Bijak mengelola sampah merupakan bagi dari perwujudan iman. Orang yang bijaksana akan selalu berjuang untuk mewujudkan imannya selaras alam.Â
Pada bulan Ramadan ini sebagai orang beriman mesti bertekad untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, dan sekaligus mewujudkan imannya itu dengan bijak mengelola sampahnya.
Pada bulan Ramadan ini baiklah kita bertekad baik itu para saudara Muslim maupun non muslim untuk mengurangi produksi sampah di bulan suci ini, dan berusaha mengelola sampah dengan baik dan benar sehingga mendatangkan berkat baik bagi yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa.
Meskipun data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa ada peningkatan sampah selama Ramadan sebesar 20%, namun itu bisa diatasi apabila ada semua pihak bertekad untuk menurunkan angka sampah tersebut.
Tekad itu bisa diwujudkan dengan cara mengurangi  penggunaan kemasan plastik atau yang berdampak sampah pada konsumsi makanan dan minum selama bulan Ramadan, khususnya ketika para saudara usai berbuka.
Pengalaman membuktikan bahwa pada pagi hari ketika umat berpuasa, seluruh kota bersih tertata rapi, namun ketika tiba sore hingga malam hari sesudah berbuka, di mana-mana berserakan sampah baik plastik maupun non plastik.
Kota yang tadinya bersih di pagi hingga siang hari berubah menjadi 'kota sampah' di sore hingga malam hari. Hal ini diakibatkan karena orang tidak bijak mengelola sampah atau membuang sampah sembarangan.
Maka kiranya di bulan suci Ramadan ini perlu ada tekad bersama untuk bijak mengelola dan memerangi sampah sehingga dengan demikian menjadi bagian dari perwujudan iman sebagai umat beragama.
Tiada lelah berkampanye tentang Pengelolaan Sampah
Sudah seharusnya sebelum memasuki bulan Ramadan, salah satu aktivitas bersama adalah melakukan kampanye untu pengelolaan sampah yang lebih baik pada masa Ramadan.
Pihak-pihak yang berkepentingan hendaknya tiada lelah berkampanye tentang pengelolaan sampah. Â Dari Dinas Lingkungan Hidup dan Penataan Kota, hendaknya terus berkampanye.Â