Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu Jadi Destinasi Wisata Pertanian

Dalam masyarakat Timor  berbahasa Dawan atau Uab Meto memiliki sebuah kearifan lokal sehubungan dengan kehidupan dunia pertanian, yang berbunyi, "Tmeop On Ate, Tah On Usif" yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira bunyinya demikian, "Kerja seperti Hamba, Makan seperti Raja". 

Kearifan lokal atau peribahasa Dawan ini memiliki makna yang sangat dalam dan bernilai positif yakni: "Kebahagiaan itu tidak jatuh dari langit, tetapi membutuhkan perjuangan dan kerja keras".  Supaya makan enak, orang mesti rajin bekerja. 

Kalimat yang berupa kearifan lokal ini biasanya diungkapkan oleh orang tua berupa nasehat kepada anak-anak, ketika mengajak anak-anak (terutama anak laki-laki) pergi ke kebun atau pada saat berkebun. Dengan maksud supaya kelak anak-anak mencintai kerja tangan, khususnya dunia pertanian. 

Baca juga: Judi Tidak Pernah Akan Membuat Orang Jadi Kaya

Pandangan masyarakat Dawan ini sangat selaras dan sejalan dengan pandangan teologis yang berbunyi "Raba Tanah artinya Raba Tuhan". Dasar pertimbangannya adalah Tuhan sendiri yang menciptakan tanah dan menghadiahkan tanah itu kepada manusia untuk diolah. Kalau manusia mengolah tanah yang adalah ciptaan Tuhan itu dengan baik, berarti manusia melaksanakan amanat Tuhan sendiri.  Maka manusia yang memperlakukan tanah dengan baik (Raba Tanah) berarti dengan sendirinya manusia me-Raba Tuhan.

Konsekuensinya adalah kotor. Dalam pandangan pertanian tradisional di Timor, bekerja berarti tangan harus kotor. Karena tanah itu kotor maka menghasilkan buah berlimpah untuk kehidupan manusia itu sendiri.

Latihan membuat Pupuk Organik di Taman Hortikultura Oeneke (Dokpri. Pengelola)

Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu

Baca juga: Bagaimana Mengembangkan Ekonomi Ekologis yang Humanis

Berangkat dari kearifan lokal di atas, maka Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu itu ada. Taman Holtikultura  adalah kebun pertanian yang meliputi atau terdiri dari tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan aneka tanaman hias lainnya. Taman Hortikultura ini dirintis dan dikembangkan oleh Keluarga Yosef Akoit, seorang pensiunan ASN Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). 

Baca juga: Sektor Pertanian dan Minat Para Milenial

Tujuannya adalah untuk menyediakan kebutuhan masyarakat akan sayur-sayuran dan buah-buahan sehat dan segar; dan untuk menjadi tempat pembelajaran pertanian bagi kaum muda untuk mencintai dunia pertanian. Jadi yang menjadi misi utama adanya Taman Hortikultura Oeneke ini adalah agar menjadi contoh bagi para kaum milenial bahwa menjadi petani juga bisa hidup, asal mempraktekkan pertanian yang profesional.

Mengapa diberi nama Taman Hortikultura Oeneke?

Kata 'hortikultura' berasal dari bahasa Latin yaitu 'hortus' dan 'colere'. Hortus artinya taman, kebun,  dan colere berarti untuk menumbuhkan atau budidaya. Jadi hortikultura berarti istilah yang digunakan untuk menunjukkan sistem produksi yang melayani kebutuhan hidup sehari-hari akan segala macam komoditas segar dari buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias.

Nomen est Omen. Nama menunjukkan tanda atau pribadi. Diberi nama taman hortikultura Oeneke karena beralamat di Oeneke, sebuah kampung kecil di Dusun Fatutusi, Desa Fafinesu, Kecamatan Insana Fafinesu, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Buah Jeruk Keprok Taman Hortikultura Oeneke (Dokpri.Pengelola)

Apa saja yang dibudidayakan di Taman Hortikultura Oeneke?

1. Sayur-sayuran seperti Kol, Pitsai, Tomat jenis Latansa,  Cabe Baja, Kangkung Darat, Terong, dan Pare ular.

2. Buah-buahan seperti Pisang Cavendis, Pepaya Lovena,  Markisa, Jeruk, Labu Siam, Anggur hijau, Semangka, dan Melon.

3. Tanaman hias berupa aneka bunga: matahari, sirih merah, dan pala.

Taman Hortikultura Oeneke mengembangkan cara dan sistem pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi pertanian dengan pola pertanian organik. Karena menggunakan pupuk organik maka menghasilkan sayur-sayur dan buah-buahan organik pula yang kini sangat diminati oleh masyarakat Kota Sari Kefamenanu dan sekitarnya.

Sejak adanya Taman Hortikultura Oeneke ini, banyak pihak mulai meliriknya dengan membangun kerja sama jejaring kerja, seperti Universitas Negeri Timor (Unimor)  dan SMK-SMK yang ada di pulau Timor antara lain SMK St. Pius X Bitauni; SMKN Bikomi Selatan, dan PPL Kecamatan se-Kabupaten Timor Tengah Utara.

Setiap tahun Taman Hortikultura Oeneke menjadi tempat belajar dan kegiatan pendampingan pertanian termasuk dalam hal pembuatan Pupuk Bokasi bagi para calon petani milenial dari para siswa yang melakukan PKL baik dari SMK-SMK maupun mahasiswa KKP AgroTeg Unimor.

Buah Pare Ular di Taman Hortikultura Oeneke (Dokpri.Pengelola)

Apa yang menjadi Kelebihan Taman Hortikultura Oeneke ini?

1.  Memiliki lahan pertanian yang luas dan terletak di lereng bukit Fafinesu yang sejuk.

2. Pemiliknya seorang pensiunan ASN yang sangat paham dunia pertanian meski hanya belajar dari pengalaman sebagai anak petani "Kebanggaanku adalah Terlahir dari seorang Petani" (Yosef Akoit, Pemilik dan Pengelola Taman Hortikultura Oeneke).

3. Menghasilkan buah, sayur dan bunga yang segar, hijau, dan organik.

4. Mudah diajak bekerja sama dan menjadi tempat belajar dan praktek bagi siswa SMK dan mahasiswa Agroteg Universitas Timor, Kefamenanu.

Karena kemudahan dan kelebihan Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu inilah maka saat ini ia telah menjadi salah satu destinasi wisata pertanian di Pulau Timor. Kalau di Malang, Jawa Timur, orang berwisata sambil memetik Apel, di Taman Hortikultura Oeneke, kita bisa berwisata sambil memetik aneka buah seperti Markisa, Pepaya, Jeruk Keprok, aneka sayur hijau lainnya.

Ayo mari berwisata ke Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu yang beralamat lengkap di Jalan Trans Maubesi-Wini Km. 5, RT 002/RW002, Dusun Fatutusi, Desa Fafinesu, Kecamatan Insana Fafinesu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Atambua: 12.01.2024

Sumber:

Publikasi Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu