Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada 2024: Memilih Pemimpin Daerah dengan Visi Masyarakat Sehat, Berkarakter, dan Kompetitif

30 Mei 2024   08:13 Diperbarui: 30 Mei 2024   08:26 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PILKADA serentak 27 November 2024 semakin dekat. Tinggal beberapa bulan lagi. Menjelang Pilkada tersebut, berbagai lembaga survei baik yang resmi maupun yang tidak resmi mulai melakukan berbagai survei terhadap calon-calon pemimpin daerah, Gubernur maupun Bupati/Walikota. 

Ada yang mulai melakukan polling untuk mengetahui animo masyarakat terhadap calon yang akan diusung pada Pilkada bulan November nanti. Dari pertanyaan survei atau polling itu sudah dapat ditebak siapa yang menyebarkan atau melakukan polling tersebut. Dan jawabannya pun sudah pasti sasarannya kepada siapa yang dituju. 

Namun menurut saya sangat menarik, karena berarti banyak orang atau pihak menghendaki untuk memilih atau mencari calon pemimpin yang betul-betul memiliki kompetensi dan tanggung jawab untuk membawa daerah yang akan dipimpinnya menuju perubahan. Sekali lagi perubahan bukan sekedar slogan kosong tetapi harus kenyataan.

Setiap calon pemimpin daerah baik gubernur maupun bupati atau walikota mengusung visi dan misi untuk memajukan daerah, dalam hal ini masyarakat atau rakyatnya.

Adakah kompasianer yang juga ingin ikut berkompetisi dalam Pilkada 2024 sebagai calon gubernur, bupati atau walikota? Kalau ada yang ingin ikut berkompetisi, apakah sudah menyiapkan visi dan misinya. Mungkin visi ini bisa menjadi alternatif bagi Anda mau ikut berkompetisi.

Atau siapa tahu, dengan menampilkan visi seperti ini, saya dipinang jadi calon wakil bupati atau walikota. Senang juga.

Seandainya saya juga ikut dalam kompetisi tersebut, saya akan mengusung visi masyarakat yang sehat, berkarakter, dan kompetitif. Mengapa visi ini yang ingin saya kedepankan? Tentu sangat beralasan. 

"Kesehatan itu aset, karakter itu hidup, dan kompetitif itu kehidupan".

Baca juga: Teruslah Tersenyum

Memilih atau menentukan visi dan misi seorang calon gubernur atau bupati atau walikota bukan sekedar angkat tempel, tetapi melalui survei terhadap kebutuhan masyarakat.

Saya rasa visi masyarakat yang sehat, berkarakter, dan kompetitif ini cukup kuat dan dominan untuk dieksekusi sebagai visi pemimpin daerah lima tahun ke depan.

Mengapa visi ini yang diangkat? Mari kita uraikan dan dalami satu per satu.

Visi Masyarakat yang Sehat

Kesehatan itu aset sekaligus investasi ke masa depan. Kesehatan itu sesuatu yang vital dan penting. Kalau masyarakat suatu daerah sehat, maka program apa saja yang digagas pemerintah pasti akan terlaksana dengan baik.

Lantas, bagaimana menciptakan masyarakat yang sehat?

Untuk menciptakan masyarakat yang sehat diperlukan sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, pustu, butuh ambulans, dokter ahli, dokter umum, perawat, analis kesehatan, apoteker, obat-obatan, dan lain-lain. 

Jadi infrastruktur kesehatan dengan sendirinya ada. Tidak perlu harus ada visi pembangunan infrastruktur. 

Demikian pun visi masyarakat yang sehat termasuk di dalamnya bagaimana mengupayakan kerja sama dengan pihak-pihak yang mengelola asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan. 

Apakah untuk mencapai kesehatan untuk semua, perlu mengeluarkan Kartu Sehat seperti KIS, atau JKN, atau memprogramkan kesehatan gratis hanya pakai KTP dan Kartu Keluarga atau NIK.

Anak-anak sekolah pun perlu mendapat perhatian. Supaya mereka sehat perlu diadakan program pemberian makanan sehat, pemberian obat cacing, kunjungan tim kesehatan ke lembaga pendidikan dan lain-lain.

Jadi prinsipnya mengutamakan masyarakat sehat jasmani dan rohani, sebab kesehatan adalah segala-galanya.

Visi Masyarakat Berkarakter

Secara etimologis, istilah karakter berasal dari bahasa Latin, character, yang berarti tabiat, sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak. 

Kata karakter itu sendiri adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi dan menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral pada seseorang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga mengartikan karakter sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, personalitas, sifat, watak, temperamen, dan tabiat.  Berkarakter artinya bekepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.

Nah, berdasarkan pengertian di atas, maka untuk menciptakan masyarakat yang berkarakter berarti membutuhkan pendidikan yang baik. Pendidikan itu dimulai dari rumah atau keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari jenjang pendidikan: PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Untuk itu daerah juga perlu membangun infrastruktur jalan yang baik untuk menghubungkan sekolah dan masyarakat.

Selain pendidikan, jalan untuk menciptakan masyarakat yang berkarakter adalah pembinaan hidup bermasyarakat melalui lembaga agama, lembaga adat, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, seperti organisasi Pemuda, organisasi bakat dan minat, dan lain-lain.

Tujuan akhir yang mau dicapai melalui visi masyarakat berkarakter adalah adanya masyarakat yang disiplin berlalulintas, tidak ada anak atau pemuda yang mabuk dijalan, pajak-pajakan di jalan, disiplin membayar pajak, disiplin dalam memanfaatkan dan memelihara hasil-hasil pembangunan, termasuk didalamnya disiplin dalam menjaga kesehatan lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon secara liar, dan lain-lain.

Visi Masyarakat Kompetitif

Pertanyaan dasarnya, masyarakat berkompetitif dalam hal apa?

Kompetitif adalah suatu sikap yang berhubungan dengan persaingan atau kompetisi.  Sedangkan kompetisi itu sendiri adalah kegiatan untuk mencapai tujuan dengan mengalahkan orang lain/kelompok lain. 

Dalam hal ini kompetisi secara positif menggunakan keunggulan yang dimiliki supaya dapa mengungguli lawan. Demikian Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan.

Visi masyarakat yang kompetitif dimaksudkan sebagai akhir dari ketercapaian program-program pembangunan sehingga memampukan masyarakat suatu daerah untuk berkompetisi atau bersaing secara sehat dengan daerah lain dalam hal ini propinsi atau kabupaten/kota lain.

Untuk menciptakan masyarakat yang kompetitif, daerah dapat menyelenggarakan berbagai event wisata, entah wisata budaya, wisata bahari, wisata alam, atau wisata rohani lainnya, termasuk berbagai kompetisi antar sekolah, kecamatan, kabupaten, dan lembaga lainnya.

Akhirnya

Calon pemimpin daerah yang mengembuskan visi ini, saya yakin akan menarik simpati dan animo masyarakat untuk menjatuhkan pilihan padanya.

Namun tidak berarti sekedar menyampaikan visi yang bagus dengan mengumbar janji yang tanpa realisasi. Masyarakat pemilih berhak untuk menagih janji bila tidak ditepati.

Maka visi masyarakat yang sehat, berkarakter dan kompetitif hanya akan terlaksana bila pemimpinnya dalam hal ini gubernur, bupati atau walikota bersama wakilnya seia, sekata, seiring, sejalan, dan sehati bekerja dalam karakter tim kerja untuk melaksanakannya demi kepentingan seluruh masyarakat. Sekali lagi bukan demi perutnya, keluarga, dan kroni-kroninya. 

Visi masyarakat yang sehat, berkarakter, dan kompetitif, sudah bagus, tapi lebih bagus lagi kalau itu semua dapat diwujudnyatakan demi kepentingan masyarakat. Maka pemimpin daerah mestilah seorang yang visioner dan berjiwa membangun di segala lini yang harus didukung oleh masyarakat.

Ayo mari kita mengikuti Pemilukada 2024 dengan menaruh harapan besar pada calon pemimpin yang mengedepankan visi masyarakat yang sehat, berkarakter, dan kompetitif.

Atambua: 30.05.2024

Referensi

https://hukum.uma.ac.id/2021/12/03/apa-itu-pengertian-karakter/

https://finance.detik.com/solusiukm/d-6356083/kompetitif-adalah-kenali-ciri-keunggulan-dan-kekurangannya

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun