Bila Anda saat ini hendak berkunjung ke Lahurus sekedar untuk menyaksikan dari dekat kejernihan dan sejuknya sumber mata air Lahurus, Anda sudah pasti akan bertemu dengan Pastor Paroki Lahurus yaitu Pastor Mikhael de Rosari SVD.
Mengapa harus bertemu bapak Pastor ini? Ya sudah pasti, karena sumber mata air Lahurus ini terletak persis bersebelahan dengan rumah pastor atau yang dikenal dengan Pastoran Paroki Lahurus yang sudah berdiri sejak akhir abad 19.
Selain suku-suku asli Fialaran, Pastor Paroki Lahurus ikut bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kelangsungan hidup sumber mata air Lahurus.
Kini mata air Lahurus ini merupakan salah satu sumber mata air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk seluruh Kota Atambua dan sekitarnya.
Jadi bisa dibayangkan bila tanpa sumber air Lahurus, orang-orang yang tinggal di kota Atambua akan mati kekeringan. Untunglah bahwa Pemerintah Kabupaten Belu telah berusaha untuk mengalirkan air dari Lahurus untuk memberi kehidupan kepada penduduk kota Atambua.
Tomat Lokal Lahurus Varietas Kaut Lotu
Dari sumber mata air Lahurus ini para petani di sekitar Lahurus memanfaatkannya untuk menanam tanaman hortikultura baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk pemasaran. Mungkin pembaca atau para Kompasianer kaget belum pernah melihat buah tomat yang nyaris seberat buah semangka?
Ini betul-betul ada dan mungkin hanya ada di Lahurus. Para petani yang tergabung dalam kelompok tani di antaranya Poktan Wematan (artinya Sumber Air/Mata Air) kini sedang mengembangkan varietas tanaman tomat lokal yang beratnya bisa mencapai 1 kg.
Bahkan vareitas tomal lokal ini sudah didaftarkan pada Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian RI.
Seperti dirilis Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT bahwa sudah ada tim dari Sumber Daya Genetik (SDG) lokal BPTP NTT yang melakukan pendampingan kepada Kelompok Tani Wematan agar mereka lebih mahir dan trampil dalam membudidayakan tomat Lahurus.