Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wisuda di Tengah Kekeringan dan Harapan untuk Mendapatkan Pekerjaan

28 September 2023   19:50 Diperbarui: 28 September 2023   20:15 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para wisudawan-wisudawati (dok.panitia)

Hari ini (Kamis, 28/09/2023) sebuah Sekolah Tinggi dalam Ilmu Pastoral yang berada di bawah perhatian Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen BIMAS) Katolik Kementerian Agama RI melakukan wisuda kepada 48 mahasiswa-mahasiswi yang telah menyelesaikan studinya selama 8 (delapan) semester.

Itulah Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Petrus Keuskupan Atambua yang kampusnya terletak tidak jauh dari kampus Universitas Negeri Timor (UNIMOR) di bilangan Km. 9 Kota Sari Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur-Indonesia. Penulis sendiri berkesempatan mengikuti acara wisuda yang tergolong unik ini, karena dikemas dalam sebuah perayaan liturgis sesuai Liturgi Gereja Katolik, di mana selain wisuda, para wisudawan-wisudawati juga diberi "Berkat Perutusan".

Sehubungan dengan kegiatan wisuda yang dilakukan 'kampus kuning'  ini, penulis hendak menurunkan sebuah opini dengan judul: Wisuda Di Tengah Kekeringan dan Harapan untuk Mendapatkan Pekerjaan".  

Penulis memberi julukan 'Kampus Kuning" semata-mata karena warna dasar jaket almamater sekolah dan semua hiasan kampus ini didominasi oleh warna kuning orange.

Ada setidak-tidaknya 3 (tiga) hal yang hendak penulis kemukakan di sini yakni perihal Wisuda; Kekeringan; dan Pekerjaan. Untuk itu penulis mengajak para kompasianer untuk turut menyimak dan memberi komentar terhadap ulasan sederhana berikut ini:

Wisuda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wisuda adalah peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat. Sedangkan menurut wikipedia.org, wisuda adalah upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan. 

Menurut kamus elektronik itu, kata wisuda, awalnya berasal dari bahasa Jawa yaitu "wisudha" yang artinya pelantikan bagi orang yang telah menyelesaikan pendidikan. Sedangkan prosesi wisuda pun selalu diidentikkan dengan menggunakan pakaian toga. Sementara kata dan model toga itu sendiri berasal dari  bahasa Latin 'tego' yang artinya penutup. 

Wisuda itu sendiri sebenarnya merupakan suatu acara simbolik yang menandakan bahwa mahasiswa sudah lulus pendidikan sarjana. Wisuda juga merupakan kesempatan atau momentum untuk memeperkenalkan diri para lulusan kepada stakeholders yang nantinya akan menggunakan keahlian dari pada wisudawan-wisudawati.

Jadi sebenarnya pada acara wisuda itu yang seharusnya dihadirkan oleh pihak panitia wisuda dan kampus adalah selain orang tua, juga menghadirkan pihak-pihak yang  akan mempekerjakan para wisudawan-wisudawati. Maka sekali lagi pada saat wisuda itulah para stakeholders diundang untuk menyaksikan dan kemudian bisa memilih untuk mempekerjakan mereka.

Wisuda dihadiri oleh Wakil Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi yang juga adalah mantan Dirjen Bimas Katolik RI  (2014-2019), Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. DR. Dominikus Saku, dan Kepala Kantor Kementerian Agama dari tiga Kabupaten: TTU, Malaka, dan Belu.

Kekeringan

Hari baru pukul 9 pagi. Udara sudah terasa panas. Angin bertiup kencang.  Efek El Nino sangat terasa. Kekeringan betul. Penulis sempat melihat sebuah cekdam yang dibangun dekat kampus hampir kering. Itu pertanda sudah mencapai puncak kekeringan. 

Seperti yang pernah diangkat oleh Kompasianer Rendy Artha Luvian bahwa kekeringan ini bisa berdampak pada kekeringan sosial ekonomi. Dan betul itu sudah terasa saat ini. Gagal panen tahun ini sudah menyebabkan  harga beras makin melonjak. Di pasaran harga besar mencapai Rp 15.000.

Kekeringan di sini bukan hanya pengaruh musim, tetapi dompet juga kering. Maka kekeringan bukan hanya terjadi di luar, tetapi juga di dalam. 

Kampus ini berasrama. Semua mahasiswa wajib tinggal di asrama. Tapi mereka harus masak sendiri. Bisa juga dompet kering artinya uang tidak ada, karena di rumah sana orang tua juga mau makan apa? Dan wisuda pun harus terjadi di saat kekeringan seperti ini. Namun biarlah semua terjadi.

Panitia wisuda angkatan XIII (dok.panitia)
Panitia wisuda angkatan XIII (dok.panitia)

Harapan Mendapatkan Pekerjaan

Menurut data BPS sebagaimana dirilis republika.co.id, saat ini masih ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Angka ini merupakan 5,45 persen dari total angkatan kerja per tahun yaitu sebesar 146,62 juta tenaga kerja, dari total penduduk usia kerja di Indonesia yaitu 211,59 juta orang menurut data per-Februari 2023.

BPS juga memberi catatan bahwa meski banyak pengangguran, namun angka tersebut sudah makin lebih baik dari jumlah pengangguran pada tahun sebelumnya.

Sementara itu menurut Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Santo Petrus Keuskupan Atambua, Dr. Theodorus Asa Siri, S.Ag, data alumni menunjukkan bahwa sejak sekolah tinggi ini berdiri 30 Desember 2009 (stpsantopetruska.ac.id) sudah mewisuda 13 angkatan dengan total 1.050 lulusan. Dan puji Tuhan tidak ada alumni yang menganggur hingga saat ini.

Umumnya para alumni STP Santo Petrus bekerja sebagai pengajar atau guru agama katolik di sekolah; sebagai penyuluh agama katolik baik negeri maupun swasta; ada juga yang bekerja sebagai tenaga pastoral di paroki-paroki di seluruh wilayah Keuskupan Atambua.

Ada juga tamatan STP yang kini bekerja di luar provinsi Nusa Tenggara Timur, bahkan ada yang bekerja di luar negeri yaitu Negara Republik Demokratik Timor Leste.

Dengan demikian, ada tiga hal yang hendak dikatakan dan diharapkan oleh lembaga ini kepada para alumninya, yakni:

Pertama, Meski angka pengangguran di Indonesia cukup banyak, namun di dalam jumlah itu tidak terdapat alumni STP Santo Petrus karena lulusan STP langsung direkrut untuk mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya.

Kedua, Wisuda ini  akan membuktikan bahwa anda siap untuk meninggalkan dunia akademis dan memasuki dunia kehidupan. Di sanalah anda akan diuji. Semua ilmu dan ketrampilan yang anda dapatkan di kampus, harus dapat diterapkan di dalam dunia kehidupan.

Ketiga, Di tengah kekeringan sebagai efek El Nino diharapkan para alumni Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Atambua mampu menciptakan lapangan kerja dan tidak mengharapkan untuk menjadi ASN semata.

Atambua, 28.09.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun