Pengantar
KEHADIRAN PKK sebagai organisasi kemasyarakatan dan mitra kerja pemerintah sebenarnya bertujuan untuk melibatkan perempuan dalam hal ini istri para pejabat atau pemangku pemerintahan untuk ikut terlibat dalam urusan kemasyarakatan yakni pemberdayaan perempuan.
Dalam hal ini organisasi PKK menjadi koordinator kegiatan-kegiatan yang melibatkan kaum ibu atau istri atau perempuan dalam masyarakat.
Benarlah bahwa organisasi PKK selalu menjadi "Penggerak" di masing-masing jenjang demi terlaksananya program kerja mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, propinsi hingga pusat.
Maka tidak benar, bila orang memandang PKK hanya sebagai organisasi ibu-ibu yang mengorganisir untuk melakukan senam pada setiap hari Jumat atau Sabtu. Sebatas itu saja. Masa, tidak ada kegiatan lain lagi.
Pada hal sejatinya, anggota Tim Penggerak PKK itu sangat banyak dan bervariasi, yaitu para relawan, bukan hanya perempuan tetapi juga laki-laki yang menyediakan sebahagian dari waktunya di keluarga untuk kepentingan PKK.
Sekali lagi sbagai relawan, mereka itu tidak digaji, tetapi mereka menjadi fasilitator yang handal pada setiap kegiatan PKK, baik di desa maupun di tingkat yang lebih tinggi.
Di tingkat Kabupaten, istri Bupati menjadi Ketua Tim Penggerak PKK kabupaten, sedangkan istri Wakil Bupati sebagai Wakil Tim Penggerak PKK Kabupaten.
Tulisan ini, bertujuan untuk memperkenalkan keberadaan Tim Penggerak PKK di Kabupaten Belu sebagai salah satu kabupaten  atau daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, dan apa saja program-program pemberdayaannya selama ini.
PKK Kabupaten Belu dan 3 Program Unggulannya
Bupati Belu saat ini bernama dr. Agustinus Taolin, Sp. PD-KGEH,FINASIM seorang putera asli Belu yang berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam. Istrinya bernama Dra. Freny Indriani Yanuarika. (Sumber: Wikipedia)
Terpilih sebagai Bupati Belu periode 2021-2024. Beliau berpasangan dengan Drs. Aloysius Haleserens, MM sebagai Wakil Bupati. Istrinya (wakil Bupati) bernama Rinawati Br. Perangin Angin. (Sumber: Wikipedia).
Keduanya lebih dikenal dengan tagline: SEHATI. Visi besar yang mereka ingin tuntaskan bersama masyarakat Belu selama kepemimpinannya adalah mewujudkan masyarakat Belu yang Sehat, Berkarakter dan Kompetitif (Sumber: Wikipedia).
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu saat ini adalah Dra. Freny Indriani Yanuarika Taolin, dan wakilnya adalah Rinawati Br. Perangin Angin.
Selama dua tahun menjadi Tim Penggerak PKK, banyak terobosan yang telah mereka lakukan untuk mendampingi para perempuan Belu mencapai kesejahteraan keluarga yang dikenal Program Pemberdayaan Perempuan Belu.
Di antara program-program itu, ada tiga program unggulan yang hendak penulis bagikan di sini untuk menjadi pembelajaran bersama.
Program pertama yang telah mereka gelontorkan adalah Program Belu Berbunga (Kompasiana.com) yaitu Penataan Pedestrian (Trotoar) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam Kawasan Perkotaan Atambua dan sekitarnya.
Untuk program Belu Berbunga ini, Tim Penggerak PKK mendapatkan kucuran dana dari CSR Bank NTT. Bunda Freny, demikian istri Bupati Belu biasa dipanggil, mengaku bahwa CSR yang diterima akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan masyarakat, khususnya masyarakat yang memanfaatkan jalur trotoar dan ruang terbuka hijau untuk lokasi rekreasi yang menyenangkan.
Program unggulan kedua yang juga sudah dijalankan adalah Melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Seni Kerajinan Kayu dan Serat Alam Berbasis Ramah Lingkungan.
Dalam program ini, Tim Penggerak PKK Belu memfokuskan pendampingannya pada para pelaku UMKM. Bimtek ini melibatkan Dekranasda Kabupaten Belu, Propinsi NTT dan Pusat.
Program ini diberi nama Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dengan pelatihnya dari Direktorat Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI.
Dan program unggulan ketiga diberinama "Program Regenerasi Pengrajin Tenun Tais Belu". Tujuan dari program ini jelas yaitu untuk melestarikan kain tenun khas Belu yang biasa dikenal dengan "Tais".
Kepada para ibu dan kaum perempuan Belu diberikan pelatihan untuk tahu membuat kain (tais) Belu mulai dari memilih benang, Â melakukan pewarnaan alam, menenun, hingga menghasilkan sebuah kain tenun jadi.Â
Kain hasil tenunan itu bisa untuk dipakai sendiri sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya daerah dan kebanggaan pribadi, kain yang dihasilkan juga dapat dipasarkan atau dijual dengan harga yang terjangkau untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.Â
Selain itu hasil dari usaha baik pribadi maupun kelompok dapat diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan pameran baik di daerah, maupun di tingkat nasional, bahkan internasional.
Untuk diketahui, ada dua macam "Tais" yaitu Tais Mane dan Tais Feto. Tais mane untuk laki-laki, sedangkan Tais Feto untuk perempuan.
Dalam tradisi orang Timor, perempuan bisa menggunakan Tais mane itu tidak apa-apa, artinya tidak berdampak budaya ataupun lainnya.
Tetapi laki-laki tidak bisa (dilarang) memakai "Tais Feto" karena menurut mitos orang Timor, kalau laki-laki memakai tais feto, ia akan menjadi seperti perempuan. Dan sebagai hukuman atas 'pelanggaran' itu, ia akan diserang oleh babi hutan.
Apakah hal ini pernah terjadi, kita tanyakan saja pada "rumput yang bergoyang", kata Ebiet. G. Ade.
Ketiga program unggulan PKK Kabupaten Belu ini sudah, sedang, dan akan terus dieksekusi sepanjang keberadaan PKK untuk membantu pemberdayaan masyarakat Belu sebagaimana tugas dan misi PKK sebagai Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
Semoga selama masa kepemimpinan paket SEHATI di kabupaten Belu sebagai kabupaten Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, dapat membantu masyarakat terutama keluarga-keluarga di perbatasan untuk mempercantik penampilan kota Atambua sebagai kota BERIMAN: Bersih, Indah, dan Nyaman melalui Belu Berbunga; berwirausaha, dan melestarikan 'Tais Belu'.
Semoga bermanfaat!
Atambua: 26.10.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H