Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keuskupan Atambua Selenggarakan Hari Studi Bersama Menyongsong Perayaan 100 Tahun KWI

15 April 2024   23:10 Diperbarui: 16 April 2024   08:49 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari studi bersama KWI di Atambua/Komsos Keuskupan Atambua

Kutipan-kutipan yang mendukung tema

Perubahan adalah keniscayaan. Perubahan telah merambah berbagai aspek kehidupan dengan berbagai dampak positif dan negatif (Instrumentum Laboris, 2016)

Dunia yang kita tinggali sedang berubah cepat, dengan perubahan ini menentukan martabat hidup manusia (Paus Fransiskus, 2023)

Kebaharuan tidak mungkin dicapai tanpa perubahan, dan mereka yang tidak ingin berubah  tidak dapat mengubah apa pun. Dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. "Jangan lupa untuk mengubah diri sebelum berpikir untuk mengubah dunia"  (Leo Tolstoy, 1828-1910)

Rahasia perubahan adalah memusatkan semua energi kita, bukan untuk melawan yang lama, tetapi untuk membangun yang baru (Socrates, 399 SM)

Berjalan Bersama dalam Gerak Perubahan

Dengan mengutip pandangan Antony Giddens (2023:4), Pastor Dr. TB. Gandhi Hartono SJ, mengatakan, konteks kini dengan berbagai perubahan menyebabkan jaman semakin berubah dengan cepat. Hal ini menunjukkan rapuhnya tatanan dunia dan sementara lahir tatanan yang baru. Peradaban dunia mengalami tantangan dan beban, ibarat berlayar dalam badai yang sangat kuat. Sebab tidak semua dari kita akan berlabuh di tempat yang sama. Maka perlu mencari solusi untuk mengatasi "gelombang" perubahan itu.

Lebih lanjut, Sekretaris Eksekutif Komisi Pendidikan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) itu mengemukakan adanya empat latar belakang kerapuhan dunia itu, yakni pertama, kesadaran perkembangan jaman yang menuntut adanya perubahan; kedua, Spirit kehadiran sebagai cara bertindak yang diperbaharui (Update diri);  ketiga, menghadirkan wajah dunia yang cerah sebagai "Wajah Allah" sebagaimana hadir dalam Misi Yesus Kristus; dan keempat, mencari solusi dan strategi untuk menjawab perkembangan perubahan yang kontekstual yaitu kebangkitan baru.

Mengakhiri pemaparannya yang menarik itu, Pastor Gandhi mengemukakan sebuah pertanyaan retoris kepada para peserta "bagaimana kita dalam hal ini umat Keuskupan Atambua menyikapi gerak perubahan itu"?

Untuk itu beliau memngemukakan adanya 5 (lima) langkah karakter solutif perubahan berdasarkan buku karya Haryatmoko : "Jalan Baru Kepemimpinan dan Pendidikan, Jawaban atas Tantangan Disrupsi Inovatif", yakni:

1. Konteks dengan melakukan pemetaan terhadap kondisi terkini secara riil bukan asumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun