Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Eksistensi dan Keuntungan Adanya PKK di Desa

14 Oktober 2023   08:02 Diperbarui: 16 Oktober 2023   01:28 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan PKK di Desa (sumber: Desa Karangturi)

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan masyarakat di desa. Sebagai organisasi kemasyarakatan, PKK berfungsi memberdayakan kaum perempuan untuk turut serta berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat melalui keluarga.

Tulisan ini mencoba menampilkan sekilas sejarah keberadaan PKK dan keuntungan adanya PKK sebagai organisasi pemberdayaan yang ada di desa supaya kita melihat, mengenal dan memahami eksistensi PKK dan melibatkan diri di dalamnya demi pemberdayaan keluarga dan masyarakat,

Sekilas Sejarahnya

Menurut sejarahnya,  PKK sebagai suatu gerakan pembangunan masyarakat dimulai dari sebuah Seminar Ekonomi Keluarga yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat pada tahun 1957 yang kemudian menghasilkan 10 segi kehidupan keluarga yang selanjutnya diangkat menjadi 10 program PKK (https://pkkkabupatenasahan.com).

Mari kita coba membaca dan mengikuti perkembangan awal yang menjadi cikal bakal PKK di seluruh Indonesia sejak zaman pemerintahan Orde Baru hingga saat ini. 

Seharusnya kita patut berterimakasih kepada Ibu Istriati  Moenadi, Istri Gubernur Jawa Tengah, Moenadi (1966-1974) yang tergerak hati oleh keprihatiannya terhadap masyarakatnya di daerah Dieng Kabupaten Wonosobo karena menderita  penyakit busung lapar (Honger oedema).

Karena keadaan itu, Ibu Istriati Moenadi berinisiatif membentuk PKK dari tingkat Propinsi Jawa Tengah sampai ke tingkat kelurahan dan desa.

Ada pun susunan kepengurusan PKK pada awalnya terdiri dari unsur-unsur isteri pimpinan daerah, dalam hal ini di tingkat Propinsi ya sebagai ketua adalah istri Gubernur. Di tingkat Kabupaten/Kota, ketuanya adalah istri Bupati atau wali kota. 

Anggota-anggotanya terdiri dari istri tokoh-tokoh masyarakat, kaum perempuan dan laki-laki yang bertugas untuk melaksanakan 10 segi pokok PKK secara intensif.

Atas keberhasilan pembentukan PKK di Jawa Tengah itu, maka Presiden RI waktu itu Bapak Soeharto memerintahkan kepada Menteri Dalam Negeri waktu itu Bapak Amir Machmud agar PKK dibentuk dan dilaksanakan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Maka pada tanggal 27 Desember 1972, Menteri Dalam Negeri RI mengirimkan surat nomor 3/6/12 kepada Gubernur Jawa Tengah dengan tembusan kepada para gubernur seluruh Indonesia.

Isi surat itu adalah agar menyesuaikan Nomenklatur PKK dari  Pendidikan Kesejahteraan Keluarga menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. 

Sejak saat itu gerakan PKK dilaksanakan di daerah-daerah di seluruh Indonesia dengan nama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun 1982, Tim Penggerak PKK Pusat dibentuk dan dipimpin oleh Ibu Amir Machmud sebagai Menteri Dalam Negeri yang mulai terlaksana pada tanggal 8 Mei 1982.

Setelah berjalan selama lebih kurang 17 tahun yaitu dari tahun 1982 hingga  1999, selanjutnya PKK mengalami pembaharuan sejalan dan selaras dengan era reformasi yaitu paradigma baru pembangunan dan otonomi daerah.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka Tim Penggerak PKK Pusat menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Luar Biasa PKK tanggal 31 Oktober s/d 02 November 2000 di Bandung yang menghasilkan pokok-pokok kesepakatan, di antaranya: Pengertian dan Nomenklatur Gerakan PKK mengalami perubahan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,yang disingkat PKK.

Dengan demikian, PKK mengalami transformasi sebagai berikut:

a.  Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dari tahun 1957 s/d 1972.

b.  Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dari tahun 1972 s/d 1999

c.  Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga dari tahun 2000 s/d  sekarang.

Selain Nomenklaturnya berubah, tentu saja seiring perkembangan zaman, eksistensi organisasi PKK selain mengalami transformulasi juga transformasi fungsi dan kualitas isi organisasi kemasyarakatan tersebut.

Selanjutnya, apa saja keuntungan adanya PKK di desa/kelurahan?

Ilustrasi Tim Penggerak PKK Kab. Belu (sumber: The East)
Ilustrasi Tim Penggerak PKK Kab. Belu (sumber: The East)

Keuntungan dan eksistensi PKK di Desa

PKK sebagai suatu gerakan pembangunan yang tumbuh dari bawah, dikelola oleh, dari, dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang sejahtera di desa memiliki banyak sekali kegiatan.

PKK juga merupakan suatu lembaga sosial kemasyarakatan di desa yang independen, non profit, dan tidak berafiliasi kepada suatu partai politik tertentu, sangat membantu pemberdayaan masyarakat dan keluarga-keluarga.

Memperhatikan eksistensi dari PKK di desa, maka beberapa keuntungan PKK di desa dapat dikemukakan sebagai berikut:

Pertama, Membantu Pemerintah Menuntaskan Masalah Kesehatan dan Stunting di Desa

PKK sebagai mitra pemerintah Desa mempunyai peran penting dalam membantu menuntaskan masalah kesehatan dan gizi di desa, secara khusus permasalahan Stunting.

Istri Kepala Desa adalah Ketua Tim Penggerak PKK di Desa. Anggota-anggota PKK desa terdiri dari ibu-ibu kader yaitu para relawan yang merupakan ibu-ibu di desa. Para kader ini tidak digaji, mereka bekerja dengan sukarela dan sukahati.

Setiap permasalahan di masyarakat yang berhubungan dengan peranan keluarga dan perempuan atau ibu-ibu, merekalah yang pertama-tama terlibat untuk mendiskusikan dan mencari jalan keluar bersama. Salah satu permasalahan terbesar saat ini adalah masalah stunting. Selain mendiskusikan, PKK langsung bertindak melakukan berbagai kegiatan sosialisasi, pelatihan untuk menuntaskan masalah stunting tersebut.

Kedua, Memberdayakan para Perempuan atau Ibu-Ibu di Desa

Boleh dikatakan, PKK merupakan organisasi ibu-ibu di desa yang sangat berperan penting. PKK bertugas meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan di desa. 

PKK di desa sering diidentikkan atau diasosiasikan dengan perkumpulan ibu-ibu yang memiliki berbagai kegiatan positif. Berbagai kegiatan ibu-ibu yang positif seperti pelatihan UKM (Usaha Kecil Menengah), memimpin arisan ibu-ibu.

PKK juga sering mengadakan seminar-seminar kecil mengenai kesehatan reproduksi bagi ibu-ibu, latihan KB, diskusi tentang KDRT, juga tentang kesehatan ibu dan anak.

Pokoknya PKK di desa sangat berperan besar untuk membantu pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu-ibu keluarga. Mereka dilatih untuk memimpin rapat dan action di lapangan, seperti mengolah makanan, latihan membuat roti, bakso, dan lain-lain.

Ketiga, PKK Berorientasi pada Lingkungan Hidup

Keuntungan ketiga keberadaan PKK di desa adalah membantu ibu-ibu dan para perempuan untuk berorientasi pada lingkungan hidup. PKK sebagai organisasi ibu-ibu membantu mereka untuk mengembangkan lingkungan yang asri, sehat, aman, dan nyaman bagi keluarga dan masyarakat.

Pertama-tama para ibu diminta untuk memperhatikan kebersihan lingkungan, membuat taman bunga, taman obat dan taman dapur yang disebut dengan Taman Hidup.

Di dalam taman hidup ini dikembangkan: 

* Bunga untuk menambah sedap dan asrinya hidup dengan adanya berbagai macam bunga di taman seperti mawar; aglonema; melati; pecah piring dan lain-lain, yang akan memberikan inspirasi dan sedap dipandang mata.

* Obat-obatan hidup untuk mengobati keluarga, seperti jahe merah; ginseng; kumis kucing; yang akan membantu keluarga untuk pertolongan pertama pada penyakit.

 * Dapur hidup berupa tanaman yang bisa membantu kehidupan keluarga seperti menanam bawang; lombok, tomat, sayur-sayuran dan lain-lain. 

Itu semua selian membantu keluarga mengatasi persoalan-persoalan hidupnya, juga membantu menyediakan O2 bagi kehidupan manusia yaitu lingkungan hidup yang hijau dan sehat.

***

Melihat betapa pentingnya organisasi PKK di desa, baiklah kiranya Pemerintah Desa memberi perhatian yang serius kepada gerakan PKK Desa untuk melibatkan sebanyak mungkin perempuan atau ibu-ibu di desa. 

Semakin banyak perempuan dan ibu terlibat dalam organisasi PKK akan lebih cepat untuk menularkan berbagai program pembangunan di desa.

Bagi pemerintah Desa atau kelurahan yang belum memaksimalkan peran pentingnya PKK Desa/Kelurahan, kiranya belum terlambat untuk memulai. Sebab kata orang, "lebih baik terlambat daripada tidak pernah sama-sekali".

Semoga organisasi dan gerakan PKK yang sudah ada di desa/kelurahan semakin memantapkan peran dan fungsinya untuk membantu keluarga-keluarga menuju pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.

Ya, kalau bukan sekarang kapan lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi!

Salam 

Atambua: 14.10.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun