Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia 2024: Janganlah Membuang Aku pada Masa Tuaku

27 Juli 2024   06:26 Diperbarui: 27 Juli 2024   06:28 4018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Paus Fransiskus dan Lansia /sumber: Pena Katolik

HARI KAKEK NENEK DAN LANSIA SEDUNIA 2024: JANGANLAH MEMBUANG AKU PADA MASA TUAKU!

Hari Minggu (besok), tanggal 28 Juli 2024 ditetapkan sebagai Hari Kakek-Nenek dan Lansia sedunia ke-empat. Pada hari ini semua orang diajak untuk memberi perhatian istimewa kepada para orang tua kita yang kini telah menjadi Kakek-Nenek dan yang telah lanjut usia.

Gereja Katolik sedunia di bawah pimpinan Paus Fransiskus menetapkan tema perayaan: Janganlah Membuang Aku Pada Masa Tuaku. Tema ini diambil dari Kitab Mazmur (71: 9) yang ditulis oleh Raja Daud.

Kita sering mendengar sebuah ungkapan klasik yang berbunyi : Tua itu pasti, tetapi tua yang bahagia itu pilihan. Mungkin dalam arti ini, Daud menuliskan kitabnya yang sebenarnya merupakan sebuah doa.

Sehubungan dengan perayaan peringatan Hari Kakek Nenek dan Lansia sedunia keempat tahun 2024 ini, para cucu dan anak-anak yang pernah lahir dari rahim orang tua yang kini telah menjadi Kakek Nenek dan lansia, diminta untuk memberikan perhatian ekstra kepada mereka. Karena dari merekalah hadir para orang tua kita.

Untuk itu dalam tulisan ini, penulis hendak mengangkat isu perhatian terhadap para kakek nenek dan lansia, apa pesan Paus Fransiskus pada momen perayaan ini, dan bagaimana seharusnya kita memberi perhatian dan memperlakukan para kakek nenek dan lansia kita.

Sebuah Kisah Nyata

TribunnewsBogor.com yang tayang pada Rabu, 17 Juli 2024 dengan sebuah Headline berbunyi "Pilu Kakek Nenek Jarang Dijenguk Anak hingga Tewas di Jonggol, Ternyata Mantan Kapten dan Penyiar".

Membaca berita pilu seperti ini, siapa yang tidak akan meneteskan air mata? Bayangkan saja setiap kita para Kompasianer mempunyai orang tua. Lalu siapakah yang tega membiarkan orang tuanya menderita bahkan sengsara tanpa perawatan anak-anak dan cucu?

Di titik ini, maka benar orang mengatakan "Seorang tua (ibu dan bapak) bisa melahirkan dan membesarkan 10 atau berapa orang anak, tetapi 10 atau berapa orang anak, tidak mampu menjaga seorang tua (bapa, ibu) di masa tuanya!"

Mari kita melanjutkan kisah pilu tadi, hanya sebagai salah satu contoh dari sekian ribu kisah yang sama. Adalah Kakek Hans Tomasoa (83) dan Nenek Rita Wattimena (73). Kakek Hans Tomasoa merupakan mantan Kapten Kapal dan Oma Rita Wattimena adalah mantan penyiar radio. Mereka mempunyai 3 orang anak laki-laki yang kini sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari mereka.Opa Hans dan Oma Rita tinggal di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Singajaya, Jonggol, Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun