Namanya Museum Misi Muntilan, Pusat Animasi Misioner. Terletak di Jalan Kartini 3, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Museum ini diresmikan pada 14 Desember 2004 oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo, waktu itu. Peresmian museum ini bersamaan dengan Perayaan 100 Tahun Pembaptisan di Sendangsono pada 14 Desember 1904. Disebut Museum Misi Muntilan  untuk menjelaskan sejarah tentang Gereja Keuskupan Agung Semarang yang berpusat misi di Muntilan.
Pengantar
Dua tahun yang lalu, Penulis berkesempatan mengunjungi Museum Misi Muntilan yang merupakan Museum Gereja Katolik terbesar di Indonesia. Ketika itu penulis mengikuti Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia ke-12 atau disingkat PKKI XII di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (9-14 September 2022).
Pada hari kelima kegiatan PKKI tersebut, kami dipandu oleh panitia boleh berkunjung ke MMM-PAM yang telah ada sejak 23 Juli 1998. Menurut sejarah, pada awalnya museum ini didirikan sebagai Refleksi Sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) yang merupakan salah satu kegiatan untuk merayakan tahun emas (50 tahun) Gereja Keuskupan Agung Semarang pada tahun 1991.
Hasil refleksi atas 50 tahun berdirinya Gereja Keuskupan Agung Semarang itu kemudian dibukukan dalam sebuah buku berjudul "Sejarah Singkat Gereja KAS".
Dari buku tersebut, kemudian berdirilah sebuah museum yang diberi nama Museum Misi Muntilan, Pusat Animasi Misioner. Hasil dari sebuah refleksi panjang tentang perjalanan Gereja Keuskupan Agung Semarang.
Dalam kunjungan tersebut, kami dibagi dalam kelompok untuk mendalami bagian-bagian yang ada dalam museum, masing-masing kelompok dipandu oleh seorang imam.
Apa Saja Yang Ada Dalam Museum Ini
Museum Misi Muntilan merupakan sebuah museum khusus milik Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang. Museum ini lebih menekankan pendalaman dan pengembangan pesan iman untuk kepentingan Gereja lokal sehingga gereja semakin lebih bermakna bagi umatnya di tengah dunia.
Adapun perintis museum misi Muntilan ini adalah Pastor Frans van Lith, SJ. Beliau mengusulkan agar pengadaan sebuah museum untuk pengembangan nilai-nilai karya misi Gereja Keuskupan Agung Semarang.Â
Kalau kita memasuki areal bangunan museum, di halaman depan terdapat patung Romo Frans van Lith, SJ yang merupakan perintis Gereja di Jawa.
Bangunan museum sendiri terdiri dari dua lantai. Pada lantai dasar dikhususkan untuk perkantoran. Dan pada lantai kedua, di sana ditempatkan berbagai barang sejarah kekatolikan seperti lonceng gereja, peralatan misa, jubah, dan peninggalan-peninggalan dari para misionaris awal khususnya di Keuskupan Agung Semarang.