Kain hasil tenunan itu bisa untuk dipakai sendiri sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya daerah dan kebanggaan pribadi, kain yang dihasilkan juga dapat dipasarkan atau dijual dengan harga yang terjangkau untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.Â
Selain itu hasil dari usaha baik pribadi maupun kelompok dapat diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan pameran baik di daerah, maupun di tingkat nasional, bahkan internasional.
Untuk diketahui, ada dua macam "Tais" yaitu Tais Mane dan Tais Feto. Tais mane untuk laki-laki, sedangkan Tais Feto untuk perempuan.
Dalam tradisi orang Timor, perempuan bisa menggunakan Tais mane itu tidak apa-apa, artinya tidak berdampak budaya ataupun lainnya.
Tetapi laki-laki tidak bisa (dilarang) memakai "Tais Feto" karena menurut mitos orang Timor, kalau laki-laki memakai tais feto, ia akan menjadi seperti perempuan. Dan sebagai hukuman atas 'pelanggaran' itu, ia akan diserang oleh babi hutan.
Apakah hal ini pernah terjadi, kita tanyakan saja pada "rumput yang bergoyang", kata Ebiet. G. Ade.
Ketiga program unggulan PKK Kabupaten Belu ini sudah, sedang, dan akan terus dieksekusi sepanjang keberadaan PKK untuk membantu pemberdayaan masyarakat Belu sebagaimana tugas dan misi PKK sebagai Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
Semoga selama masa kepemimpinan paket SEHATI di kabupaten Belu sebagai kabupaten Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, dapat membantu masyarakat terutama keluarga-keluarga di perbatasan untuk mempercantik penampilan kota Atambua sebagai kota BERIMAN: Bersih, Indah, dan Nyaman melalui Belu Berbunga; berwirausaha, dan melestarikan 'Tais Belu'.
Semoga bermanfaat!
Atambua: 26.10.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H