Setiap orang mendambakan kehidupan yang nyaman dan bahagia. Salah satu syarat untuk kehidupan yang nyaman dan bahagia adalah memiliki rumah hunian yang layak.Â
Adanya rumah impian yang layak itu mempunyai kriterianya yang tertentu pula. Bahkan saat ini terdapat aneka tawaran model hunian yang bisa disesuaikan dengan minat dan tren dewasa ini.Â
Kompasiana bahkan menawarkan gaya rumah hunian mediterania atau skandinavia atau gaya hunian Japandi.
Lalu bagaimana dengan para Kompasianer? Kalau saya sih sebenarnya lebih senang memilih gaya hunian skandinavia di mana konsep bangunannya yang cenderung lebih minimalis dan memakai warna-warna dasar seperti putih, biru, coklat atau hijau.Â
Tapi itu semua tentu mesti disesuaikan dengan isi dompet. Mungkinkah impian itu akan menjadi kenyataan? Kadang kita juga mesti realis.
Dulu sewaktu masih pacaran dengan mantan pacarku yang kini sudah jadi istriku ini, pernah memiliki cita-cita dan impian untuk memiliki sebuah rumah sesuai apa yang dilihat.
Ketika saat itu kami masih selalu mengkhayalkan rumah impian yang wauuuuh. Setiap kali berduaan dengan sepeda motor, lalu melihat ada rumah yang menarik, kami selalu jadikan itu sebagai model rumah masa depan kami.
Dan itu selalu ada dalam impian kami bahwa suatu saat nanti kami mesti memiliki rumah 'seindah' pandangan mata itu dan khayalan kami.
Dan itu kemudian seiring perjalanan waktu setelah kami menikah 10 tahun, kami boleh puas dan berbahagia boleh memiliki rumah sederhana dengan gaya hunian minimalis alias skandinavia dengan warna khas kesukaan kami biru tanda harapan dan sukacita.
Kalau kami ditanyai mengapa lebih menyukai gaya hunian atau model rumah impian minimalis dengan gaya skandinavia atau malah dikatakan rumah impian yang sederhana?
Bersama banyak keluarga lainnya yang sama-sama mempunyai impian yang sama akan adanya rumah masa depan yang sederhana, inilah sekurang-kurangnya empat (4) alasan mengapa kami lebih memilih gaya hunian scandinavian itu?