Kita dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah-buahan sehingga pada saatnya kita tinggal memetik hasilnya dan memanfaatkannya dengan penuh sukacita.Â
Di pekarangan rumah saya ditanami lombok, jeruk nipis, tomat dan sayur putih. Untuk makan siang, saya cukup mengambil beberapa buah tomat dan lombok, mengiris dan menguliknya, lalu dimakan dengan penuh syukur. Sambil menunggu suatu saat kolam ikan nila siap dipanen. Wah, sehat dan bergizi pula. Itulah perubahan mindset dan praktek frugal living dalam keluargaku.
Dan yang terakhir, dengan mempraktekkan frugal living bukan berarti hidup dalam serba keterbatasan atau hidup kikir terhadap orang lain.
Tetapi yang benar dalam frugal living adalah bagaimana kita memprioritaskan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Atau lebih tepatnya mengatur pengeluaran hanya untuk hal-hal yang lebih penting dan berguna bagi banyak orang. Dan itu harus direncanakan mulai dari sekarang secara teratur.
Okey, mudah-mudahan kita bisa memulainya dari diri kita sendiri! Terima kasih kepada Kompasianer Novrita Savitri yang telah mengajak para kompasianer untuk memulai praktek hidup ini.Â
Sementara saya telah menjalaninya sejak saya kecil karena memang situasilah yang membuat saya harus menjalaninya.Â
Semoga bermanfaat.
Salam sukses selalu.
Atambua, 09.02.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H