasana pasar pada malam kamis yaitu ada yang menjual bakso; ada warung RW, ada juga warung Kuah Asam Ikan Wini; ada juga Tua Nakaf Insana. Ada juga yang menjual Put Laka (atau di Belu disebut Akarbilan).
Ada yang menjual Ubi Bakar; Kot Pese (penganan dari kacang hutan), dan sayur mayur.
Selain kuliner, yang diperdagangkan di pasar tradisional maubes ini adalah aneka kain tenun asli insana. Jadi kepada para pembaca dan Kompasianer yang ingin memiliki Kain Tenun Timor bermotif Insana silahkan datang pada setiap hari Kamis di Pasar Tradisional Maubes untuk membeli aneka kain tenun bermutu tinggi yang tidak akan Anda temui di tempat lain. Adapun harganya terjangkau.
Karena aktivitas perdagangan yang terjadi di pasar Maubes ini cukup ramai maka kepada masyarakat penjual atau pedagang dikenakan retribusi pasar setiap hari Kamis.Â
Dan untuk mengambil retribusi pasar, Pemkab TTU melakukan kerjasama dengan Karang Taruna Desa Maubesi melalui penandatanganan MoU Â nomor 119/33/KB/2022 dan KTM 400/315 tanggal 21 November 2022 yang isinya tentang Pengelolaan Parkir Pasar Mingguan di Kecamatan.
Hal tersebut dimaksudkan agar terjadinya saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dan pendapatan bagi Daerah Timor Tengah Utara.
Dengan demikian keberadaan Pasar Tradisional Maubes dewasa ini dapat juga direkomendasikan untuk menjadi pasar wisata, sehingga menjadi sekaligus pasar berasa wisata.
Untuk menarik para wisatawan dan pengunjung pasar, di pasar tradisional Maubes ini juga sering diadakan pertunjukan musik dan tarian tradisional Insana yang menarik berupa aneka tarian Bidu. Â
Ini semua sebagai suatu bentuk kolaborasi antara bisnis wisata dan pasar tradisional guna memperkenalkan budaya daerah kepada para pengunjung domestik dan siapa tahu mancanegara.Â
Berbagai kemajuan dewasa ini juga ikut memperkenalkan Pasar Tradisional Maubes melalui #Instagram #TikTok #Facebook #YouTube #pasarmaubesi.
Atambua, 28.08.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H