Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nenuk, Lalian Tolu, dan Surik Lulik: Tiga Wilayah Keramat yang Perlu Perhatian

15 Oktober 2023   22:45 Diperbarui: 15 Oktober 2023   23:05 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi atraksi OMK dari Lalian Tolu (sumber: Victory News)


Tiap-tiap wilayah atau daerah selalu memiliki keunikan dan kisah unik yang menyertainya. Setiap kisah unik yang dituturkan mengenai keunikan suatu wilayah selalu mengandung arti dan nilai tertentu bagi kehidupan. Secara khusus bagi generasi Z untuk menjadi pengetahuan  dan pembelajaran bagi mereka. 

Pengantar

Ada dua orang pemuda sedang dalam perjalanan ke Lalian Tolu. Mereka berdua berasal dari Surik Lulik. Dalam perjalanan itu mereka saling mempertanyakan apa yang sedang terjadi di wilayah Nenuk saat ini?

Salah seorang pemuda bernama Suri berkata kepada temannya, "Apakah engkau tidak tahu bahwa baru saja sore tadi terjadi kebakaran hebat di hutan jati sekitar Lalian Tolu?"

Halek, teman seperjalanan Suri menjawab, "Saya tahu tadi sore ada kebakaran, tapi tahukah engkau siapa yang membakarnya?"

"Mana kutahu?", jawab Suri.

"Oh ya kemungkinan kebakaran itu dilakukan oleh anak-anak Nenuk", kata Halek menjelaskan duduk perkaranya.

Lalu keduanya pun melanjutkan perjalanan dan tiba di Lalian Tolu sekitar pukul 5 sore. Saat itu matahari hampir terbenam. Lalu terdengarlah bunyi burung hantu bersahut-sahutan dari dalam hutan jati yang membuat buluh kuduk berdiri.

Ilustrasi Jalan salib Laudato si mulai dari Lalian Tolu (sumber: keuskupanatambua.org)
Ilustrasi Jalan salib Laudato si mulai dari Lalian Tolu (sumber: keuskupanatambua.org)

Tiga Wilayah Keramat: Nenuk, Lalian Tolu, dan Surik Lulik

Kisah perjalanan di atas hanya sebagai cerita pengantar untuk mengenal tiga wilayah keramat di Tanah Timor, khususnya di wilayah Kabupaten Belu yaitu Nenuk, Lalian Tolu, dan Surik Lulik.

Bagi orang Belu, nama ketiga wilayah ini tidak asing lagi.  Semua orang Belu tahu kalau nama Nenuk, lalian Tolu dan Surik Lulik itu tiga nama yang keramat. Sebab masing-masing mempunyai latar belakang mitis dan pengertiannya.

Pertama: Nenuk

Kata "Nenuk" pertama-tama sebenarnya merupakan sebutan untuk pohon yang pada waktu itu terlihat subur dengan buah-buahnya yang berserakan di bawahnya, dan berada di tengah-tengah belukar. Orang menyebutnya "Ne-nuk" (bahasa Tetun-Timor) yaitu pohon buah Mengkudu. Tanaman Mengkudu tergolong dalam famili "Rubiaceae".

Sejak dahulu orang Timor telah mengenalnya sebagai tanaman obat yakni untuk meringankan rasa nyeri badan dan meredahkan peradangan di dalam tubuh. Buah mengkudu yang sudah matang atau masak akan jatuh berserakkan di bawah pohonnya. Dan menjadi makanan ternak.

Kedua, Nenuk hendak menunjuk kepada sebuah wilayah keramat milik orang Belu yang berada di antara Lalian Tolu dan Surik Lulik. Di dalam wilayah Nenuk terdapat sumber air keramat yang bernama "Mau-Fuas". Saking keramatnya wilayah ini sehingga dikatakan bahwa binatang pun tidak menembusi atau masuk dalam wilayah ini.

Ketiga, setelah masuknya agama Katolik ke pulau Timor, perlahan-lahan wilayah keramat ini dimasuki manusia. Berkat kerja sama yang baik antara para misionaris Eropa terutama Belanda yang pada saat itu menjajah Timor Barat -- dengan para ketua suku/ketua adat orang Timor, maka tanah di sekitar Nenuk itu diserahkan kepada misi dalam hal ini Societas Verbi Divini (SVD).

Dengan demikian dahulu Nenuk dikeramatkan karena masih dikuasai oleh kekuatan mitis magis, kini Nenuk menjadi "daerah keramat" karena telah dibaptis menjadi pusat misi SVD Timor Indonesia.

Kedua: Lalian Tolu

Kata 'Lalian' (bahasa Tetun-Timor) artinya Tungku, dan 'Tolu' (bahasa Tetun-Timor) artinya tiga. Jadi Lalian Tolu berarti ada tiga tungku.  Dan betul, hingga saat ini di tempat di mana dikeramatkan oleh suku-suku tertentu di Belu-Timor itu terdapat tiga batu yang membentuk tungku, yang diyakini oleh suku mereka sebagai "Tempat Turunnya Rahmat".

Di tengah hutan di mana 'Lalian Tolu' itu berada selalu menjadi tempat bersarangnya lebah yang menghasilkan madu hutan.

Sementara daerah sekitar Lalian Tolu itu sendiri terdiri dari semak belukar yang rawan terhadap kebakaran. Karena biasanya menjadi tempat gembala sapi bagi penduduk di sekitar. Dan supaya sapi-sapi mereka bisa mendapatkan rumput pada musim kemarau, biasanya para penjaga sapi itu dengan sengaja membakar belukar dengan alang-alang itu, supaya secepatnya tumbuh dan bisa menjadi makanan untuk ternak mereka.

Seperti Nenuk, Lalian Tolu juga demikian. Dengan kedatangan para misionaris dari Serikat Sabda Allah, tanah di sekitar tempat keramat "Lalian Tolu" itu pun diserahkan oleh tua-tua adat untuk dijadikan pusat biara. Dan setelah melewati diskusi dan perencanaan yang matang, Lalian dipilih sebagai tempat persemaian panggilan menjadi Imam. Maka Seminari pun didirikan di Lalian pada tahun 1950.

Maka jelaslah bahwa sebelum masuknya agama Katolik ke Timor, Lalian Tolu menjadi tempat pemujaan berhala para suku-suku Belu di Naekasa dan menjadi tempat keramat.

Dengan masuknya agama Katolik dan berkat kegigihan para misionaris hingga berdirinya Seminari di Lalian, maka Lalian tempat yang dahulu dikeramatkan, kini menjadi tempat "keselamatan" sebab dari Seminari Lalian itu telah menghasilkan banyak Uskup dan Imam yang menjadi misionaris keselamatan di seluruh dunia.

Selain itu, Lalian Tolu kini menjadi pusat keuskupan Atambua dengan berdiri megahnya Istana Uskup Atambua dan Pusat Pastoral Keuskupan Atambua. 

Ketiga, Surik Lulik

Kata 'Surik' (bahasa Tetun-Timor) artinya Pedang, dan 'Lulik' (bahasa Tetun-Timor) artinya keramat atau suci. Maka Surik Lulik artinya Pedang Keramat.

Sebagai tempat, Surik Lulik berada diantara Nenuk dan Lalian. Di Surik Lulik terdapat sebuah danau kecil (bahasa Tetun: Debu) yang keramat sehingga menjadi: Debu Lulik, yang menjadi tempat peristirahatan dan minum bagi para gembala sapi yang menggembalakan sapi mereka di sekitar Nenuk dan Lalian Tolu.

Surik atau pedang itu selalu menjadi alat keamanan diri yang selalu dibawa oleh para gembala atau penjaga sapi. Surik itu biasanya dipakai untuk meretas jalan kalau tertutup oleh belukar. Karena keramatnya wilayah itu, para pencuri pun takut untuk melewati wilayah Surik Lulik.

Karena danau itu kini tidak ada lagi, maka perlahan-lahan nama Surik Lulik pun hampir tidak kedengaran lagi bahkan tidak diketahui oleh generasi akhir ini.

Karena itu lokasi Surik Lulik , kini menjadi tempat atau lokasi berdirinya Gereja dan Pastoran Paroki Santo Antonius Padua, Nela. Untuk diketahui bahwa nama "Nela" merupakan bentuk akronim dari "Nenuk - Lalian Tolu".

Ilustrasi atraksi OMK dari Lalian Tolu (sumber: Victory News)
Ilustrasi atraksi OMK dari Lalian Tolu (sumber: Victory News)

Makna dan Pesan

Kisah tentang tiga tempat keramat di wilayah Kabupaten Belu ini hendak memperkenalkan kekhasan daerah Timor yang dahulu menjadi tempat keramat karena kesaktian-nya, kini bukan berkurang keramat atau kesaktiannya, tetapi bertransformasi dari 'keramat' menjadi 'sakral'.

Dengan menampilkan cerita mengenai keunikan yang ada di wilayah ini, penulis hendak memancing dan mengajak para peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah dengan locus pada tiga tempat 'sakral' ini, dan mungkinkah ketiga wilayah keramat ini diangkat menjadi situs agrowisata?

Itu berarti membutuhkan campur tangan pihak lain untuk mempelajari dan memolesnya dengan sentuhan budaya, seni dan wisata sehingga bisa menjadi tempat wisata rohani atau agrowisata!

Semoga.

Atambua: 15.10.2023

Dari berbagai sumber  lisan dan tertulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun