Ada sekurang-kurangnya 5 cara bijak menangani problem KDRT agar bisa meredam dampaknya, yakni:
1. Â Pahami dengan benar konflik atau KDRT yang terjadi.
2. Â Jangan mendiamkan suami atau istri Anda.
3. Â Jangan menimbun perasaan atau emosi Anda
4. Â Janganlah berusaha untuk mempertahankan diri
5. Â Apabila anda salah, akui kesalahan anda, apabila anda benar, berdiamlah.
Supaya kita tidak dianggap ikut mencampuri urusan rumah tangga orang lain yang mengalami KDRT, maka berdasarkan kelima cara bijak di atas, setiap orang atau setiap keluarga hendaknya memperkuat ketahanan keluarganya sendiri. Sebab dengan memperkuat ketahanan keluarga sendiri, dapat menjadi benteng untuk tidak terjadi KDRT di dalam keluarga sendiri.
Selain itu berhadapan dengan korban KDRT yang ada di sekitar kita, baiklah kita menolong sejauh kemampuan kita dan terutama melaporkan kepada pihak atau lembaga yang membantu KDRT, misalnya Forum Perlindungan Perempuan dan Anak (FPPA), atau kepada Komisi Keadilan dan Perdamaian (Justice and Peace Commision).Â
Dan apabila KDRT itu berdampak lebih besar, kita tidak boleh mendiamkannya, tetapi mengupayakan penanganan hukum untuk mendapatkan keadilan. Sebagai orang beragama, keluarga yang sering mengalami KDRT hendaknya mendapat perhatian dan pendampingan terus menerus dari pimpinan agama; dan bukan tidak mungkin, "kalau mereka yang mengalami KDRT terus didoakan, niscaya akan bertobat, dan mulai menjalani hidup baru. Sebab KDRT yang bisa ditangani dengan bijak dan berhasil, akan menjadi berkat bagi rumah tangga tersebut!
Atambua, 21.12.2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H