Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menghadapi Cuaca Ekstrem Saat Ini, Apa yang Harus Kita Lakukan?

14 Maret 2024   10:08 Diperbarui: 15 Maret 2024   07:06 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi banjir di Malaka 2024 (Sumber: Detikcom).

Peringatan Dini Cuaca dari BMKG

Tiga hari lalu (Senin, 11/3/2024) melalui grup whatsApp Kecamatan Tasifeto Barat, Camat mengirimkan sebuah informasi yang menarik "Peringatan Dini Cuaca Wilayah Nusa Tenggara Timur" Tanggal 12-14 Maret 2024.

Peringatan dini cuaca tersebut diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi El Tari Kupang. Peringatan dini cuaca tersebut dibagi atas dua bagian yaitu:

Satu: Wilayah yang berpotensi hujan sedang-lebat hingga ekstrem disertai Petir dan angin kencang berdurasi singkat, yaitu Manggarai Barat; Manggarai; Manggarai Timur; Ngada; Nagekeo; Ende; Sikka,; Flores Timur; Lembata; Alor; TTS; TTU; Malaka; Belu; Kota Kupang; Kab.Kupang; Rote; Sabu; Sumba Barat; Sumba Barat Daya; Sumba Tengah; dan Sumba Timur.

Dua: Wilayah yang berpotensi angin kencang, terdapat di seluruh wilayah Kota dan Kabupaten di Provinsi NTT.

Ilustrasi banjir di Malaka 2024 (Sumber: Detikcom).
Ilustrasi banjir di Malaka 2024 (Sumber: Detikcom).

Menarik bahwa BMKG menyertakan beberapa catatan penting sehubungan peringatan dini cuaca tersebut yakni:

1) Terdapat Bibit Siklon Tropis 91S di Samudera Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten dalam 24 jam kedepan bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia. Potensi Bibit Siklon Tropis 91S menjadi Siklon Tropis dalam 48 jam kedepan pada kategori Tinggi dan menjadi wilayah monitoring Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Australia.

2) Terdapat area terindikasi Bibit Siklon Tropis (Suspect Area) di wilayah Selatan NTT dan Bibit Siklon Tropis 93P di Teluk Carpentaria sekitar Utara Australia yang bergerak ke arah Timur - tenggara sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah NTT. Potensi Bibit Siklon Tropis 93P menjadi Siklon Tropis dalam 24 jam kedepan pada kategori rendah.

3) Aktifnya Gelombang Equatorial Rosby, dan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang-lebat hingga ekstrem yang disertai petir dan angin kencang.

4) Waspada Cuaca Ekstrem yang dapat menyebabkan Bencana Hidrometeorologi seperti pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya, banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akanpotensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang.

Walaupun banyak istilah teknis BMKG yang tidak dipahami dari kaca mata awam, namun akibat-akibatnya langsung terbaca dan dipahami. 

Setidaknya pikiran awam ini yang terjadi bahwa kejadian di Laut dapat berakibat pada daratan. Hubungan antara laut dan darat sebagai satu kesatuan alam saling bertautan satu sama lain, yang dapat berdampak baik pada laut maupun pada daratan.

Sebagai manusia, kita hanya pasrah dan waspada.

Banjir Datang Lagi

Bagi masyarakat Pulau Timor, kejadian alam berupa hujan yang turun tiada hentinya lebih dari 24 jam, sudah pasti akan berpotensi mendatangkan banjir. 

Dan daerah sasaran banjir itu adalah Kabupaten Malaka, meski daerah lain juga tidak bisa luput begitu saja. Namun yang paling parah adalah daerah Malaka yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Benain.

Selain banjir, apa yang dikemukakan BMKG itu berupa tanah longsor. Dari laporan dan liputan beberapa media lokal dan informasi yang beredar melalui whatsApp bahwa di beberapa tempat di jalur Malaka, Jalur Kupang, dan Jalur Mena, pada beberapa bagian jalan terdapat longsor yang menutup jalan, pohon tumbang dan jembatan putus.

Hal ini tentu mengakibatkan transportasi antar daerah menjadi macet. Banyak pihak menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk mencari keuntungan dengan melakukan pajak jalanan. Itu sudah merupakan hal yang lumrah apabila terjadi bencana seperti ini.

Ilustrasi akibat jembatan putus (Sumber: INews.id)
Ilustrasi akibat jembatan putus (Sumber: INews.id)

Menghadapi cuaca seperti ini, apa yang harus kita lakukan?

Berhadapan dengan aneka persoalan alam sebagaimana dilaporkan oleh BMKG, setiap kita hendaknya merasa terpanggil untuk melakukan hal-hal berikut:

Menghindari/Mengurangi Aktivitas Berkendara di Jalan raya

Dalam cuaca yang ekstrem seperti sekarang ini, kecelakaan yang paling besar terjadi adalah kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Ada bermacam-macam alasan mengapa terjadinya kecelakaan itu, antara lain: hujan deras yang menyebabkan jalanan licin; berkabut sehingga mempengaruhi jarak pandang; tanah longsor sehingga lumpur menutup jalan, dan lain-lain.

Karena itu dianjurkan agar selama musim hujan, kita mengurangi aktivitas perjalanan, baik di darat, di laut maupun di udara. Kalau bisa menunda perjalanan karena tidak terlalu emergency, maka baiklah tidak perlu melakukan perjalanan, sekalipun itu dekat saja.

Menghindari medan atau jalan yang rawan banjir dan tanah longsor

Kalau pun mau mengadakan perjalanan karena ada keperluan yang penting, perlu menghindari tempat-tempat atau jalan yang rawan banjir dan tanah longsor. Kalau bisa menghindari bencana atau kecelakaan mengapa tidak? Karena itu sebelum melakukan perjalanan perlu menanyakan situasi jalan kepada call center atau juga kepada teman. 

Selalu meng-up date informasi cuaca dan mengirimkan kepada teman atau keluarga

Dalam situasi cuaca ekstrem seperti ini berita cuaca dan informasi BMKG sangat diperlukan. Kita mesti selalu meng-up to date-kan informasi mengenai cuaca terkini.

Tujuannya adalah pertama-tama menjawab rasa ingin tahu tentang keadaan yang selanjutnya memacu perasaan kasihan terhadap saudara-saudara yang mengalami bencana. 

 Tujuan yang kecua adalah mengirimkan atau membagikan informasi keadaan cuaca terkini dari BMKG kepada keluarga atau teman sehingga membantu mereka mengetahui situasi terkini juga.

Melakukan gotong royong bersama untuk memperbaiki saluran yang rusak dan kebersihan lingkungan

Hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir ini mengakibatkan saluran-saluran air di sekitar rumah atau lingkungan kita bisa jebol atau tertutup sampah.

Berhadapan dengan kejadian alam seperti ini, kita perlu membangun rasa empati bersama untuk bergotong royong memperbaiki saluran yang jebol atau membersihkan saluran dan got sehingga air mengalir bebas, tanpa harus masuk ke perumahan.

Berdoa dan bersyukurlah senantiasa

Selain melakukan kegiatan-kegiatan fisik, diperlukan juga kegiatan non fisik namun yang penting untuk dilakukan. Sebagai umat beragama, kita juga mesti berdoa agar badai ini cepat berlalu. 

Berdoa dan melakukan introspeksi dan refleksi itu penting. Kita berdoa agar terhindar dari bencana. Dan bersyukur senantiasa karena kita diluputkan dari bencana sekarang ini. Itulah tugas kita sebagai umat beragama.

Membantu sama saudara yang terkena bencana

Tugas kita selanjutnya adalah apabila mengetahui bahwa di tempat atau wilayah tertentu ada yang terkena banjir atau tanah longsor maka membantu sebisa mungkin.

Kita bisa melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat, dengan kelompok-kelompok pemerhati sosial dan kemanusiaan, dengan para pimpinan agama, dan lain-lain untuk membantu saudara-saudara yang terkena bencana untuk dapat meringankan penderitaan mereka.

Berhadapan dengan situasi cuaca yang ekstrem dan kejadian alam berupa bencana dan lain-lain, mengantar kita untuk selalu melakukan introspeksi dan refleksi diri atas tindakan kita terhadap alam dan lingkungan sekitar kita.

"Setiap bencana mengajarkan kepada kita betapa pentingnya merawat alam ciptaan supaya pada saatnya alam merawat kita." Sebab bencana apapun itu sebagai akibat dari ulah manusia yang tidak merawat bumi rumah kita bersama (Laudato Si, no. 13).

Semoga bermanfaat!

Atambua: 14.03.2024

Sumber:

Info BMKG tanggal 12-14 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun