Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Missio Ad Gentes dan Inter Gentes Demi Injil dan Kemanusiaan

15 Mei 2024   13:27 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:44 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animasi Misioner /Dok. pribadi

Setiap orang dipanggil untuk menjadi misionaris Yesus sebagai Gereja, karena Gereja pada hakekatnya bersifat Misioner.  Artinya setiap kelompok kategorial yang kita masuki harus menjadi medan atau komunitas bagi kita untuk bermisi. Maka ada Katekis Misioner. Ada Legio Maria Misioner. Ada Sahabat Mgr. Gabriel Manek Misioner. Dan ada Tunggal Hati Seminari dan Tunggal Hati Maria Misioner.

Untuk melaksanakan misi menjadi misionaris di tengah dunia, setiap orang mesti mempunyai apa yang dinamakan Spiritualitas Misioner atau semangat yang menjiwai seseorang sebagai misionaris bagi Tuhan.

Ada dua tujuan misi yang paling besar yang harus dilakoni oleh setiap orang, yaitu bermisi demi Injil dan bermisi demi kemanusiaan. Meskipun keduanya sulit untuk dipisahkan, namun kita perlu membedakannya dengan jelas.

Missio Ad Gentes

Setiap orang yang telah dibaptis terpanggil untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang misionaris. Kalau berbicara tentang menjadi misionaris, kita tak perlu berpikir bahwa menjadi misionaris berarti pergi ke tanah misi. Di manakah tanah misi itu? Dulu yang dimaksudkan dengan tanah misi adalah Benua Afrika, Asia,  Amerika dan Australia. Namun sekarang, orang tidak perlu harus pergi jauh ke benua-benua lain, tetapi yang paling diharapkan adalah semangat untuk bermisi.

Maka bermisi demi Injil berarti dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira atau Euangelion (Yunani), artinya berita sukacita. Setiap orang dipanggil untuk menjadi pembawa kabar sukacita kepada dunia.

Santo Paulus menegaskan bahwa  Injil itu harus diwartakan, karena merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman. Sebab itu "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil" (1 Kor  9:16).

Dr. Octovianus Naif dalam tulisannya pada buku "Ad Gentes Misi Gereja Tak Kenal Batas" (Kanisius: 2019:76) mengatakan bahwa Missio Ad Gentes (mission to the nations) adalah sebuah paradigma misi yang sangat ditekankan oleh Konsili Vatikan II dan Dokumen Post Konsili seperti Redemptoris Missio. 

Karena itu dengan mengutip kata-kata Santo Yohanes Paulus II, ia mengatakan: 

Missio Ad Gentes dimengerti sebagai perutusan para misionaris demi pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa atau golongan-golongan yang belum percaya akan Kristus atau yang masih jauh dari Kristus, dan di mana Gereja belum diakarkan di sana.

Menurut beliau, pewartaan Injil sebenarnya bertujuan untuk menobatkan kaum kafir untuk masuk ke dalam iman Kristen. Maka, missio Ad Gentes sebenarnya mengarahkan misi kepada budaya-budaya, agama-agama non Kristen dengan harapan agar mereka bisa memeluk iman Kristen. Itulah tujuan Missio Ad Gentes.

Missio Inter Gentes

Seperti dikatakan sebelumnya bahwa meskipun antara misi demi Injil dan demi kemanusiaan sulit untuk dipisahkan, namun bisa dibedakan dengan jelas. Maka misi demi kemanusiaan sebenarnya lebih masuk ke Inter Gentes atau di antara bangsa-bangsa. 

Missio Inter Gentes (mission among nations or peoples) berarti menerima masyarakat pluralistik dalam suatu paradigma non -confrontasional dengan Injil.

Menurut para Teolog modern, Missio Inter Gentes, memahami bangsa atau manusia dewasa ini dan menghendaki adanya kolaborasi yang akan membawa forma-forma baru bagi communio.

Karena itu Missio Inter Gentes mencari untuk membangun jembatan yang bisa menuntun orang kepada terbentuknya sebuah komunitas baru antara Kristen dan non-Kristen sebagai salah satu aspek dari kegiatan misioner itu.

Namun itu tidak berarti bahwa missio Inter Gentes itu akan berjalan mulus. Ada kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang misionaris.

Dalam hal ini, Paus Yohanes Paulus II pernah menegaskan dalam Redemptoris Missio, adanya kewajiban misioner kaum awam khususnya para Guru (Agama) menurut Inter Gentes adalah missio intra gentes yaitu perjalanan misioner menuju diri sendiri yang tanpa akhir.

Untuk itu, sang misionaris atau pelaku misi mesti menginjili terlebih dahulu dirinya sendiri atau dengan kata lain membaharui hidupnya terlebih dahulu alias bertobat, sebelum ia akhirnya menginjili orang lain.

Sebab itu menurut Santo Yohanes Paulus II, "semakin banyak orang berjiwakan Injil, maka semakin banyak hal yang akan dipersembahkan kepada Tuhan" (Evangelii Nuntiandi, 70).

Dengan perkataan lain, upaya pertama mewartakan Injil ialah kesaksian hidup yang otentik kristiani.

Animasi Misioner /Dok. pribadi
Animasi Misioner /Dok. pribadi

Implikasi Misi

Apabila seseorang yang merasa dirinya terpanggil untuk menjadi misionaris atau utusan Tuhan ke dalam dunia entah sebagai misionaris Ad Gentes atau Intra Gentes, hendaknya memperhatikan beberapa implikasi prakris misi berikut:

1.   Sumbangan tenaga untuk karya misioner Gereja

 Setiap orang yang terpanggil harus selalu siap sedia (entah baik atau tidak baik keadaannya!) untuk menyumbangkan tenaganya demi Injil dan kemanusiaan. Di mana  tenaganya dibutuhkan, di sana ia siap mengabdi!

2.   Di daerah-daerah Kristiani

Di daerah-daerah ini, seorang  terpanggil mesti mewartakan Injil dengan lebih banyak memberi pelayanan khusus pada lembaga-lembaga dan sekolah-sekolah terutama bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

3.   Di Daerah-daerah Misi

Kaum awam yang terpanggil hendaknya menjalankan misi melalui mengajar agama, menangani urusan keduniaan secara bertanggung jawab, aktif dalam kegiatan parokial dan berbagai tugas kerasulan lainnya.

4.   Di Daerah-daerah misi dan yang sudah Kristiani

Dalam hal ini yang diperlukan adalah kerja sama sosial-ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan bersama (bonum commune). Selain itu para awam juga perlu mengembangkan ilmu pengetahuan, dan membantu menyiapkan para pewarta Injil yang bisa berdialog dengan umat bukan Kristiani.

Itulah benang-benang merah yang dapat ditarik dari Animasi sehari Pemahaman Dasar Misi di Paroki Santa Maria Penyelenggara Segala Rahmat Kiupukan, Timor Tengah Utara, pada Selasa, 14 Mei 2024. Semoga bermanfaat.

Atambua, 15.05.2024

Referensi:

Octovianus Naif, 'Guru Menurut Kitab Suci' dalam Ad Gentes, Misi Gereja Tak Kenal Batas, Kanisius 2019

https://www.usccb.org/beliefs-and-teachings/what-we-believe/teaching-the-spirit-of-mission-ad-gentes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun