Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pilih Masuk Panti Jompo atau Tetap di Rumah Namun Sendirian

16 Juni 2024   11:47 Diperbarui: 16 Juni 2024   11:48 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunitas panti jompo/sumber: iStockphoto

Menjadi tua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang perlahan-lahan dan akan mengakibatkan perubahan kumulatif dan terjadinya proses penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh (Siti Utami Dewi, 2022).

Dalam hal ini Siti Utami Dewi benar. Salah satu akibat lanjutan dari proses menjadi tua adalah adanya perasan kesepian. Kesepian  karena ditinggalkan oleh orang-orang terkasih: suami atau istri yang sudah meninggal atau cerai, anak-anak, dan tugas, karena sudah pensiun dan lepas dari segala kesibukan. 

Maka kesepian merupakan perasaan sedih akibat terisolasi dari orang lain, yang biasanya disertai dengan kelelahan mental, kepahitan, atau bahkan keputusasaan. 

Karena itu para ahli kesehatan dan psikologi mengatakan bahwa kesepian itu buruk untuk kesehatan fisik dan mental. Sementara itu, keanggotaan seseorang dalam kelompok sosial bertindak sebagai payung dalam penampilannya.

Setiap orang mengalami saat-saat kesepian dalam hidup untuk waktu yang singkat maupun lama. Fenomena ini lebih menonjol selama masa remaja dan terlebih pada masa tua.

Menghadapi suatu fenomena kesepian karena usia tua atau jompo yang akan dialami seseorang pada hari tua, maka penulis dalam artikel ini menawarkan alternatif : pilih masuk panti jompo atau tetap tinggal di rumah namun sendirian karena ditinggalkan oleh orang-orang terkasih.

Pilihan pertama: Masuk Panti Jompo

Panti jompo bukanlah budaya kita, namun bisa dibudayakan. Sampai saat ini anak-anak tidak sampai hati untuk memasukkan orang tuanya ke panti jompo. Sebab menurut  sebagian besar ulama mengatakan bahwa menitipkan orang tua di panti jompo termasuk perbuatan durhaka dan berdosa.

Namun bukan tidak mungkin ke depan, panti jompo sudah menjadi alternatif bagi anak-anak. Hal ini disebabkan karena anak-anak yang sibuk bekerja. Atau bagi orang tua yang tidak memiliki anak kandung, panti jompo akan menjadi pilihan.

Selain panti jompo menjadi alternatif pada hari tua karena anak-anak sibuk bekerja, juga menjadi alternatif karena di panti jompo dapat bertemu dengan teman-teman sebaya yaitu para jompo.

Menurut penelitian banyak lansia yang lebih memilih tingga di panti jompo dengan beberapa alasan yaitu  "Lanjut usia lebih nyaman bersama teman sebayanya, dan ada yang merawat kesehatannya". 

Sementara itu jika lanjut usia tinggal bersama keluarga tingkat emosional lanjut usia akan semakin meningkat bahkan tingkat stres semakin tinggi.

Seperti dirilis pwkhana.com bahwa syarat tinggal di panti jompo, usia minimum pria 65 tahun dan wanita 60 tahun, sehat jasmani dan rohani serta mandiri, mampu menolong diri sendiri.  Bukan perokok, peminum alkohol dan pemakai obat-obat terlarang.

Ke depan panti jompo akan menjadi pilihan karena di panti jompo telah tersedia perawat lansia yang terampil, ada perawatan ortopedia seperti masalah otot, sendi, dan tulang. Ada juga tersedia pengobatan untuk gangguan pernapasan.

Jadi karena adanya fasilitas dan adanya teman-teman sebaya yang tinggal di panti jompo, maka lebih baik masuk panti jompo sehingga tidak mengalami kesulitan. Mungkin yang paling penting menyediakan sejumlah dana untuk perawatan dan perawat.

Pilihan: Tetap Tinggal di rumah

Banyak orang tua bisa saja tidak mau masuk panti jompo karena berbagai pertimbangan. Ya, tidak ada kebiasaan dalam budaya kita ketika orang tua kita sudah tua dititipkan di panti jompo.

Demikian pun anak-anak tidak rela kalau orang tuanya harus tinggal di panti jompo. Selain takut dicap anak durhaka, anak-anak tidak mau berpisah dengan orang tuanya, biarpun mereka sibuk dan harus tetap membantu menangani orang tuanya sendiri.

Kini yang jadi soal adalah orang tua jompo yang tinggal di rumah akan kesepia, karena sendirian bila anak-anak pergi bekerja. Atau anak-anak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa ART (asisten rumah tangga) atau careworker.

Kesimpulan

Ketika seseorang sudah menjadi lanjut usia atau jompo, dengan bantuan anak-anaknya, mereka bisa membuat alternatif, apakah masuk  panti jompo atau tetap tinggal di rumah.

Kalau memilih untuk masuk jompo dengan segala kelebihan dan kekurangannya, maka para jompo mesti menyesuaikan diri dengan situasi di panti jompo, termasuk untuk bergabung dengan komunitas para jompo sehingga tidak merasa kesepian atau kesendirian.

Demikian pun kalau mau tetap tinggal di rumah di bawah pemeliharaan anak-anak, orang tua yang jompo juga harus menerima untuk sering kesepian karena ditinggalkan anak-anak ketika pergi bekerja atau keluar rumah dan terpaksa harus diurus oleh ART atau careworker.

Atambua: 16.06.2024

Sumber:

Rosnancy R. Sinaga (2024), Kesepian Pada Lansia, Majalah Erteka.

Siti Utami Dewi (2022), Asuhan Keperawatan Gerontik, Yayasan Kita Menulis.

https://kumparan.com/berita-hari-ini/hukum-menitipkan-orang-tua-di-panti-jompo-menurut-ajaran-islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun