Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Abudenok Destinasi Wisata Alam di Desa Umato'os, Kabupaten Malaka

22 Juli 2024   15:10 Diperbarui: 22 Juli 2024   15:15 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi /foto: Robertus Bellarminus Klau/facebook

ABUDENOK. Itulah nama Pantai yang terletak di ujung Selatan Besikama. Pantai terindah dengan panorama menarik, baik di pagi maupun sore hari  dengan sunrise dan sunset yang memesona.  

Abudenok, ibarat seorang gadis desa nan cantik yang masih tersembunyi dari jamahan seorang pria untuk mempersuntingnya, yaitu sebuah kawasan teluk dengan pesisir pantai yang terbentang indah dan hutan Cemara yang menjulang membuat kawasan pantai ini tampak beda dari pantai-pantai lainnya di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.

Bagi Anda para penikmat wisata pantai datanglah ke Pantai Abudenok pada pagi hari. Mata Anda akan dimanjakan dengan munculnya cahaya SUNRISE di ufuk Timur yang langsung menikam di pusaran laut.  

Deburan ombak terdengar memukul tebing pantai diiringi nyanyian cemara yang menjulang tinggi. Sementara siulan kawanan burung laut tiada henti bernyanyi di sela-sela hembusan udara Pantai Selatan nan cantik.

Tulisan ini hendak memperkenalkan Pantai Abudenok sebagai sebuah destinasi wisata yang menarik namun masih tersembunyi di ujung Selatan Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.

Siapa tahu pada suatu saat Anda, para pembaca dan Kompasianer tergerak hati untuk datang menikmati indahnya SUNSET di sore hari menjelang datangnya malam di pantai idaman ini.

Ilustrasi Pantai Abudenok/Pos-kupang.com-Tribunnews.com
Ilustrasi Pantai Abudenok/Pos-kupang.com-Tribunnews.com

Kisah tentang Abudenok

Menurut penuturan Greis Kiik, Siswi Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Santa Maria Fatima Betun, yang pernah memenangkan Lomba Menulis Cerita Rakyat Tingkat Propinsi NTT, Pantai Abudenok yang terletak di bagian Selatan desa Umato'os Kecamatan Malaka Barat bak seorang gadis desa yang tersembunyi.

Abudenok sendiri menyimpan cerita mistis yang menankjubkan. Sebab ceritanya bernuansa asmara. Cerita ini turun-temurun sejak dulu kala. Kisaah-kisah kasmaran terwaris pula kepada anac-cucu setempat hingga saat ini.

Alfonsius Seran Kauk yang kesehariannya diakrabi "Bei Abudenok" mengurai kisah tersembunyi di balik Pantai Abudenok. Menurut Bei Abudenok, pada zaman dulu, Abudenok itu seorang gadis cantik. Nama asli gadis itu adalah Abuk, seorang gadis desa setempat. Sampai saat ini oleh orang tuanya setempat masih memberikan nama yang sama kepada anak-anak gadis mereka.

Ternyata, Abuk adalah penunggu Laut Selatan Malaka. Selain menguasai lautan luas, dia juga menguasai semua biota laut, seperti ikan, kepiting, dan jenis tanaman laut lainnya.

Karena kekuasaannya yang begitu besar, Abuk dijuluki "Abulenok" yang berarti "Abuk Cermin atau Abuk Bercahaya". Ia dijuluki demikian, karena seluruh tubuhnya berkaca dan sekaligus bercahaya, sehingga siapapun yang berdiri atau duduk berdekatan dengan Abulenok akan melihat kembali dirinya seperti orang sedang bercermin.

Dengan kaca atau cahaya itu, Abulenok dapat memonitor segala sesuatu yang terjadi di laut lepas dan di dalam laut Abudenok.

Mengapa Menjadi Abudenok?

Nama yang semula adalah Abulenok, yaitu nama seorang gadis "Abuk" dan "Lenok", sebuah sebutan yang ditambahkan kepadanya yang artinya Cermin atau Cahaya. 

Namun oleh karena sebagian besar orang Malakabaik pria maupun wanita itu memiliki kebiasaan makan sirih pinang sehingga mereka sulit untuk menyebut kata Abulenok.  Ucapan Abulenok juga dirasakan sebagai ucapan anak-anak yang baru belajar bicara. Karena itu dalam perkembangan kemudian warga masyarakat setemapt lebih senang menggunakan sebutan "Abudenok". Maka sebutan Abudenok itu dipakai untuk menyebut penguasa dan wilayah kekuasaan penguasa Laut Selatan di Malaka sekaligus. 

Sebagai gadis cantik yang memiliki wilayah kekuasaan luas, Abudenok tidak ingin sendirian dalam hidupnya. Dia butuh seorang pria sejati sebagai pasangan hidup. Karena itulah pada musim kemarau panjang, Laut Abudenok akan bergemuruh. Gemuruh laut itu menandakan sedang terjadi masa paceklik di Laut. Semua jenis ikan, kepiting dan tanaman laut lainnya sedang kelaparan.

Maka menurut Bei  Abudenok, gemuruh laut itu menandakan Abudenok sebagai perempuan penguasa laut mengeluh meminta bantuan pangan dari bala bantuan darat. Untuk itulah, tiba-tiba saja Sungai Bebenenai meluap hingga terjadi banjir yang hebat di Malaka. 

Dalam mitos para leluhur yang diyakini oleh anak-cucu warga Umato'os pada khususnya dan Malaka umumnya hingga saat ini bahwa Sungai Benenai adalah seorang Laki-Laki, dialah penguasa darat di Malaka turun temurun.

Dengan demikian, Abudenok (gadis penguasa Laut Selatan) dan Benenai (Laki-laki Penguasa Darat Malaka) adalah suami istri yang hidup terpisah dengan wilayah kekuasaannya masing-masing. 

Sebagai laki-laki penguasa darat, Benenai tidak tega mendengar keluh kesah Abudenok. Karena itulah maka sering terjadi banjir pada musim kemarau panjang secara mendadak. Saat banjir itulah Benenai membawa bantuan makanan dan kayu api kepada Abudenok sang penguasa Laut Selatan yang sedang tertimpa kelaparan hebat. Melalui banjir Benenai itulah menjadikan bumi yang kering dan tandus menjadi subur sehingga membuat penghuni Malaka menjadi riang gembira menanam tanaman apa saja di bumi Malaka yang subur. Itulah sekilas arti pemberian nama Pantai Abudenok di Desa Umato'os, yang saat ini menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur 

Pengembangan Wisata Pantai Abudenok

Pantai Abudenok dikenal sebagai pantai indah yang ditumbuhi pepohonan cemara di sepanjang pantai  yang terlihat berupa hutan cemara seluas 25 Hektare.

"Memang betul. Ini masih asli. Belum terusik sentuhan tangan manusia. Suasana di sepanjang pantai sepi. Terkesan angker. Menakutkan. Tapi, para nelayan setempat tetap beraktivitas di sana. Mereka menjadikan hutan cemara sebagai rumah mereka sendiri. Sapi piaraan warga menjadi penghuni tetap hutan cemara ini. Hutan ini menjadi habitat berbagai satwa liar seperti buaya, monyet, aneka burung, penyu dan lainnya", Demikian Kadis Pariwisata Kabupaten Malaka, Aloysius Werang, SH,MM.

Pantai Abudenok yang sudah dikenal oleh masyarakat Desa Umato'os, Kecamatan Malaka Barat sebagai tempat rekreasi masyarakat pada musim panas sejak bertahun-tahun silam, kini telah diresmikan sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Malaka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.  Peresmian itu dilakukan oleh Bupati Kabupaten Malaka, Dr. Simon Nahak, SH,M.H pada Senin (15/7/2024).

Untuk meningkatkan wajah dan penampilan wisata Pantai Abudenok agar semakin menarik bagi para pengunjung baik wisatawan asing maupun domestik, maka Dinas Pariwisata Kabupaten Malaka berencana untuk mengembangkan beberapa potensi wisata yang ada di Pantai Abudenok, berupa :

1.   Wisata Mangrove

2.   Wisata Outbound

3.   Wisata Olahraga Prestasi dan Rekreatif

4.   Wisata Rumah Pohon

5.   Wisata Sepeda Lintas Alam

6.   Wisata Pasar Ikan Tradisional

7.   Pagelaran Seni Budaya

8.   Pagelaran Even Rekreasi dan hiburan lainnya.

Ilustrasi /Koran Timor
Ilustrasi /Koran Timor

Wisata Abudenok dan Manfaatnya bagi Masyarakat

Sejak tanggal 15 Juli 2024 namanya berubah sesuai nomenklatur baru yaitu "Pantai Cemara Abudenok". 

Nama baru ini diberikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malaka Nomor 3 Tahun 2019 di mana pada waktu itu telah ditetapkan menjadi salah satu Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata Kabupaten Malaka.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Bupati Malaka Nomor 200 Tahun 2023, Pantai Cemara Abudenok ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Malaka.

Melihat keindahan pantai Abudenok yang begitu potensial, perlahan warga pesisir di Desa Umato'os, Besikama mulai menatanya. Tidak hanya itu, para pelaku pasar juga sudah mulai bergerak menjual berbagai produk dagangan, mulai dari makanan dan minuman tradisional, minuman pabrik, hingga menyediakan tempat nongkrong untuk sekadar melepas lelah, menikmati kopi sambil memandang indahnya hamparan pasir dan ombak, baik di sore maupun pagi hari.

Kawasan Abudenok ini juga sudah dilirik para fotografer sebagai spot yang punya nilai jual. Nah, tidak ketinggalan wisata kuliner juga ditawarkan menjadi satu paket menarik untuk menikmati keindahan Abudenok.

Bagaimana para pedagang mulai bergerak dengan cara-cara sederhana, namun meyakinkan sehingga perlahan-lahan roda ekonomi masyarakat pemilik Pantai Abudenok tampak mulai bergerak, berputar. Artinya sudah mulai ada tanda-tanda kesejahteraan di ujung asa dan usaha para pengguna manfaat tempat wisata alam ini. 

Selamat datang di Pantai Cemara Abudenok!

Atambua: 22.07.2024

Referensi:

https://www.timorline.com/sosial-budaya/greis-kiik-cerita-legenda-abudenok-pantai-destinasi-wisata-unggulan-kabupaten-malaka-ntt

https://kupang.tribunnews.com/2024/05/10/wisata-abudenok-malaka-ntt-tawarkan-keindahan-pantai-dan-hamparan-cemara-menyejukkan

https://www.korantimor.com/betun/1542918608/abudenok-gadis-cantik-yang-tersembunyi-di-ujung-selatan-besikama

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun