Pada hal semua orang tahu bahwa pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal dalam peradaban manusia dan sekaligus mengubah total kehidupan dan kebudayaan manusia.
Dari pertanian yang sudah dimulai 12.000 tahun silam di daerah 'bulan sabit yang subur' di Timur Tengah yang meliputi daerah lembah sungai Tigris dan Eufrat. Â Bahkan menurut Alkitab orang Kristen, pertanian telah dimulai oleh nenek moyang umat manusia yaitu Adam, kemudian dilanjutkan oleh Kain dan Habel sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Kejadian.
Lalu mengapa pada zaman di mana peradaban manusia semakin canggih di mana pertanian modern bahkan super modern dipraktekkan, manusia justru tidak lagi tertarik kepada pertanian.
Berdasarkan informasi aktual yang saya peroleh dari adikku yang guru di Sekolah Menengah Kejuruan yang awalnya merupakan sekolah favorit jurusan 'Pertanian' tidak ada lagi peminat.
Itu berarti orang tidak mau lagi menjadi petani. Pada hal hidup di jaman now ini bukan lagi menjadi petani tradisional. Tetapi petani modern karena bukan lagi menggunakan peralatan-peralatan tradisional. Melainkan peralatan pertanian modern seperti traktor, pemupukan juga semakin maju, demikian pun penyiraman dengan teknik modern.Â
Lantas mengapa dunia pertanian hendak ditinggalkan? Upland Project merilis ketidaktertarikan anak muda terhadap sektor pertanian disebabkan oleh beberapa faktor.Â
Mari kita simak bersama, sebab-sebab orang meninggalkan pekerjaan pertanian itu.
Adanya anggapan bahwa pekerjaan pertanian itu 'pekerjaan yang kotor'.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang kehidupan berimbas pada sektor pertanian. Orang tidak mau lagi berurusan dengan tanah karena berurusan dengan tanah berarti kotor.Â
Pekerjaan tani adalah pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan tanah. Orang tidak mau lagi pegang tanah. Karena pegang tanah sama dengan kotor. Untuk itu orang memilih untuk tidak menjadi petani.Â
Pada hal itu hanyalah mitos. Sebab pada kenyataannya pekerjaan menjadi petani itu bukanlah sesuatu yang kotor. Â Karena semua pekerjaan itu luhur dan mulia demi kehidupan.
Adanya anggapan bahwa petani itu "miskin'.
Sebagian orang masih beranggapan bahwa menjadi petani itu sama dengan 'miskin'. Karena itu mereka berusaha untuk menghindarkan diri dari apa yang dinamakan 'pertanian dan miskin' itu.