Setiap manusia yang normal mempunyai 5 jari pada satu tangan. Kalau ada orang yang memiliki 6 jari atau hanya 4 jari, itu tidak normal atau cacat. Bisa cacat sejak lahir, atau bisa cacat karena kecelakaan.Â
Setiap jari pada tangan kita sudah diatur oleh Tuhan, Sang Pencipta dengan model yang sangat simetris. Artinya tidak semua jari kita berukuran sama, baik besarnya maupun tinggi atau panjangnya.
Sebagai orang yang beriman, kita yakin dan percaya bahwa Tuhan pasti punya maksud tersendiri dibalik ciptaan-Nya itu. Kita juga bisa bertanya, mengapa Tuhan tidak menciptakan semua jari berukuran sama besar dan sama tinggi saja supaya tidak ada yang merasa kurang.
Tetapi siapa bisa menyelami maksud dan rencana Tuhan? Karena Ia menjadikan semuanya indah pada tempat dan waktunya.Â
Paus Fransiskus pernah mengajarkan makna doa dalam lima jari tangan kita seperti diuraikan dalam www.gemapasionis.org.Â
"Doa Lima jari adalah metode doa yang diajarkan oleh Paus Fransiskus saat ia masih menjadi Uskup Agung di Argentina. Metode doa ini sangat sederhana namun indah dan berguna tidak saja untuk mengajar anak-anak bagaimana berdoa, tetapi juga sebagai pengingat bagi orang dewasa tentang bagaimana harus berdoa".
Berbeda dengan apa yang diajarkan Paus Fransiskus, penulis pernah membaca sebuah tulisan yaang dibuat oleh Drs. Anton Bele (kini Dr. Anton Bele, M.Si) dalam majalah BERKAT yang dikeluarkan oleh Komsos Keuskupan Atambua pada tahun 2000 (kalau penulis tidak keliru).Â
Dari uraian yang sederhana dalam majalah itu, kemudian penulis berusaha menerjemahkan dan memperluasnya menjadi 'Teologi Lima Jari' sebagai sebuah uraian teologis mengenai makna lima jari tangan manusia.Â
Uraian tersebut diikutsertakan dalam sebuah buku perdana dari penulis berjudul: Menjadi Keluarga Beriman, yang diterbitkan oleh Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta pada tahun 2004.
Apa bedanya dengan 5 jari doa yang diajarkan Paus Fransiskus?
Paus Fransiskus dalam uraiannya mengenai doa lima jari (The 5 fingers of prayer), lebih menekankan 5 jari tangan sebagai alat bantu untuk berdoa bagi keluarga, teman-teman, guru, dokter, imam, pejabat pemerintah, mereka yang menderita dan diri kita sendiri.