Â
Kemarin, adikku yang guru di Sekolah Menengah Kejuruan mengeluh karena jurusan pertanian sepi peminat. Bahkan menurut beliau, cepat atau lambat jurusan ini akan ditutup. Dan sebagai gantinya mereka akan membuka jurusan atau program studi yang baru yaitu otomotif.
Menarik sekali, Kompasiana mengangkat topik pilihan "Mengapa Kita Belum Melirik Green Jobs Sebagai Karir Masa Depan?" sebagai topik diskusi pada platform kita ini.
Green Jobs atau Pekerjaan hijau merupakan suatu pekerjaan atau mata pencaharian yang mendukung program pelestarian lingkungan hidup. Sebab kita tahu dewasa ini isu lingkungan hidup menjadi perhatian universal.
Isu ini semakin mendunia ketika pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus mengangkat masalah kerusakan lingkungan hidup ini dalam sebuah ensiklik atau surat edaran resmi kepada seluruh umat manusia dengan judul "Laudato Si" pada bulan Mei 2015.Â
Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia di planet bumi ini untuk "On the care for our common home." Beliau merasa prihatin atas perubahan iklim yang membuat bumi kita semakin panas oleh pemanasan global.
Untuk itu ia mengajak seluruh umat manusia untuk memberi perhatian serius kepada bumi sebagai rumah kita bersama.
Pekerjaan Hijau ya Pertanian
Saya cukup lama berusaha memahami arti kata Green Jobs. Lalu dari Wikipedia.com saya  mendapatkan penjelasan bahwa pada dasarnya, Green Jobs merupakan jenis pekerjaan yang ramah lingkungan. Jenis pekerjaan ini mendukung pelestarian lingkungan dan menjaga keberlanjutan hidup mulai dari generasi sekarang sampai yang akan datang.
Lebih lanjut dikatakan, Green Jobs itu mencakup pekerjaan di bidang pertanian, industri, jasa dan administrasi yang berkontribusi terhadap pelestarian atau pemulihan kualitas lingkungan. Termasuk didalamnya memenuhi kriteria pekerjaan yang layak-upah yang memadai, kondisi yang aman, hak-hak pekerja, dialog sosial serta perlindungan sosial.
Menilik pengertian yang kompleks ini, saya semakin tertegun memikirkan tentang nasib pekerjaan atau mata pencaharian pertanian. Sebab menurut saya, pekerjaan pertanian itu yang secara langsung bersentuhan dengan dunia 'hijau'. Â Sebab dari pertanian lahir berbagai produk yang menghidupkan manusia dan dunia. Dan dari pertanian pula pelestarian lingkungan hidup dimulai.
Nah. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa dunia pertanian sepi peminat? Lebih lanjut, mengapa orang muda kita saat ini tidak mau menjadi petani?Â
Pada hal semua orang tahu bahwa pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal dalam peradaban manusia dan sekaligus mengubah total kehidupan dan kebudayaan manusia.
Dari pertanian yang sudah dimulai 12.000 tahun silam di daerah 'bulan sabit yang subur' di Timur Tengah yang meliputi daerah lembah sungai Tigris dan Eufrat. Â Bahkan menurut Alkitab orang Kristen, pertanian telah dimulai oleh nenek moyang umat manusia yaitu Adam, kemudian dilanjutkan oleh Kain dan Habel sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Kejadian.
Lalu mengapa pada zaman di mana peradaban manusia semakin canggih di mana pertanian modern bahkan super modern dipraktekkan, manusia justru tidak lagi tertarik kepada pertanian.
Berdasarkan informasi aktual yang saya peroleh dari adikku yang guru di Sekolah Menengah Kejuruan yang awalnya merupakan sekolah favorit jurusan 'Pertanian' tidak ada lagi peminat.
Itu berarti orang tidak mau lagi menjadi petani. Pada hal hidup di jaman now ini bukan lagi menjadi petani tradisional. Tetapi petani modern karena bukan lagi menggunakan peralatan-peralatan tradisional. Melainkan peralatan pertanian modern seperti traktor, pemupukan juga semakin maju, demikian pun penyiraman dengan teknik modern.Â
Lantas mengapa dunia pertanian hendak ditinggalkan? Upland Project merilis ketidaktertarikan anak muda terhadap sektor pertanian disebabkan oleh beberapa faktor.Â
Mari kita simak bersama, sebab-sebab orang meninggalkan pekerjaan pertanian itu.
Adanya anggapan bahwa pekerjaan pertanian itu 'pekerjaan yang kotor'.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang kehidupan berimbas pada sektor pertanian. Orang tidak mau lagi berurusan dengan tanah karena berurusan dengan tanah berarti kotor.Â
Pekerjaan tani adalah pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan tanah. Orang tidak mau lagi pegang tanah. Karena pegang tanah sama dengan kotor. Untuk itu orang memilih untuk tidak menjadi petani.Â
Pada hal itu hanyalah mitos. Sebab pada kenyataannya pekerjaan menjadi petani itu bukanlah sesuatu yang kotor. Â Karena semua pekerjaan itu luhur dan mulia demi kehidupan.
Adanya anggapan bahwa petani itu "miskin'.
Sebagian orang masih beranggapan bahwa menjadi petani itu sama dengan 'miskin'. Karena itu mereka berusaha untuk menghindarkan diri dari apa yang dinamakan 'pertanian dan miskin' itu.
Pada hal dalam kenyataan, banyak petani yang sukses dan kaya. Karena itu kita harus membongkar mitos bahwa pekerjaan petani itu identik dengan kemiskinan.
Selain itu, orang juga masih beranggapan bahwa masa depan bidang pertanian ini tidak terlalu menjanjikan. Maka banyak orang termasuk kaum muda lebih memilih untuk menjadi buruh pabrik atau bekerja di sektor-sektor lain selain pertanian.
Faktor Teknologi
Menurut Umar Dani, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka (UNMA), salah satu faktor yang menyebabkan ketidaktertarikan anak muda terhadap sektor pertanian adalah faktor teknologi yang menyebabkan lapangan pekerjaan di sektor pertanian berkurang.Â
Umar Dani menyentil bahwa pesatnya kemajuan teknologi di segala sektor tidak menutup kemungkinan pertanian juga menggunakan teknologi.Â
Nah, karena pesatnya pemanfaatan alat-alat teknologi pertanian ini bisa mengurangi lapangan kerja termasuk pada pertanian. Maka orang tidak lagi terpanggil kepada pertanian itu. Jadi semata-mata bukan karena orang tidak mau jadi petani, tetapi  karena pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani sudah digantikan dengan teknologi.
Bagaimana upaya untuk mengembalikan hal ini
Berhadapan dengan persoalan pertanian dan berkurangnya minat menjadi petani, Green Jobs rupanya akan menjadi pilihan untuk dikembangkan dan sekaligus mengembalikan dunia pertanian sebagai dunia hijau pada tempatnya.
Green jobs sangat penting selain untuk memberi nilai pada pertanian juga berperan untuk menyadarkan manusia akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
Salah satu pilihan untuk pelestarian lingkungan hidup adalah melalui ajakan untuk kembali menggemari pertanian sebagai pekerjaan atau mata pencaharian yang menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi dunia dan manusia.
Green jobs atau pekerjaan hijau akan menjadi peluang karir di masa depan. Dengan demikian green jobs bisa menjadi entry point atau pintu masuk menuju pertanian dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Akhirnya pekerjaan hijau tidak dapat dilepaskan dari pertanian dan lingkungan hidup sebagai pekerjaan dan tuntutan yang mendesak saat ini guna mengembalikan bumi ini sebagai rumah kita bersama.Â
Mudah-mudahan green jobs atau pekerjaan hijau itu menjadi pintu masuk untuk mengembalikan pertanian sebagai sektor yang menjanjikan bagi anak muda untuk kembali mencintai pekerjaan tani sebagai medan karya, medan pelayanan dan perjumpaan dengan sang pencipta.
Atambua: 10.06.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H