Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dinamika Keluarga Masa Kini di Tengah Gempuran Media Sosial

5 Agustus 2024   18:40 Diperbarui: 6 Agustus 2024   19:44 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial dan anak (Sumber: Freepik)

Pada sebuah kartu ucapan terdapat tulisan menarik yang berbunyi sebagai berikut:

Keluarga... 

Tak memiliki semuanya di dunia ini agar hidupmu bahagia, cukup syukuri apa dan siapa yang ada bersamamu saat ini. Mungkin tak sempurna, tapi keluarga tetaplah keluarga di mana cinta selalu ada. 

Pada akhirnya bukanlah soal rumah atau harta, tapi siapa yang ada bersamamu didalamnya... (Anonim).

Melalui blog.https://health.grid.id, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pernah menyampaikan hasil penelitian dari UNESCO yang menyimpulkan bahwa 4 dari 10 orang Indonesia umumnya aktif di media sosial seperti Facebook yang memiliki 3,3 juta pengguna, lalu WhatsApp dengan jumlah 2,9 juta pengguna dan lain-lain.

Untuk itu kita patut mengajukan pertanyaan: "apa yang terjadi dengan keluarga-keluarga yang hadir di tengah gempuran media sosial dewasa ini?"

Jangan menutup mata terhadap pengaruh media sosial. Kasus kekejaman diinspirasikan oleh Slender Man yang terjadi di Skotlandia pada tahun 2019. Pelakunya adalah seorang remaja laki-laki berumur 16 tahun yang memperkosa dan membunuh seorang gadis berusia 6 tahun. 

Sungguh sesuatu yang sangat keji dilakukan oleh seorang anak dalam kehidupan nyata akibat pengaruh media yang menimbulkan perilaku copypaste anak pada media sosial (Dian Wisnuwardhani, M.Psi, Psikolog, UI).

Kasus di atas hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang dialami oleh anak-anak dan remaja dalam keluarga dewasa ini.

***

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari seorang bapak atau ayah sebagai kepala keluarga, seorang ibu dan beberapa anggota yang berkumpul dan saling berinteraksi dalam sebuah rumah tangga.

Dalam interaksi dan saling memiliki ketergantungan antara orang tua dan anak dan sebaliknya, dewasa ini tidak bisa dihindarkan dari apa yang dinamakan media sosial atau Sosial media.

Media sosial (sosial media) adalah sebuah media yang berfungsi sosialisasi yang dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Nilai Positif dari Media Sosial

Dalam dunia masa kini, tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga-keluarga juga menggunakan media sosial sebagai sarana sosialisasi. Mereka juga menggunakan media sosial seperti Facebook atau WhatsApp sebagai media pertemanan, media informasi, media hiburan, sebagai sarana aktualisasi diri, dan bahkan juga dimanfaatkan untuk keperluan bisnis.

Sebagai media pertemanan, media sosial dapat mendekatkan yang jauh. Misalnya relasi komunikasi antara suami dengan istri di tempat kerja. Relasi antara orang tua dengan anak di tempat kuliah. Untuk relasi ini mereka dapat menggunakan facebook, whatsApp, atau video call.

Sebagai media informasi, media sosial dapat memberikan kecepatan dan ketepatan serta fleksibilitas dalam menyampaikan informasi. Dan melalui media sosial kita mendapatkan informasi-informasi yang penting bagi para anggota keluarga. 

Media sosial juga berfungsi sebagai media hiburan, dapat menyajikan film-film yang bernuansa pendidikan, kerohanian, dan lain-lain yang bersifat menghibur.

Sebagai sarana aktualisasi diri penggunanya dan dapat juga untuk keperluan bisnis. Misalnya seorang bapak keluarga yang memiliki hobi menulis dapat mengaktualisasikan dirinya dengan menulis pada Kompasiana, pada status Facebook, atau pada grup WhatsApp. Selain aktualisasi diri, tulisan juga dapat mendatangkan uang.

Demikian seorang ibu yang memiliki hobi memasak dapat mencari dan menemukan resep masakan terbaru dan mempraktekkan untuk mendapatkan uang bagi keluarga.

sumber: kumparan
sumber: kumparan

Kasus-Kasus yang Timbul dari Media Sosial

Caci Maki dan Provokasi. Ada banyak orang yang berasal dari keluarga salah menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mencaci maki bahkan memprovokasi orang lain. Perilaku ini sangat berbahaya karena dapat mendatangkan efek negatif bagi keluarga.

Selingkuh. Ada banyak kasus yang ditimbulkan oleh salah memanfaatkan media sosial. Orang sering mengatakan bahwa dengan media sosial dapat "menjauhkan yang dekat". 

Seorang suami/ayah saking sibuknya dengan bermedia sosial sampai melupakan istri dan anak-anaknya sendiri di sampingnya karena sibuk bergawai riah dengan teman nun jauh di sana. Pada akhirnya menciptakan perselingkuhan.

Informasi negatif dan hoax. Banyak kali orang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan isu-isu negatif dan hoax, terutama seperti menjelang Pemilu atau Pilkada sekarang ini. Banyak orang menggunakan media sosial untuk maksud negatif. 

Meniru (copypaste) kekerasan dalam media sosial. Satu hal negatif yang patut diwaspadai di kalangan anak-anak dan remaja adalah meniru kekerasan yang ditampilkan dalam media sosial. Sebagaimana dikisahkan pada awal tulisan ini.

***

Pengaruhnya bagi Keluarga

Keluarga sebagai lembaga sosial dan unit terkecil masyarakat sangat dipengaruhi oleh media sosial. Hampir seluruh kehidupan keluarga mengalami degradasi dipengaruhi media sosial. Relasi suami istri mengalami pengaruh yang besar sejak adanya sosial media.

Begitu pun komunikasi dalam keluarga, antara suami istri, antara orang tua dan anak, dan antara anak dengan anak mengalami intensitas karena dipengaruhi oleh media sosial. 

Kurang sekali komunikasi bersama karena masing-masing memegang HP atau handphone-nya sendiri. Kebersamaan dalam keluarga terusik sejak kehadiran handphone di tengah mereka.

***

Bagaimana Seharusnya.

Untuk mengembalikan keluarga pada posisi dan kedudukannya sebagaimana mestinya, sangat diperlukan kewaspadaan dan komitmen untuk melakukan hal-hal berikut ini:

1) Membatasi penggunaan media sosial (hand phone) hanya pada jam atau waktu tertentu sehingga anggota keluarga masih bisa berinteraksi satu sama lain, misalnya melarang anggota keluarga membawa HP di meja makan. Dengan demikian semua anggota keluarga memiliki kesempatan untuk makan bersama dan berinteraksi tanpa media sosial.

2) Menetapkan waktu untuk nonton bersama tanpa HP. Ini juga sebuah keputusan dan komitmen yang sangat berharga. Supaya semua anggota keluarga dapat bercengkrama dengan lebih leluasa pada saat menonton berita atau film bersama, semua menyimpan atau meninggalkan HP di tangan.

3) Supaya tidak terjadi saling curiga satu sama lain, maka baiklah kalau semua HP baik orang tua maupun anak disimpan bersama di tempat yang sama dan tanpa mengunci tombol HP. Dengan demikian semua anggota dapat membuka dan mengakses HP masing-masing anggota keluarga tanpa rasa curiga satu sama lain, termasuk saling berteman baik di Facebook maupun TikTok dan lain-lain.

4) Membatasi waktu penggunaan HP maksudnya pada jam tidur semua anggota keluarga berhenti bermain HP. Tidak ada anggota keluarga yang masih bermain HP entah facebook, TikTok, WA dan lain-lain. Waktunya tidur ya tidur.

Demikianlah beberapa hal yang dapat disampaikan dalam menyikapi dinamika keluarga masa kini di tengah gempuran media sosial. Semoga tulisan ini dapat membawa manfaat.

Atambua: 05.08. 2024

Referensi:

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/30588

https://dp3appkb.kalteng.go.id/uploads/015fb2fc-303b-c6de-46fd-7edf21987a5b.pdf

https://kelpurwantoro.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/90/2019/05/Bijak-Bermedsos-KIM.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun