Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kemarau Telah Tiba, Hati-Hatilah Terhadap 5 Fenomena Berikut

4 September 2023   17:38 Diperbarui: 4 September 2023   17:57 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  sumber foto Pexels

Biasanya kalau panas makin terik, angin pun bertiup makin kencang dan kadang secara tiba-tiba saja datang angin yang berputar-putar di sekitar. Biasanya tidak berlangsung lama, hanya sekitar 5-10 menit dan pada aera skala lokal. Tahun kemarin beberapa rumah ikut terangkat diporakporandakan oleh angin putting beliung. Juga beberapa tenda tempat berlangsungnya Pekan Pameran Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan Gereja Keuskupan Atambua ikut terangkat dan patah. Untunglah tidak ada korban jiwa.

3.   Api dan Kebakaran

Salah satu hal yang patut diwaspadai adalah kebakaran yaitu kebakaran rumah maupun kebakaran hutan.

Sudah terlihat di beberapa tempat di sepanjang jalan ada kebakaran lahan dan semak belukar. Umumnya kebakaran itu terjadi karena ulah manusia yaitu ulah para pejalan kaki atau mereka yang merokok dan sengaja membuang puntung rokok. Mungkin mereka tidak berpikir bahwa akan ada kebakaran, atau mungkin tahu tapi dengan sengaja tahu dan mau supaya terjadi kebakaran.

Di beberapa ruas jalan dekat kota, terpaksa mobil pemadam kebakaran harus dikerahkan untuk memadamkan api yang terus membesar akibat tiupan angin keras.

Ada juga beberapa pemuda yang dengan sukarela dan panggilan nurani ikut memadamkan api yang terus meluas menuju pemukiman. Dengan air di ember dan daun-daunan hijau yang dipatahkan dari tangkainya dipakai untuk memadamkan api.

Ya karena ulah satu dua orang menyebabkan orang lain harus berpayah-payah untuk memadamkannya.

Salah satu kebiasaan di Timor yang hingga saat ini belum tuntas dicegah yaitu pembukaan lahan dengan cara menebang dan membakar hutan. Kebakaran terjadi dan merambat luas juga karena ulah mereka yang membuka kebun atau ladang baru dengan cara menebang dan membakar hutan.

Ilustrasi sumber foto Kompas.Id
Ilustrasi sumber foto Kompas.Id

4.   Sumber Air Kering

Akibat lain dari musim kemarau adalah keringnya sumber-sumber mata air. Untuk diketahui bahwa di Pulau Timor umumnya sungai-sungainya kecil. Banjir atau air meluap pada muism hujan, tetapi sesudah itu sungai menjadi kering.

Maka biasanya memasuki bulan September dan Oktober sebagai puncak musim kemarau atau panas, selalu diikuti dengan sulitnya mencari air untuk minum, mandi, cuci dan kakus. Di mana-mana, ibu-ibu dan anak-anak menggunakan jerigen berjalan cukup jauh untuk mencari air.

5.    Paceklik

Satu hal lain yang menjadi ikutan musim kemarau adalah musim paceklik yaitu muism kekurangan bahan makanan atau bisa dikatakan musim kelaparan, karena semua pada kering kerontang, termasuk rumput untuk ternak di padang pun menjadi kering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun