Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Makan Bersama Sebaiknya Tanpa Smartphone

13 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:31 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap komunitas atau keluarga mempunyai aturan rumah tangganya masing-masing. Aturan itu dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya, supaya mereka dapat saling berkomunikasi secara langsung dan kekeluargaan dengan lebih baik.

Topik Pilihan Kompasiana yang ini sungguh menarik. Saya katakan menarik karena sekaligus menjadi tantangan bagi kita yang hidup pada era 'seolah-olah tidak bisa hidup tanpa smartphone' dewasa ini.

Namun di tengah semakin canggihnya smartphone dari berbagai merk terbaru yang makin keren, penulis mengamati bahwa ada suatu tren di mana ada semacam 'kesadaran baru' orang mau kembali menggunakan smartphone yang simple yang hanya untuk sekedar telpon atau es em es saja.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa di kalangan millenial sampai orang tua ada juga yang sulit meninggalkan smartphone. Di segala waktu dan tempat, smartphone tidak bisa ditinggalkan. Seakan-akan smartphone adalah segala-galanya.

Lihat saja pemandangan yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika berkumpul bersama dengan anggota keluarga lainnya, terlihat orang duduk bersama, namun tiap-tiap orang asyik dengan smartphone-nya masing-masing.

Pemandangan yang sama kita temukan di tempat kerja, orang sibuk bermain smartphone. Akibatnya pekerjaan tidak bisa selesai pada waktunya atau tertunda gara-gara tangan atau mata selalu pada smartphone.

Demikian pun di banyak keluarga modern saat ini hampir-hampir tidak ada acara makan bersama, dalam arti bukan hanya makan, tetapi bercengkrama bersama, karena situasi perjamuan itu telah dibatasi atau malah dirampas oleh smartphone.

Dalam tulisan ini, saya hanya ingin mengajak para Kompasianer untuk memperhatikan tips-tips berikut agar saat makan bersama tanpa smartphone. Tentu saja khusus bagi mereka yang masih mempertahankan kebiasaan makan bersama baik di rumah maupun di restoran. Ada sekurang-kurangnya 4 tips berikut ini:

1.   Komitmen bersama ketika berada di kamar makan atau saat makan, tangan lepas dari smartphone

Pada saat seperti sekarang di mana kebersamaan sudah dirampas atau disita oleh smartphone, memang tiada lain selain membuat aturan atau komitmen bahwa ketika berada di kamar makan atau saat makan, tangan lepas dari smartphone.

Kami punya aturan di rumah, ketika masuk kamar makan, entah makan bersama, entah sendiri juga tanpa handphone. Handphone sebaiknya diletakkan terpisah jauh dari meja makan. Dengan itu, semua anggota keluarga dapat bebas bercengkerama atau berdiskusi apa saja lepas dari perhatian terhadap handphone.

2.   Yang tua yang harus memberi teladan

Mengapa saya katakan yang tua yang harus memberi teladan? Karena banyak kali yang lebih tua atau senior selalu memberikan alasan bahwa ini panggilan yang penting atau harus membalas WhatsApp pimpinan  dan lain-lain.

Karena itu perlu ditegaskan agar yang tua tidak menjadi batu sandungan bagi yang lain. Dalam hal ini harus berlaku aturan sama. 

3.   Katakan tidak untuk panggilan mendesak

Baiklah kalau disepakati juga agar pada saat makan bersama, tidak juga menjawab panggilan telpon.

Di dalam rumah kami berlaku aturan ini, ketika saat makan, biarpun ada panggilan telpon pun tidak perlu diladeni atau dijawab. Nanti setelah makan, boleh memanggil kembali.

4.   Yang melanggar aturan diberi sanksi

Mungkin baik kalau dibuatkan juga sebuah sanksi apabila ada anggota keluarga yang melanggar, misalnya membawa handphone di kamar makan, atau menjawab telpon pada saat makan. 

Di sini perlu juga berlaku sanksi sekecil apapun sebagai suatu bentuk pendidikan terutama bagi anak-anak supaya mereka belajar mencintai pentingnya hidup tanpa smartphone.

Sanksi itu seperti mengurangi jatah makan tanpa lauk, atau tanpa buah, atau apa pun itu tergantung dari kesepakatan bersama. Sanksi itu sendiri dapat menjadi hal yang menambah keakraban tersendiri. Asal diwaspadai jangan sampai ada yang melakukan mogok makan. hehehe....

Mengapa hanya saat makan tanpa Smartphone?

Kata orang bijak, "Makan bersama adalah waktu keluarga yang penting. Itu memvalidasi pentingnya dalam keluarga dan menawarkan sosialisasi yang baik, yang sangat penting".

Makan bersama dapat menambah kekeluargaan dan keakraban antara orang tua dan anak-anak. Suatu kesempatan untuk saling sharing di antara mereka yang sedang menikmati sajian makan bersama.

Hendaknya saat makan menjadi kesempatan yang baik untuk saling bersendagurau dan bercengkerama di antara semua anggota keluarga sehingga akan menambah nikmatnya sajian yang disediakan.

Saat makan bersama merupakan family time yang berharga. Karena itu 'menghabiskan waktu bersama keluarga bisa menjadi pengalaman yang berharga, jika kita masing-masing bekerja sama', demikian kata orang bijak.

Tidak ada saat lain yang lebih bermutu dari pada saat makan bersama. Maka ketika kita membebaskan diri dari pengaruh handphone maka di sanalah kita akan menemukan betapa berartinya kehidupan ini.

Ketika makan tanpa diganggu oleh smartphone kita lebih bebas berbicara. Maka sebenarnya hidup tanpa smartphone hanya dalam beberapa waktu, bukanlah kiamat bagi kita. 

Selamat mencoba. Semoga bermanfaat!

Atambua: 13.08.2024


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun