Kedua, Adanya kekhawatiran akan terjadi kemunduran fisik dan psikis jiwa tidak beraktivitas.Â
Mengingat bahwa sebelum memasuki usia Lansia (pensiun), seseorang tergolong orang yang aktif bekerja, dan ketika memasuki usia Lansia, tiba-tiba tidak ada aktivitas, maka ditakutkan atau dikhawatirkan bisa mengalami kemunduran fisik dan psikis. Atau dengan kata lain, bisa stres. Dan itu pengalaman yang sudah terjadi. Ada orang yang ketika memasuki pensiun langsung drop dan sakit berat.
Ketiga, Motif EkonomiÂ
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mendorong seseorang Lansia untuk giat bekerja lagi. Dalam hal ini Lansia dapat bekerja apa saja demi memenuhi kehidupan ekonomi keluarganya.
Keempat, Masih memiliki tanggungan
Seseorang sudah memasuki usia Lansia, namun masih mempunyai tanggungan, misalnya anak-anak masih sekolah, ada yang kuliah yang harus ditanggung uang sekoolah atau kuliahnya. Maka mau tidak mau, seorang bapak Lansia harus bekerja lagi atau rela untuk diperpanjang masa kerjanya atau menerima kontrak kerja baru.
Kelima, Tidak ingin menjadi beban anak-anak
Seseorang Lansia mau bekerja untuk menyibukkan diri dan dengan demikian tidak menjadi beban bagi anak-anaknya.
Keenam, Demi Aktualisasi diri.
Meskipun sudah Lansia, seseorang tidak mau berhenti bekerja karena baginya bekerja adalah demi aktualisasi diri. Â Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap individu memiliki keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari.Â
Kebutuhan inilah yang memicu dan memacu seseorang untuk memenuhinya, dan kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi seperti dicetuskan oleh Abraham Maslow (1908-1970). Maka biar pun sudah tua, seorang Lansia masih terus berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya dengan bekerja dan bekerja.