Hanya Kristuslah Imam yang sejati, yang lainnya hanyalah pembantu-pembantu-Nya                Â
(Santo Thomas Aquinas: 1225-1274)
Pada hari-hari dalam minggu selama bulan Oktober ini, penulis telah mendapatkan undangan dan mengikuti kegiatan yang super banget yaitu pentahbisan imam; dan perayaan syukur Perak dan Pancawindu Imamat dari beberapa orang imam Katolik.Â
Untuk itu sebagai seorang Kompasianer yang beragama Katolik, saya hendak menuliskan di sini sebuah topik khas bukan pilihan Kompasianer, tetapi sebagai sharing sekaligus informasi kepada para Kompasianer dan pembaca untuk mengenal dan mengetahui eksistensi seorang Imam Katolik dalam kancah pergaulan dunia.
Saya terdorong untuk menuliskan topik ini karena memang belum banyak tulisan mengenal hal yang satu ini.Â
Selain itu, penulis juga mau memberikan informasi yang benar, mengapa seorang imam Katolik itu tidak kawin atau tidak punya istri; harus hidup sederhana, taat pada atasan, dan tidak boleh terlibat dalam politik praktis.
Siapa Itu Imam Katolik
Menurut KBBI (hal. 630), pada arti ke-6 di sana dikatakan imam (Kat) adalah pastor yang mempersembahkan kurban misa atau memimpin upacara di gereja.Â
Ya itu sebuah tugas imam yang utama sebagaimana  dikatakan bahwa tugas seorang imam adalah menerima persembahan dari umat dan menghaturkannya kepada Tuhan.
Seorang imam menerima jabatan imamat melalui  suatu upacara penahbisan yang disebut Sakramen Imamat atau Sakramen Penahbisan.
Menurut Kompendium Katekismus Gereja Katolik nomor 323 dikatakan 'melalui rahmat khusus Roh Kudus (tahbisan), sakramen Imamat membuat orang yang ditahbiskan mampu melaksanakan kuasa suci atas nama dan dengan wewenang Kristus untuk pelayanan umat Allah'.Â
Siapakah yang berhak menjadi imam?