Melalui ekonomi pembebasan itu, Allah menghibahkan alam semesta, bumi dan lingkungan hidup dengan segala sesuatu yang terkandung didalamnya tanpa menuntut balasan apapun, sehingga manusia diselimuti kekayaan yang berlimpah ruah.
Manusia sungguh dikasihi dengan karunia kemurahan hati, rahmat dan berkat dari Allah secara gratis dan berlimpah ruah. Sebagaimana difirmankan Tuhan melalui Nabi Yesaya yang berbunyi:
"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat" (Yes 55: 1-2).
Ekonomi Paus Fransiskus
Melawan kecenderungan ekonomi yang menghambat perkembangan sejati manusia, Paus Fransiskus  menegaskan bahwa politik dan ekonomi, dalam dialog secara tegas mengabdikan diri kepada kehidupan, terutama kehidupan manusia.Â
Pemimpin umat Katolik sejagat yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, dalam ensiklik Laudato Si  mengemukakan bahwa ekonomi uang dan pasar yang tidak memperhatikan biaya sangat besar yang harus dibayar masyarakat dan kaum miskin, sesungguhnya merupakan ekonomi semu yang timpang, tidak berkeadilan dan merusak.
Menurutnya, ekonomi ekologis harus berlandaskan sikap hormat kepada hidup, peduli, dan solider dengan lingkungan alam ciptaan yang rusak parah akibat pengembangan eksploitatif yang tanpa batas.
Di Keuskupan Atambua, kita telah berjuang selama hampir 80-an tahun untuk menata dan memajukan hidup umat melalui program-program pastoral pemberdayaan ekonomi.
Bila kita belum meretas kemajuan yang berarti, Bapak Uskup mengajak seluruh umat kristiani untuk merefleksikan secara jujur, kritis dan analitis, apa saja faktor-faktor penghambatnya.Â
Mungkin saja kita masih tersandera dan terbelenggu oleh cara pikir (mindset), citarasa hati (mood), keinginan hati, dan kulitas kemartabatan diri (mankind) kita. Untuk itu sebagai aplikasi paling praksis adalah perlunya membangun sikap tobat ekologis untuk membangun ekonomi yang ekologis pula.Â