Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Agrowisata Atambua Eden Wujudkan Pelestarian Alam dan Budaya

24 Juli 2024   16:05 Diperbarui: 24 Juli 2024   19:40 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam Ikan Atambua Eden | Foto oleh Ari Hane/dok. pribadi

Berbicara tentang Atambua Eden tidak bisa dilepaskan dari Penggagas sekaligus Penggerak Utamanya yaitu Mgr. Dr. Dominikus Saku, Uskup Atambua (2007 hingga sekarang). 

Menurut beliau, Atambua Eden bukanlah cita-cita! Itu kenyataan. Di mana Eden yang penuh dengan segala ciptaan yang baik itu kini telah menjadi rusak. 

"Kita huni Eden yang rusak, dirusak oleh siapa? Kita sendiri. Syukur bahwa Pencipta kita Yang Maha Mengerti, belum usir kita dari Eden ini. Maka Atambua Eden adalah tempat kita tinggal. Mari kita tata ulang, kita kembangkan jadi lebih baik, kita perbaiki yang rusak. Jangan tambah 'bekin' rusak."

Kata-kata tersebut kemudian diterjemahkan sebagai sebuah pilot project percontohan pengembangan hidup yang integratif dan berkelanjutan. Atambua Eden merupakan suatu contoh atau model gerakan pemberdayaan, yang selanjutnya diangkat menjadi sebuah obyek agrowisata. Sebagai sebuah agrowisata, obyeknya terdapat di Kebun Percontohan Lalian Tolu.

Selain Uskup Atambua, tentu saja yang sangat berperan di balik itu adalah 'pemegang nafas hidup' keuskupan yaitu Ekonom, dalam hal ini, Rm. Yulius Selsus Nesi, Pr sebagai Manager Pilot Project Atambua Eden Keuskupan Atambua.

Dan tentu saja yang tidak boleh dilupakan juga dalam hal ini adalah Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Atambua yang saat ini ketuanya Rm. Frederikus Edo Oeleu, Pr. Komisi PSE harus bekerja keras, selain menjadi ujung tombak juga sekaligus sebagai penyambung lidah untuk menciptakan Atambua Eden di seluruh wilayah Keuskupan Atambua.

Kapan dan di Mana Agrowisata Atambua Eden itu Berada?

Atambua Eden sudah ada jauh sebelum adanya Keuskupan Atambua yaitu di dalam Taman Eden sebagaimana diceritakan dalam Kitab Suci, namun telah dirusakkan oleh manusia karena dosa. Oleh karena itu, gagasan Atambua Eden ini sebenarnya hanya untuk menata ulang atau menghadirkan kembali Eden yang telah rusak itu untuk menjadi dunia yang lebih baik, untuk lebih layak dihuni oleh manusia, khususnya di wilayah Keuskupan Atambua yang terdiri dari 4 dekenatn dan 67 paroki tersebut.

Untuk menciptakan Atambua Eden menjadi sebuah agrowisata, maka dikembangkan beberapa hal seperti pertanian hortikultura; penanaman klengkeng, pisang, dan kelapa Kopyor. 

Untuk itu dilengkapi juga dengan sebuah kolam dengan melepas 10.000 ekor ikan Nila yang kini siap untuk dipanen, di mana dilengkapi juga dengan tempat pemancingan. Telah dipasangan lampu-lampu sorot dari Solar sell pada malam hari sehingga bisa menjadi tempat rekreasi yang bagus pada siang dan malam hari.

Mengapa Harus Atambua Eden?

Gagasan Atambua Eden itu dimunculkan Uskup Atambua sebagai tindaklanjut atas gagasan Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si untuk menjaga dan melestarikan bumi rumah kita bersama. 

Untuk itu gagasan ini langsung dieksekusi bersamaan dengan masa di mana dunia dilanda covid-19 pada tahun 2020-2021. Masa ini menjadi masa yang 'penuh rahmat' karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan berbagai penanaman anakan dan pohon di seluruh wilayah Keuskupan Atambua khususnya pada lokasi-lokasi yang gersang dan gundul akibat erosi, dengan melibatkan seluruh umat Keuskupan Atambua dari ketiga kabupaten Belu, Malaka, dan TTU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun