Inilah mekanisme dan aliran ekonomi pasar yang oleh Adam Smith (1723-1790) disebut "An invisible hand". Â Adam Smith ingin menegaskan bahwa mekanisme pasar yang otentik dan natural dapat menjadi alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien, bila tidak diintervensi secara berlebihan oleh pihak regulator yang cenderung intruksif, restriktif, manipulatif, dan monopilistis.
Perubahan zaman telah mengubah banyak bidang kehidupan. Mekanisme alamiah ekonomi pasar telah remuk dan rusak dalam cengkeraman kapitalisasi, birokratisasi, teknokratisasi, konglomerasi, korporasi, dan monopoli ekonomi.
Terciptanya kesenjangan ekonomi yang makin lebar antara 'the haves versus the havenots'. Hal ini menyebabkan manifestasi dan wajah ekonomi tidak manusiawi , tidak humanis, sehingga sering meredupkan cahaya kemanusiaan kita, serta menghambat perkembangan sejati harkat dan martabat manusia yang sejati.
Ekonomi yang tidak manusiawi ini selalu membelenggu kelompok orang-orang kecil dalam kerangkeng ketidak-berdayaan. Akibatnya, mereka menjadi parah, nrimo dan terserah saja.
Ekonomi Pembebasan
Menurut dosen Filsafat Ketuhanan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ini, selain humanis, ekonomi juga berkarakter ekologis. Ekonomi ekologis sepantasnya sangat serius mengambil tanggungjawab atas ekosistem seluruh alam ciptaan, sebab segala sesuatu terhubung melalui mata rantai koneksi yang utuh.
Ekologi sebagai ekosistem menunjukkan adanya interdependensi antara satu unsur dengan unsur yang lain. Antara individu yang satu dengan individu yang lain. Antara partikel-partikel dalam makrokosmos dan mikrokosmos.
Ekonomi ekologis menegaskan bahwa segala upaya manusia memenuhi segala kebutuhan dan memajukan hidupnya terkoneksi secara niscaya dan mutlak dengan keseluruhan alam semesta ciptaan Allah.
Mengembangkan ekonomi tanpa peduli terhadap alam merupakan suatu kesalahan fatal dan kedunguan yang tidak dapat ditolerir.Â
Dosa, kesalahan, dan ketidakadilan sekecil apapun terhadap satu unsur atau individu yang satu merupakan dosa, kesalahan, tindak kekerasan dan ketidakadilan terhadap tatanan alam ciptaan secara keseluruhan.
Ekonomi pembebasan fokus pada kerelaan Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya sebagai prakondisi, lingkungan hidup dan daya dukung meng-ada-nya manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang istimewa, gambar dan rupa Allah. Dan melalui perjanjian, mengangkat manusia menjadi umat pilihan-Nya.