Seorang pemikir besar dalam sejarah bernama Warren Bennis dalam sebuah tulisannya yang berjudul On Becoming A Leader (1989), membuat sebuah refleksi yang mendalam tentang kenyataan adanya perubahan atau perkembangan dalam kehidupan manusia dan dunia. Pada intinya ia mengatakan bahwa perubahan itu bukan saja berlangsung sangat cepat, tetapi juga terlalu dramatis.
Sejak berabad-abad silam, terutama pada zaman para filsuf, perubahan sering menjadi bahan permenungan mereka. Di antaranya filsuf Herakleitos terkenal  dengan pernyataannya yang berbunyi: "Panta rhei kai uden menei," yang berarti "semua mengalir dan tak ada satu pun yang tinggal tetap."Â
Arti dari pernyataan ini adalah sesungguhnya tidak ada yang mustahil dalam kehidupan ini. Semuanya bisa terjadi kalau kita menghendakinya. Namun dalam kenyataan sering kita menemui adanya jalan buntu. Sebab antara idealisme dan realitas sering bertolak belakang.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan filsuf Herakleitos, perkembangan yang membawa perubahan itu harus terjadi. Itu suatu keniscayaan. Dan di dalam perubahan itu, bagaimana pun juga, manusia mesti terlibat, entah sebagai subyek yang giat mengarahkan perubahan itu, atau pun sebagai obyek yang dipermainkan oleh perubahan itu sendiri.
Manusia adalah makhluk yang hidup dalam ruang dan waktu. Karena itu ia selalu dinamis. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang mencintai perubahan selalu ingin berkembang. Karena itu dalam tulisan ini, penulis hendak membagikan pengalaman dengan mengemukakan 3 (tiga) hal yang bisa membuat manusia berkembang dalam kehidupannya.
Untuk itu, penulis mengajak para Kompasianer, mari kita ikuti uraian berikut ini. Mudah-mudahan uraian sederhana ini bisa membantu kita menghadapi kehidupan yang makin kompleks ini.
Pertama, adanya keinginan yang kuat untuk maju
Keinginan berasal dari kata dasar 'ingin' Â yang artinya hendak, mau, berhasrat. Misalnya: Dia ingin mencoba apakah telur merpati juga enak dimakan.Â
Sedangkan kata 'keinginan' itu sendiri  berarti barang apa yang diingini (diinginkan); atau perihal ingin, hasrat; berkehendak dan harapan. Misalnya: Supaya keinginan kita terkabul, marilah kita berdoa bersama-sama. (KBBI, hal. 642).
Agar supaya orang atau desa atau kampung itu berkembang, maka diperlukan suatu keinginan yang kuat baik oleh seseorang secara pribadi maupun oleh sekelompok orang atau warga masyarakat setempat.
Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk berkembang sebagai warga masyarakat menuju perubahan yang lebih baik. Tanpa keinginan yang kuat itu mustahil terjadi perubahan. Maka perubahan itu akan terus saja berjalan seiring dengan berlalunya sang waktu.